Pembelajaran Kooperatif Morgan et.al

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran PKn dapat mencapai tujuannya jika menggunakan model pembelajaran kooperatif.

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Roger, dkk dalam Huda 2013:29 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajarsiswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas, Karli dan Yuliariatiningsih dalam Hamdani, 2011: 165 berpendapat bahwa pembalajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik, menurut Arends dalam Trianto, 2011:47 menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara koopatif untuk menuntaskan materi belajar. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam. d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu Merujuk pendapat para ahli diatas maka pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan kerjasama antar siswa dan masing-masing siswa memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lain. Jadi keberhasilan pembelajaran kooperatif ini bergantung pada keberhasilan masing-masing individu dalam suatu kelompok, dimana keberhasilan tersebut merupakan tolak ukur dari keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif itu sendiri. 2.1.4.2 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Rusman 2014:208 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau di kehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikannya usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu penghargaan bersama. Sedangkan Roger dan David Johnson Suprijono, 2012: 58 mengungkapkan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: a. Positive interdependence saling ketergantungan positif b. Personal responsibility tanggung jawab perseorangan c. Face to face promotive interaction interaksi promotif d. Interpersonal skill komunikasi antaranggota e. Group processing pemrosesan kelompok 2.1.4.3 Variasi Model Pembelajaran Kooperatif Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran memiliki variasi tersendiri, salah satunya model pembelajaran kooperatif. Disini kita akan melihat variasi model pembelajaran kooperatif. Setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu Kancing Gemerincing, STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok Teams Games Tournaments atau TGT, dan pendekatan struktural yang meliputi Think Pair Share TPS dan Numbered Head Together NHT. Setelah menyebutkan beberapa pendekatan dengan model pembelajaran kooperatif, peneliti telah memutuskan untuk menggunakan model Number Head Together berbantuan media Audio Visual yang akan digunakan dalam penelitian pada siswa kelas V SDN Pakintelan 03 Kota Semarang.

2.1.5 Model Pembelajaran Number Head Together

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKINTELAN 03 SEMARANG

1 9 213

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 03 KOTA SEMARANG

0 13 289

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

0 13 233

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IVB SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

0 17 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN PUZZLE PADA SISWA KELAS IV B SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 4 242

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 5 221

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KANCING GEMERINCING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVSDN SDN PUDAKPAYUNG KOTA SEMARANG

0 3 250