viii B.
Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia 1.
Sebelum Lahirnya Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
….…….…….…….…….…….…….…….…………….… 40 2.
Setelah Lahirnya Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang …………………………………………....…….……………….. 44
BAB III KEWENANGAN KOMISI
PEMBERANTASAN KORUPSI
MELAKUKAN PENYITAAN TERHADAP ASET YANG DIDUGA HASIL TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
A. Dasar Hukum KPK Melakukan Penyitaan Terhadap Aset Yang Diduga
Hasil Tindak Pidana Pencucian Uang ….…….…….…….………… 51
B. Proses Penyitaan Terhadap Aset Yang Diduga Hasil Tindak Pidana
Pencucian Uang 1.
Bentuk dan Tata Cara Penyitaan Menurut KUHAP …….……... 69
2. Tata Cara Penyitaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
KPK ….…….…….…….…….….……….…….…….…….…. 77
BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYITAAN ASET YANG TIDAK TERKAIT TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG OLEH
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
A. Kronologis Perkara dan Aset Terdakwa
Universitas Sumatera Utara
ix 1. Kronologis Perkara Berdasarkan Surat Dakwaan Pada Putusan
Nomor: 20PID.SUSTPK2013PN.JKT.PST.
tanggal 3
September 2013 …….….……..….…….………….…….…….. 80
2. Aset Terdakwa Yang Diperoleh Pada Tahun 2003 Sampai 2010 Dan
Telah Disita
Oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi
….………….…….…….….…….…….…….………... 87 B.
Tinjauan Yuridis Terhadap Penyitaan Aset Terdakwa Djoko Susilo yang Tidak Terkait Tindak Pidana Pecucian Uang oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi ……………...….……....….…….…….… 103
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ….…….…….…….…….…….…….…….………….. 121 B.
Saran ….…….…….…….…….…….…….…….…….….……….. 125
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………......... 127
Universitas Sumatera Utara
ii
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYITAAN ASET YANG TIDAK TERKAIT TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI STUDI KASUS PERKARA NO. 20PID.SUSTPK2013PN.JKT.PST.
ATAS NAMA TERDAKWA IRJEN POL Drs. DJOKO SUSILO, S.H., M.Si ABSTRAKSI
Sarabjit Singh Sandhu Syafruddin Kalo
Mahmud Mulyadi Indonesia merupakan negara hukum, sebagaimana tercantum pada Pasal 1
butir ke-3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hukum sebagai panglima tertinggi mengakibatkan seluruh tindakan harus
berdasarkan hukum. Pasal 28D UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakukan yang sama di hadapan hukum.
Berdasarkan pokok pemikiran diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu bagaimana pengaturan terhadap tindak pidana pencucian
uang di Indonesia, bagaimana peraturan perundang-undangan mengatur tentang kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan penyitaan aset
yang diduga terkait tindak pidana pencucian uang dan bagaimana prosedur penyitaan tersebut serta bagaimana tinjauan yuridis terhadap penyitaan yang
dilakukan oleh KPK terhadap aset-aset Irjen Pol Djoko Susilo, S.H., M.Si. yang tidak terkait dengan tindak pidana pencucian uang.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normative yang emnitikberatkan pada data sekunder dengan spesifikasi deskriptif analitis, yaitu
memaparkan tentang peraturan yang berlaku dan menganalisis penyitaan yang dilakukan oleh KPK terhadap aset yang tidak terkait dengan tindak pidana tindak
pidana pencucian uang yang dilakukan oleh Irjen Pol Djoko Susilo, S.H., M.Si. Analitis data yang digunakan adalah metode analitis kualitatif.
Bahwa penyitaan aset Irjen Pol Djoko Susilo, S.H., M.Si. yang diperoleh pada tahun 2003 sampai 2010 oleh KPK dengan alasan tidak seimbangnya antara
penghasilan dan aset yang diperoleh, telah melampaui kewenangan dan tidak sah secara hukum. Berdasarkan Pasal 47 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK dalam melakukan penyitaan wajib didasarkan pada bukti permulaan yang cukup, yaitu ditemukan sekurang-
kurangnya 2 dua alat bukti bahwa aset tersebut adalah hasil tindak pidana korupsi. Alasan karena tidak seimbangnya pengasilan dengan aset yang dimililki
bukan alasan yang diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan penyitaan.
Mahasiswa Fakultas Hukum USU Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
DosenPembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN