69
B. Proses Penyitaan Terhadap Aset yang Diduga Hasil Tindak Pidana Pencucian Uang
1. Bentuk Dan Tata Cara Penyitaan Menurut KUHAP
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP ada beberapa bentuk dan tata cara melakukan penyitaan, yaitu:
48
a. Penyitaan Biasa dan Tata Caranya
Penyitaan dengan bentuk dan prosedur biasa merupaka aturan umum penyitaan. Selama tidak ada hal-hal genting atau luar biasa maka penyidik
wajib untuk mengikuti prosedur penyitaan ini. Penyimpangan dari aturan terhadap bentuk dan tata cara penyitaan biasa hanya dapat dilakukan
apabila terdapat keadaan-keadaan yang mengharuskan untuk itu sehingga dilakukan dengan prosedur lainnya sesuai dengan keadaan yang mengikuti
peristiwa tersebut. Adapun tata cara pelaksanaan penyitaan bentuk biasa yaitu:
1 Harus Ada Surat Izin Penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri
Sebelum penyidik melakukan penyitaan, terlebih dahulu harus meminta izin dari Ketua Pengadilan Negeri setempat. Dalam
permintaan tersebut, penyidik memberi penjelasan dan alasan-alasan pentingnya dilakukan penyitaan guna dapat memperoleh bukti baik
sebagai bukti pada tahap penyidikan, penuntutan dan pada pemeriksaan di pengadilan.
48
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm.266-274.
Universitas Sumatera Utara
70
Salah satu tujuan pokok diharuskan adanya izin dari Ketua Pengadilan Negeri adalah untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian agar tidak terjadi penyitaan yang tidak perlu atau penyitaan yang bertentangan dengan undang-undang.Ketua Pengadilan
Negeri berwenang untuk menolak permintaan penyitaan dari penyidik yang juga harus disertai dengan alasan berdasar hukum dan undang-
undang. 2
Memperlihatkan atau Menunjukkan Tanda Pengenal Bahwa penyidik dalam melakukan penyitaan harus menunjukkan
“tanda pengenal” jabatan kepada pihak yang terhadap dirinya akan dilakukan penyitaan. Hal ini akan memberikan kepastian bagi pihak
yang bersangkutan bahwa dia benar-benar petugas penyidik yang memang berwenang untuk itu. Jika penyidik tidak menunjukkan tanda
pengenal maka pihak yang hendak disita dapat menolak tindakan penyitaan tersebut.
3 Memperlihatkan Benda yang Akan Disita
Penyidik harus memperlihatkan benda yang akan disita kepada pihak dari mana benda itu akan disita atau kepada keluarganya. Tujuannya
adalah untuk menjamin adanya kejelasan atas benda yang disita dan termasuk juga ketika penyidik menunjukkan benda yang disita dapat
sekaligus meminta keterangan kepada orang tersebut atau keluarganya tentang asal usul benda yang akan disita tersebut.
Universitas Sumatera Utara
71
4 Penyitaan dan Memperlihatkan Benda Sitaan Harus Disaksikan oleh
Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dengan 2 Orang Saksi Bahwa dalam melakukan penyitaan harus terdapat saksi yang melihat
penyitaan dan benda apa yang disita oleh penyidik. Jadi, penyidik harus membawa saksi ke tempat pelaksanaan sita sekurang-kurangnya
3 orang, yaitu Kepala Desa atau Ketua Lingkungan Ketua RTRW dan ditambah 2 orang saksi lainnya.
5 Membuat Berita Acara Penyitaan
Pembuatan berita acara diatur dalam Pasal 129 ayat 2 KUHAP, yakni:
a Setelah berita acara selesai dibuat, penyidik membacakan di
hadapan atau kepada orang dari mana benda itu disita atau kepala keluarganya dan kepada ketiga orang saksi;
b Jika telah diterima dan disetujui isi berita acara, maka penyidik
memberi tanggal pada berita acara; c
Masing-masing pihak membubuhkan tanda tangannya dalam berita acara penyitaan tersebut mulai dari penyidik, pihak yang
bersangkutan atau keluarganya dan ketiga orang saksi. 6
Menyampaikan Turunan Berita Acara Penyitaan Tujuannya adalah agar penyitaan yang dilakukan oleh penyidik dapat
diawasi dan terkendali. Pengawasan dan pengendalian itu dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat meliputi kalangan lingkungan yang
agak luas. Baik pengawasan dan pengendalian langsung oleh atasan
Universitas Sumatera Utara
72
penyidik sebagai built in control, maupun dari pihak-pihak yang berkepentingan dan orang yang ikut terlibat dalam penyitaan itu
sendiri. 7
Membungkus Benda Sitaan Menjadi patut dan wajar untuk menjaga dan memelihara barang sitaan
dengan cermat dan baik, sebagaimana layaknya barang pribadi dan bahkan harus melebihi cara penjagaan terhadap barang pribadi.
Berdasarkan Pasal 130 KUHAP cara-cara untuk pembungkusan benda sitaan, meliputi:
a Mencatat berat atau jumlah menurut jenis masing-masing benda
sitaan; b
Mencatat hari tanggal penyitaan; c
Tempat dilakukan penyitaan; d
Identitas orang dari mana benda itu disita; e
Diberi lak dan cap jabatan dan ditandatangani oleh penyidik. Jika benda sitaan tidak mungkin dibungkus maka Pasal 130 ayat 2
KUHAP telah mengatur lebih lanjut akan hal tersebut, yaitu: a
Membuat catatan selengkapnya seperti pada ayat 1; b
Catatan tersebut ditulis di atas label yang ditempelkan atau dikaitkan pada benda sitaan.
b. Penyitaan dalam Keadaan Perlu dan Mendesak
Hal ini merupakan bentuk pengecualian penyitaan biasa yang diatur dalam Pasal 32 ayat 2 KUHAP yang memberikan kemungkinan melakukan
Universitas Sumatera Utara
73
penyitaan tanpa melalui cara yang ditentukan Pasal 32 ayat 1 KUHAP. Tujuannya adalah untuk memberi kelonggaran kepada penyidik untuk
dapat bertindak cepat sesuai dengan keadaan yang diperlukan. Keadaan yang perlu dan mendesak adalah bilamana ditempat itu diduga
kuat terdapat benda yang dapat disita yang dikhawatirkan segera dimusnahkan atau dipindahkan sedangkan surat izin dari Ketua PN tidak
mungkin diperoleh dengan cara yang layak dan dalam waktu yang singkat.
49
Tata cara penyitaan dalam keadaan sangat perlu dan mendesak adalah sebagai berikut:
1 Tanpa Surat Izin Ketua Pengadilan Negeri
Bahwa penyitaan dapat dilakukan oleh penyidik tanpa adanya izin dari Ketua Pengadilan Negeri sehingga penyidik tidak perlu melapor atau
meminta izin terlebih dahulu kepada Ketua Pengadilan Negeri. 2
Hanya Terbatas Pada Benda Bergerak Saja Objek penyitaan dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak
sangat dibatasi yaitu hanya meliputi benda bergerak saja. Alasan pokok adalah bahwa hanya bergerak yang mudah dihilangkan atau
dimusnahkan tersangka bukan benda tidak bergerak. 3
Wajib Segera Melaporkan Untuk Mendapat Persetujuan Segera sesudah penyitaan dilakukan baik berhasil atau tidak berhasil
wajib untuk melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat.
49
Dr. Juffal, Op.Cit, hlm. 121.
Universitas Sumatera Utara
74
c. Penyitaan dalam Keadaan Tertangkap Tangan
Dalam keadaan tertangkap tangan wewenang penyidik untuk melakukan penyitaan lebih diperluas, yakni tanpa adanya surat izin dari Ketua
Pengadilan Negeri.
50
Penyidik dapat secara langsung menyita sesuatu benda dan alat:
1 Benda dan alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana;
2 Benda dan alat yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan
tindak pidana; 3
Benda lain yang dapat dipakai sebagai alat bukti. Selain dari pada benda atau alat berdasarkan Pasal 41 KUHAP diberi
wewenang lain bagi penyidik untuk menyita dalam keadaan tertangkap tangan, yaitu:
1 Menyita paket atau surat;
2 Benda pengangkutan atau pengirimannya dilakukan oleh kantor pos;
3 Sepanjang surat atau paket atau benda yang dikirim tersebut
diperuntukkan atau berasal dari tersangka 4
Penyidik harus membuat surat tanda terima kepada tersangka atau kepada jawatan atau perusahaan telekomunikasi maupun pengangkutan
dari mana benda atau surat tersebut disita. d.
Penyitaan Tidak Langsung Pasal 42 KUHAP mengatur bentuk penyitaan secara tidak langsung.
Bahwa dalam penyitaan tidak langsung ini penyidik tidak secara langsung
50
Dr. Juffal, Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
75
melakukan upaya paksa penyitaannya melainkan menyuruh orang yang bersangkutan untuk mengantar atau menyerahkannya sendiri kepada
penyidik. Tata cara penyitaan secara tidak langsung diatur dalam Pasal 42 KUHAP
yaitu: 1
Seseorang yang menguasai benda yang dapat disita karena benda itu tersangkut sebagai barang bukti dari suatu tindak pidana, oleh karena
itu perlu disita; 2
Surat-surat yang ada pada seseorang yang berasal dari tersangka atau terdakwa atau surat yang ditujukan kepada tersangkaterdakwa atau
kepunyaan tersangkaterdakwa ataupun yang diperuntukkan baginya; 3
Jika benda itu merupakan alat untuk melakukan tindak pidana; 4
Penyidik memerintahkan kepada orang-orang yang menguasai atau memegang benda untuk menyerahkan kepada penyidik;
5 Penyidik memberikan surat tanda terima atas penyerahan benda
tersebut. e.
Penyitaan Surat atau Tulisan Lain Yang dimaksud dengan surat atau tulisan lain sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 43 KUHAP adalah surat atau tulisan yang disimpan atau dikuasai oleh orang tertentu, di mana orang tertentu yang menyimpan atau
menguasai surat itu diwajibkan merahasiakannya oleh undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
76
Ketentuan yang diatur dalam Pasal 43 KUHAP tidak berlaku untuk surat atau tulisan yang menyangkut rahasia negara.
51
Syarat dan caranya adalah: 1
Hanya dapat disita atas persetujuan mereka yang dibebani kewajiban oleh undang-undang untuk merahasiakannya.
Misalnya, akta notaris atau sertipikat, hanya dapat disita atas persetujuan notaris atau pejabat yang bersangkutan
2 Atas izin khusus Ketua Pengadilan Negeri, jika tidak ada persetujuan
dari pihak yang berkewajiban berdasarkan undang-undang untuk merahasiakan hal tersebut.
f. Penyitaan Minuta Akta Notaris Berpedoman kepada Surat Mahkamah
AgungPemb342986 dan Pasal 43 KUHAP Mengenai penyitaan ini dapat dikemukakan pedoman sebagai berikut:
1 Ketua Pengadilan Negeri harus benar-benar mempertimbangkan
relevansi dan urgensi penyitaan secara objektif berdasarkan Pasal 39 KUHAP;
2 Pemberian izin khusus Ketua Pengadilan Negeri atas penyitaan Minuta
Akta Notaris berpedoman kepada petunjuk teknis dan operasional yang digariskan dalam Surat Mahkamah Agung No. MaPemb342986 12
April 1986, antara lain menjelaskan: a
Pada prinsipnya Minuta Akta menurut Pasal 40 Peraturan Jabatan Notaris PJN hanya boleh diperlihatkan atau diberitahu kepada
51
Ibid , hlm. 123.
Universitas Sumatera Utara
77
orang yang berkepentingan langsung. Sehubungan dengan itu, notaris berada dalam posisi sulit menghadapi proses pidana yang
dihadapkan kepadanya; b
Ketentuan yang diatur dalam Pasal 43 KUHAP, lebih tinggi tingkatannya dari PJN, oleh karena itu, apa yang diatur dalam Pasal
40 PJN selayaknya tunduk kepada penyitaan yang diatur dalam KUHAP;
c Minuta Akta yang disimpan oleh notaris pada umumnya dianggap
sebagai arsip negara. 3
Oleh karena Minuta Akta ditafsirkan sebagai arsip negara atau melekat padanya rahasia jabatan notaris, pemberian izin oleh Ketua Pengadilan
Negeri, merujuk pada ketentuan Pasal 43 KUHAP.
2. Tata Cara Penyitaan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK