9 pidana pencucian uang. Kiranya skripsi ini juga dapat memberikan jawaban
atas berbagai pertanyaan dan keingintahuan masyarakat secara umum maupun para praktisi, akademisi dan mahasiswaterkait penyitaan yang
dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK terhadap aset yangdiduga hasil tindak pidana pencucian maupun aset yang tidak terkait
dengan tindak pidana pencucian uang. 2.
Secara Praktis Adanya skripsi ini kiranya dapat dijadikan sebagai suatu informasi hukum,
rujukan maupun masukan bagi semua kalangan terkhusus para penegak hukum serta merupakan wujud dari fungsi kritis mahasiswa terhadap
penegakan hukum yang menjamin hak-hak dari seorang tersangka danatau terdakwa khususnya dalam perkara tindak pidana pencucian uang.
E. Keaslian Penulisan Judul skripsi “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYITAAN
ASET YANG TIDAK TERKAIT TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG OLEH
KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI STUDI
KASUS PERKARA
NO. 20PID.SUSTPK2013PN.JKT.PST.
ATAS NAMA
TERDAKWA IRJEN POL Drs. DJOKO SUSILO, S.H., M.Si
” belum pernah ditulis sebelumnya oleh mahasiswa baik mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara USU maupun mahasiswa diluar Universitas Sumatera Utara USU. Penulisan skripsi ini juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui
media internet, dan sepanjang penelusuran yang penulis lakukan, belum ada
Universitas Sumatera Utara
10 penulis lain yang pernah mengangkat topik tersebut. Sekalipun ada, hal itu adalah
diluar sepengetahuan dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam skripsi ini.Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil
pemikiran penulis yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak maupun media
elektronik.Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli
penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F. Tinjauan Kepustakaan
Penulisan skripsi ini berkisar tentang Tinjauan Yuridis Terhadap Tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi yang Melakukan Penyitaan Terhadap Aset yang
Tidak Terkait Tindak Pidana Pencucian Uangsebagai wujud kritis dalam rangka pengawasan dan keterbukaan informasi publik atas penegakan hukum.
Adapun tinjauan kepustakaan tentang skripsi ini, adalah sebagai berikut: 1.
Tindak Pidana Pencucian Uang Money Laundering Dalam Black
’s Law Dictionary disebutkan, bahwa money laundering atau pencucian uang disebutkan sebagai :
11
“term used to describe investment or other transfer of money flowing from racketeering, drug transaction, and other illegal sources into
legitimate channels so that its original source cannot be traced ”.
Yang dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan pencucian uang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan investasi atau
11
Bismar Nasution, Op.Cit, hlm. 17.
Universitas Sumatera Utara
11 pengalihan uang yang mengalir dari pemerasan, transaksi narkoba, dan
sumber-sumber ilegal lainnya kesaluran yang sah sehingga sumber aslinya tidak dapat ditelusuri penulis.
Sementara itu, pengertian money laundering lainnya dapat diamati dari pengertian yang terdapat dalam United Nation Convention on Against Illicit
Trafic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances of 1998 , yang
membuat pengertian money laundering adalah:
12
“the convention or transfer of property, knowing that such property is devired from any serious indictable offence or offences, for the
purpose of concealing or disgusting the illicit of the property or of assisting any person who is involved in the commission of such an
offence or offences to evade the legal consequences of his action; or the concealment or disguise of the nature, source, location, disposition,
movement, rights with respect to, or ownership of property, knowing that such property is derived from a serious indictable offence or
offences or from an act of participation in such an offence or offences
”. Yang dapat diartikan bahwa pencucian uang adalah pengalihan atau
pemindahan kekayaan yang mana kekayaan tersebut berasal dari kejahatan atau pelanggaran serius yang dapat dituntut, dengan tujuan untuk
menyembunyikan kekayaan yang tidak sah atau membantu setiap orang yang
terlibat dalam kejahatan atau pelanggaran untuk menghindari konsekuensi hukum dari tindakannya; atau penyembunyian atau penyamaran sifat, sumber,
lokasi, disposisi, gerakan, hak yang berkaitan dengan, atau kepemilikan kekayaan, dengan mengetahui bahwa kekayaan tersebut berasal dari
pelanggaran atau kejahatan serius atau
dari tindakan ikut serta dalam suatu pelanggaran atau kejatanan penulis.
12
Ibid , hlm. 17-18.
Universitas Sumatera Utara
12 Menurut ketentuan Article 38 3 Finance Act 1993 Luxembourg,
pencucian uang dapat didefinisikan sebagai:
13
“suatu perbuatan yang terdiri atas penipuan, menyembunyikan, pembelian, pemilikan, menggunakan, menanamkan, penempatan,
pengiriman, yang dalam undang-undang yang mengatur mengenai kejahatan atau pelanggaran secara tegas menetapkan status perbuatan
tersebut sebagai tindak pidana khusus, yaitu suatu keuntungan ekonomi yang diperoleh dari tindak pidana lainnya
”. Sedangkan Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini mengatakan bahwa tidak
ada definisi yang universal dan komprehensif mengenai tindak pidana pencucian uang money laundering, karena berbagai pihak seperti institusi-
institusi investigasi, kalangan pengusaha, Negara-negara dan organisasi- organisasi lainnya memiliki definisi-definisi sendiri untuk itu.
14
Akan tetapi dia mengambil kesimpulan tentang berbagai definisi tentang pencucian uang
sebagai berikut:
15
“pencucian uang atau money laundering adalah rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi
terhadap uang haram, yaitu uang yang berasal dari tindak pidana, dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak pidana, dengan cara antara
lain dan terutama memasukkan uang tersebut ke dalam sistem keuangan financial system sehingga uang tersebut kemudian dapat
dikeluarkan dari sistem keuangan itu sebagai uang halal
”. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 25 Tahun 2003
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang
13
M.Arief Amrullah, MONEY LAUNDERING Tindak Pidana Pencucian Uang,Bayu Media, Ctk. Kedua, Malang, 2004. hlm. 10-11.
14
Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007, hlm. 1.
15
Ibid , hlm. 5.
Universitas Sumatera Utara
13 Tindak Pidana Pencucian Uang, bahwa yang dimaksud dengan Pencucian
Uang adalah: perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan,
menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta
kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah
. Sedangkan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pencucian Uang adalah:
segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
. Maka pencucian uang atau money laundering secara garis besar dapat
diartikan sebagai suatu perbuatan kejahatan dengan menempatkan, memindahkan, menggunakan dan mengalihkansuatu hasil tindak pidana atau
kejahatan asal yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok kejahatan crime organization
dengan tujuan membuat sesuatu yang ilegal menjadi legal ataupun menjadikan harta kekayaan hasil kejahatan atau tindak pidana
menjadi harta yang seakan-akan merupakan harta yang halal atau sah. 2.
Penyitaan Tata cara aparatur penegak hukum melaksanakan tugas dalam
masyarakat baik itu merupakan tindakan pencegahan preventif maupun tindakan pemberantasanpenindakan represif adalah hukum acara pidana
yang mempunyai tujuan yaitu untuk mencari dan mendekatkan kebenaran materiil, yakni kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara
Universitas Sumatera Utara
14 pidana dengan menetapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan
tepat. Dalam
Pasal 134
Ned.Sv. memberikan
definisi penyitaan
inbeslagneming yang lebih pendek tetapi lebih luas pengertiannya. Terjemahannya kira-kira sebagai
berikut: “Dengan penyitaan sesuatu benda diartikan pengambilalihan atau penguasaan benda itu guna kepentingan acara
pidana ”.Jadi, tidak dibatasi hanya untuk pembuktian.
16
Pasal 1 butir 16 KUHAP memberi definisi mengenai penyitaan, yaitu: “Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil
alih danatau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud dan tidak berwujud untuk kepentingan
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan ”.
Persamaan kedua definisi tersebut ialah pengambilan dan penguasaan milik orang.Dengan sendirinya hal itu langsung menyentuh dan bertentangan
dengan hak asasi manusia yang pokok, yaitu merampas penguasaan milik orang.
17
Dalam Universal Declaration of Human Rights, hak milik orang dilindungi. Hal itu tercantum dalam Pasal 17 ayat 1 dan 2 sebagai
berikut:
18
“Everyone has the rights to own property alone as well as in association with others.
No one shall be arbitrarily deprived of his property.
16
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Ed.2. Cet. 4., Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm. 147.
17
Ibid ,hlm. 147-148.
18
Andi Hamzah, Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
15 Setiap orang berhak mempunyai milik baik sendiri maupun bersama-
sama dengan orang lain. Tiada seorang pun boleh dirampas miliknya dengan semena-mena
.” Oleh karena itu, penyitaan yang dilakukan guna kepentingan acara
pidana dapat dilakukan dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh undang- undang. Dalam pelaksanannya diadakan pembatasan-pembatasan antara lain
keharusan adanya izin ketua pengadilan negeri setempat Pasal 38 ayat 1 KUHAP.
Menurut Yahya Harahap pengertian penyitaan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1 butir 16 KUHAP terlihat seperti pengertian dalam
hukum acara perdata karena seakan-akan mengambil alih benda yang artinya adalah bahwa sebelumnya benda tersebut merupakan kepunyaan atau milik
penyidik yang kemudian dikembalikan kepadanya dalam keadaan semula.
19
Kemudian Yahya Harahap memberikan definisi sendiri mengenai penyitaan yaitu:
20
a “Mengambil atau katakan saja “merampas” sesuatu barang
tertentu dari seseorang tersangka, pemegang atau penyimpan. Tapi perampasan yang dilakukan dibenarkan hukum dan dilaksanakan
menurut aturan undang-undang. Bukan perampasan liar dengan cara melawan hukum wederechtelyk,
b Setelah barangnya atau dirampas oleh penyidik, ditaruh atau
disimpan di bawah kekuasaannya.” 3.
Tindak Pidana Korupsi Menurut Fockema Andreae, kata korupsi berasal dari bahasa Latin
corruption atau corruptus,
21
sedangkandalam bahasa Belanda disebut
19
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 264.
20
Ibid, hlm. 265.
21
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional
, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
16 corruptie, dalam Bahasa Inggris disebut corruption,yang dalam bahasa Latin
disebut corruptio dari berasal dari kata kerjacorrumpere yang bermakna busuk,rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan
itu yang
secara tidak
wajar dan
tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
22
Istilah korupsi juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu
pemberian.Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya.
23
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan
sebagainya untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Di dunia Internasional pengertian korupsi berdasarkan Black Law
Dictionary :
24
“Corruption an act done with an intent to give some advantange inconsistent with official duty dan the rights of others. The act of an
official or fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses his station or character to procure some benefit for himself or for another
person, contrary to duty and the rights of others
.” Artinya :
22
http:id.wikipedia.orgwikiKorupsi diunduh pada Sabtu 11 Oktober 2014 Pukul 15.07 WIB.
23
http:www.ut.ac.idhtmlsuplemenmapu5102menukorupsi.htm diunduh pada Sabtu 11 Oktober 2014Pukul 15.10 WIB.
24
Surachmin dan Dr. Suhandi Cahaya, Startegi Dan Teknik Korupsi Mengetahui untuk Mencegah
, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 10.
Universitas Sumatera Utara
17 “Suatu perbuatan yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran-
kebenaran lainnya. “Suatu perbuatan dari sesuatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan
melanggar hukum dan penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan tugas
dan kebenaran-kebenaran lainnya .”
Istilah korupsi sebenarnya sangatlah luas, sulit untuk menemukan pengertian yang mutlak dikarenakan mengikuti perkembangan kehidupan
masyarakat yang semakin hari semakin kompleks yang kemudian memengaruhi segala aspek kehidupan mulai dari pola berpikir masayarakat,
nilai-nilai budaya, dan berperilaku dari masyarakat yang turut serta dalam mengembangkan suatu kejahatan yang awalnya bersifat tradisonal menuju
kepada kejahatan yang inkonvensional yang semakin sulit untuk diikuti oleh norma-norma hukum yang telah ada.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan
bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan: 1
Melawan hukum, memperkaya diri orangbadan lain yang merugikan keuangan perekonomian negara Pasal 2;
2 Menyalahgunakan kewenangan karena jabatankedudukan yang dapat
merugikan keuangankedudukan
yang dapat
merugikan keuanganperekonomian negara Pasal 3;
3 Kelompok delik penyuapan Pasal 5, 6 dan 11;
4 Kelompok delik penggelapan dalam jabatan pasal 8, 9 dan 10;
5 Delik pemerasan dalam jabatan Pasal 12;
Universitas Sumatera Utara
18 6
Delik yang berkaitan dengan pemborongan Pasal 7; 7
Delik gratifikasi Pasal 12B dan 12C.
4. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK
Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat.Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari
jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian Negara maupun dari segi kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya
yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat. Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pengertian “kekuasaan manapun” adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi atau
anggota Komisi secara individual dari pihak eksekutif, yudikatif, legislatif, pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara tindak pidana korupsi, atau
keadaan dan situasi ataupun dengan alasan apapun.
25
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan
Korupsi mempunyai tugas:
25
http:birohukum.pu.go.idpustakaarsip_makalah5.pdf yang diunduh pada Sabtu 18 Oktober 2014 Pukul 11.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
19 1
Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
2 Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi; 3
Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
4 Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi;
5 Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, dalam melaksanakan tugas koordinasinya,
Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang: 1
Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;
2 Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak
pidana korupsi; 3
Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait;
4 Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan 5
Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
Universitas Sumatera Utara
20
G. Metode Penelitian