Proses Pembuatan Susu Bubuk

17

3.2.2 Proses Pembuatan Susu Bubuk

Setelah melewati proses pengentalan, susu harus di rubah bentuknya menjadi bubuk agar bisa dimasukkan kemasan. Berikut tahap pengolahan susu kental menjadi susu bubuk:

A. Pemanasan

Pemanasan dilakukan dengan alat Plate Heat Excanger PHE hingga mencapai suhu 70 - 75 C. Proses ini adalah awal sebelum susu kental dicampur pada tangki pencampur Coumponging Tank.

B. Pencampuran

Dalam tangki ini susu kental dicampur dengan bahan – bahan tambahan sekitar 15 menit hingga menghasilkan spesifikasi tertentu sesuai dengan yang dikehendaki pabrik. Apabila susu telah tercampur dengan baik, maka proses selanjutnya ada ah homogenisasion.

C. Homogenisasi

Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan ukuran dan globula lemak yang semula bervariasi antara 4 - 8µ menjadi ±2µ. Homogenisasi dilakukan dengan menggunakan Two Stage Homogenizer. Homogenizer terdiri dari High Pressure Pump yang dihubungkan dengan Orifice dan ditekan. Selanjutnya disimpan pada Mixed Storage Tank MST.

D. Pemanasan

Selanjutnya dari MST susu kental dipanaskan dengan PHE hingga mencapai suhu 70 - 75 C sehingga dapat mempercepat terjadinya pengeringan.

E. Penyaringan

Setelah susu kental dipanaskan, susu disaring untuk dapat memisahkan partikel – partikel kasar yang terdapat dalam susu dengan alat yang disebut Duplex Filter. Penyaringan ini bekerja dengan pemompaan sehingga susu kental dapat melewati saringan yang berukuran sekitar 200 Mesh. 18

F. Pengeringan

Susu kental yang telah disaring kemudian dilewatkan melalui High Pressure Pump HPP yang akan memompa susu kental dengan tekanan 1000 – 2000 psi. Sehingga susu kental akan mengalami proses pengkabutan dan partikel susu akan mengering dengan cepat sampai kadar airnya mencapai 3. Pengeringan ini dilakukan dengan alat yang disebut Anhydro Spray Dryer dengan cara susu kental dipanaskan hingga suhunya mencapai 160 – 170 C. G. Pengisian dan Pengemasan Setelah dari ruang Spray DryerI, susu disaring dalam filter dilengkapi dengan screen yang digerakkan dengan bantuan vibrator, sehingga susu yang didinginkan dilewatkan pada Rotary Valve dengan sistem pneumatik melalui silo dan bubuk yang tidak disaring akan dibuang. Dari silo kemudian akan diangkut ke Filling hopper dan dimasukkan ke dalam kertas atau sak lalu dikemas. 19

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN DEBIT AIR DALAM PIPA

WATER MAKE-UP PADA INSTALASI CHILLER DI PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA YOGYAKARTA

4.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pembuatan susu terdapat alat –alat yang sangat berkaitan langsung dan alat pendukung. Alat utama adalah alat – alat yang digunakan untuk membuat susu cari menjadi susu bubuk sebagai produk akhirnya. Alat pendukung adalah alat yang membatu alat atau mesin – mesin utama agar bekerja sesuai dengan kebutuhan dan kemauan dari target PT. SGM. Mesin pendukung seperti Boiler dan Chiller. Instalasi Chiller pada PT. SGM digunakan untuk mendinginkan air menncapai suhu tertentu agar dapat dikirimkan ke mesin utama. Mesin utama membutuhkan air dingin untuk proses produksi dan mendinginkan mesin itu sendiri. Dalam proses aliran air dingin ini, air dingin akan terus dikirimkan oleh chiller dan air dingin sisa produksi atau air panas yang berasal dari mesin produksi akan dikembaliakan lagi ke chiller untuk diproses pendinginan ulang. Proses distribusi air dingin ini adalah sistem tertutup yang seharusnya volume air yang keluar dari chiller sama dengan volume air ‘panas’ yang masuk. Permasalahan akan timbul saat volume air yang masuk lebih sedikit daripada volume air yang keluar dari instalasi chiller. Chiller akan membutuhkan pasokan air tambahan karena mesin produksi utama membutuhkan volume air yang tetap. Kerugian akan timbul jika selalu ada tambahan air atau water makeup. Berdasarkan dari masalah tersebut, dan juga melihat betapa pentingnya konsistensi volume air pada sistem instalasi chiller maka penulis mengambil judul ”Perhitungan volume Water Makeup pada instalasi Chiller di PT. Sarihusada