3. Faktor Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran. 4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan
faktor iklim sosial-psikologis. Sekolah yang mempunyai hubungan yang baik secara internal, yang ditunjukkan oleh kerjasama antar guru, saling
menghargai dan saling membantu, maka menungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan tenang sehingga akan berdampak pada motivasi
belajar siswa.
2.1.6 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Menurut Samsudin 2008:21 pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat
menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan genetik serta nilai sikap yang positif, dan
memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari
pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak
manusia dan wilayah pendidikan lainnya. Hubungan dari perkembangan tubuh fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik
terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti penjas yang
berkepentingan dengan perkembangan total manusia Memang pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki
kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan 3 ranah utama;
psikomotor, afektif, dan kognitif. Jadi menurut uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat pembelajaran pendidikan jasmani yaitu pendidikan yang
memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan aktivitas manusia. Dengan pembelajaran pendidikan jasmani, mental dan emosional pun turut
terkembangkan. Samsudin, 2008:21
2.1.7 Aspek Penilaian Dalam Pembelajaran Penjasorkes
Menurut Samsudin 2008: 94-96 sebagaimana penilaian pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, penilaian pendidikan jasmani mencangkup aspek
sebagai berikut: 1.
Kognitif, sesuai dengan Taxonomi BLOOM; a. Pengetahuan Knowledge, kemampuan mengingat.
b. Pemahaman Comprehension, kemampuan memahami. c. Aplikasi Application, kemampuan penerapan.
d. Analisis Analysis, kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil.
e. Sintesis Synthesis, kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan.
f. Evaluasi Evaluation, kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan
tertentu. 2.
Afektif Penilaian afektif dibagi atas penilaian afektif secara umum budi pekerti
dan penilaian afektif per mata pelajaran. Penilaian afektif dapat dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung secara terus-menerus. Penilaian aspek ini
pada umumnya dilakukan secara non ujian. 3.
Psikomotor Penilaian aspek psikomotor dilakukan sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Penilaian psikomotor dilakukan dengan pengamatan terhadap keterampilan yang dilakukan oleh siswa. Dalam
penilaian psikomotor perlu diperhatikan penilaian proses dan produk.
2.1.8 Hasil Belajar Penjasorkes