PEMISAHAN KAROTENOID DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM ADSORPSI

13 Mengkonsumsi β-karoten jauh lebih aman daripada mengkonsumsi vitamin A yang dibuat secara sintetis. Pendekatan yang terbaik untuk mencegah defisiensi vitamin A adalah dengan menghimbau agar suplementasi β-karoten dosis tinggi dilakukan pada diet intake. Tubuh manusia memiliki kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A retinol, sehingga β-karoten disebut provitamin A Winarno, 1991. Sekitar 25 dari β-karoten +yang diabsorbsi pada mukosa usus tetap dalam bentuk utuh, sedangkan 75 sisanya diubah menjadi retinol vitamin A dengan bantuan enzim 15, 15’ β-karotenoid oksigenase Fennema, 1996.

E. PEMISAHAN KAROTENOID DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM ADSORPSI

Pada dasarnya kromatografi kolom adalah pemisahan komponen- komponen dalam sampel dengan cara mengalirkan sampel melewati suatu kolom. Sampel dalam hal ini dibawa oleh carrier atau fase gerak mobile phase . Sedangkan kolom berisi suatu bahan yang disebut fase diam stationary phase yang berfungsi memisahkan komponen-komponen sampel. Ada komponen yang ditahan kuat, dan ada komponen yang ditahan lemah. Yang ditahan lemah akan keluar dari kolom lebih dulu dan yang ditahan lebih kuat akan keluar lebih akhir Gritter, 1991. Prinsip pemisahan kromatografi adsorpsi adalah kompetisi antara zat terlarut sampel dan fase gerak dengan permukaan fase diam. Kekuatan adsorpsi terutama tergantung sifat gugus fungsionalnya, dimana gugus-gugus fungsional ini menentukan tingkat kepolaran. Proses adsorpsi dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antara solut dan adsorben dan kekuatan untuk memisahkan solut dari adsorben. Choo et al. 1995 mendapatkan konsentrat karotenoid menggunakan metode adsorpsi fase terbalik reversed phase adsorption melalui jalur metil ester dengan hasil recovery lebih dari 90. Baharin et al. 1998 mendapatkan hasil yang beragam dari 40-65, tergantung pada kondisi kromatografi kolom. Yang dilakukan Baharin et al. 1998 adalah memisahkan karotenoid 14 dari minyak sawit kasar dengan menggunakan penjerap resin sintesis Diaion HP-20. Recovery karotenoid 79 didapatkan oleh Desai dan Dubash 1994 yang menggunakan penjerap campuran bentonit dan alumina 4:1 dalam bentuk gel untuk menjerap karoten dari CPO. Lessin et al. 1997 mendapatkan recovery β-karoten dari CPO sebesar 82.14 dengan menggunakan campuran magnesium oksida dan aluminium oksida 1:1 untuk memurnikan β-karoten dari CPO. Masni 2004 menggunakan adsorben abu sekam padi pada kromatografi kolom adsorpsi dan berhasil memproduksi konsentrat karotenoid dengan konsentrasi sebesar 11580 µgg konsentrat kering, atau terjadi pemekatan sebesar 6 kali lipat dengan recovery sebesar 86. Hasanah 2006 mendapatkan kondisi optimum pemisahan karotenoid dari fraksi cair menggunakan adsorben campuran abu sekam padi dan silika gel dengan nisbah 30:10 bb, jumlah fraksi cair yang dilewatkan 2 gram, dan volume fraksi eluat yang ditampung adalah 3 ml. Konsentrat yang didapat Hasanah 2006 memiliki konsentrasi 7541 µgg, tingkat pemekatan 10 kali dari fraksi cairnya dan recovery sebesar 49.

F. ADSORBEN DALAM KROMATOGRAFI KOLOM ADSORPSI