33 Dalam melakukan studi implementasi, tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran suatu
program yang akan dilaksanakan harus diidentifikasi dan diukur karena implementasi tidak dapat berhasil atau mengalami kegagalan bila tujuan-tujuan itu tidak
dipertimbangkan. Pilihan ukuran-ukuran pencapaian bergantung pada tujuan-tujuam yamg didukung oleh penelitian Winarno, 2002.
2.7 Pembangunan Masyarakat Desa
Pembangunan desa adalah suatu proses pendidikan nonformal yang dilaksanakan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terorganisasi, terencana, berkesinambungan, dan
bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Melalui pembangunan desa, diharapkan tumbuh dan berkembang potensi individu atau
kelompok untuk memobilisasikan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya -- real needs, felt-needs, dan expected needs -- serta
untuk memecahkan permasalahannya Tampubolon, 2001. Mengacu pada pengertian di atas, lanjut Tampubolon 2001 melihat bahwa setiap
kegiatan pembangunan masyarakat perlu dilandasi oleh filosofi kerja sebagai berikut: 1
Mendidik masyarakat untuk bisa mendidik dirinya sendiri; 2
Membantu masyarakat agar mampu membantu diri mereka sendiri; 3
Terus-menerus berupaya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat desa dalam arti yang seluas-luasnya fisik, sosial, ekonomi, mental spritual ;
4 Menjaga keserasian dan keseimbangan, baik antara sesama warga masyarakat, antara
masyarakat dan lingkungannya, maupun antara warga masyarakat dengan pemerintah berdasarkan prinsip equal opportunity.
Problematik pokok masyarakat di pedesaan adalah kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka pengangguran, dan
urbanisasi. Permasalahan ini ditambah lagi oleh keserakahan masyarakat kota yang menggunakan kekayaannya untuk menguasai lahan pertanian di desa sehingga menggeser
masyarakat desa dari pemilik tanah menjadi buruh tani atau petani penyewa. Pengalaman menunjukkan bahwa kekurangberhasilan program pembangunan
masyarakat desa seringkali disebabkan oleh Tampubolon, 2001 :
34 1
Pendekatan kegiatan pembangunan masyarakat seringkali dilaksanakan melalui top down intervention
dan yang sifatnya sangat sentralistik, mengabaikan bottom-up intervention
. 2
Pembangunan masyarakat seringkali dilaksanakan dengan pendekatan proyek . Kelemahan pendekatan ini adalah: pertama, kurang memperhatikan kegiatan tindak
lanjut pasca proyek; kedua, lebih berorientasi pada kepuasan pelaksana, dan bukan kepada manfaatnya bagi masyarakat; dan ketiga, lebih mengutamakan target fisik
jangka pendek, dibandingkan dengan manfaat dan dampaknya terhadap kemandirian masyarakat untuk pembangunan yang berkelanjutan sustainable self propelling
development . 3
Adanya asumsi-asumsi yang salah terhadap kelompok sasaran, seperti : -
Anggapan bahwa masyarakat itu bodoh, tidak mau maju, dan miskin -
Anggapan bahwa yang baru selalu lebih baik dan cukup dengan peniruan
model yang ada dan telah berhasil. 4
Terlalu menggunakan parameter-parameter ekonomi dan kurang memanfaatkan ukuran-ukuran nonekonomi.
5 Perangkap kecongkakan intelectual intelectual pride, yang tercermin pada: pertama,
ketertutupan kegiatan untuk mengaitkan dan melibatkan pihak lain yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan kepentingan yang sama terhadap pembangunan
masyarakat; dan kedua, kealpaan tentang kaitan kegiatan sistem pembangunan masyarakat dalam arti luas.
2.8 Kebijakan Pemerintah Pusat