Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Alat Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

B. Kerangka Pemikiran

Dudukuhan merupakan bentuk pengelolaan hutan yang secara tradisional tumbuh dan berkembang di pedesaan di Kecamatan Nanggung. Dalam penelitian ini variabel yang diduga saling berhubungan adalah bentuk penguasaan sumber daya, orientasi usaha, bentuk dan keragaman produk, produktivitas, keberlanjutan, keadilan manfaat serta efisiensi pengelolaan dudukuhan. Pada penelitian ini akan dikaji bentuk penguasaan sumberdaya, orientasi usaha, dan bentuk serta tingkat keragaman hasil dudukuhan. Bentuk pengelolaan, orientasi usaha dan bentuk serta keragaman hasil dudukuhan akan mempengaruhi kinerja pengelolaan dudukuhan yang diidentifikasi berdasarkan empat indikator yaitu produktivitas, keberlanjutan, keadilan manfaat dan efisiensi. Diduga kinerja pengelolaan dudukuhan digolongkan tinggi bila bentuk pengelolaan individual, orientasi usaha komersial serta tingkat keragaman jenis dan produk tinggi. Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Pengelolaan Dudukuhan Sistem Pengelolaan Orientasi Usaha Jenis dan Keragaman Produk Kinerja Dudukuhan Produktivitas Keberlanjutan Keadilan Manfaat Efisiensi

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Parakanmuncang yang termasuk wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai Bulan April hingga Juni 2006. Pemilihan lokasi Desa Parakanmuncang dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di desa ini terdapat masyarakat yang mengelola dudukuhan sejak lama. Sasaran penelitian ini adalah masyarakat Desa Parakanmuncang yang mengelola dudukuhan.

D. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain daftar pertanyaan kuisioner, alat tulis, kalkulator dan kamera.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pengambilan Contoh Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi dan politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Penentuan responden dalam penentuan ini dilakukan secara sengaja tanpa dibatasi oleh faktor umur, pendidikan dan luas kepemilikan lahan. Petani pengelola dudukuhan yang diambil sebagai contoh berjumlah 30 responden dengan stratifikasi lahan berdasarkan luas penguasaan lahan dudukuhan yaitu stratum 1 luas lahan lebih dari 0,5 ha, stratum 2 luas lahan antara 0,25 – 0,5 ha dan stratum 3 luas lahan kurang dari 0,25 ha. 2. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara semi terstruktur melalui kuisioner, pengamatan secara langsung di lapangan observasi sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai publikasi dan rujukan yang dikeluarkan instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian. Data primer terdiri dari : F. Data karateristik responden : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan utama dan sampingan, luas lahan, jumlah anggota keluarga G. Data konsep dasar dudukuhan : definisi, ciri-ciri, asal lahan, ketenagakerjaan, sistem pewarisan, status lahan H. Aspek budidaya : jenis tanaman, jarak tanam, komposisi jenis, produksi, pemanfaatan dan pengolahan serta pemasaran hasil dudukuhan, kendala yang dihadapi. - Data kinerja dudukuhan : sistem penguasaan sumberdaya lahan, luas penguasaan, sistem pengambilan keputusan, sistem pembiayaan, hasil produksi, jenis produk, pengalihan hak dan pengamanan sumberdaya. Data sekunder sebagai pendukung penelitian yang diperoleh dari berbagai publikasi serta laporan dinasinstansi yang terkait, terdiri dari : I. Monografi Kecamatan Nanggung Tahun 2001 J. Monografi Desa Parakanmuncang Tahun 20052006 K. Peta Wilayah Kecamatan Nanggung - Peta Wilayah Desa Parakanmuncang 3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. VI. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dan informasi yang bersifat kualitatif serta membahas secara mendalam data hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji sistem pengelolaan dudukuhan, orientasi usaha, jenis dan keragaman produk, pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja dudukuhan serta keberlanjutan dan keadilan manfaat. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mengkaji secara mendalam produktivitas dan efisiensi dudukuhan secara kualitatif menggunakan pendekatan kelembagaan. VII. Analisis biaya manfaat dengan menggunakan parameter : 1 produktivitas dudukuhan, diukur berdasarkan hasil atau pendapatan per hektar yang diterima pengelola dudukuhan. Analisis produktivitas menggunakan kriteria net present value NPV dengan rumus : NPV = ∑ = + − n t t i Ct Bt 1 1 , Dimana : NPV = Nilai bersih sekarang Bt = Manfaat Benefit Ct = Biaya Cost i = Tingkat suku bunga 1+t t = Faktor nilai sekarang Present value Pengelolaan dudukuhan digolongkan produktif bila hasil perhitungan NPV menunjukkan nilai lebih besar dari 0. semakin tinggi nilai NPV semakin tinggi tingkat produktivitas dudukuhan. 2 efisiensi merupakan ratio perbandingan antara present value manfaat berupa pendapatan dengan present value biaya yang diterimadibayakan oleh pengelola dudukuhan. Analisis efisiensi dihitung menggunakan kriteria net BC ratio Net BC dengan rumus : Net BC = ∑ ∑ = = + + n t n t t i Ct t i Bt 1 1 1 1 Dimana : Net BC = Ratio present value manfaat dengan present value biaya Bt = manfaat benefit Ct = Biaya cost Pengelolaan dudukuhan tergolong efisien bila hasil perhitungan net BC menunjukkan nilai 1. Semakin besar nilai net BC semakin tinggi pula tingkat efisiensi pengelolaan dudukuhan. 3. 1 Definisi Operasional 1. Produktivitas merupakan selisih hasil pendapatan yang diperoleh pengelola dudukuhan dengan biaya yang dibayarkan. Produktivitas dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per tahun Rphatahun. 2. Pendapatan dan biaya dihitung sebagai rata-rata pendapatan dan biaya yang diperolehdibayarkan selama 5 tahun 2002-2005. 3. Hasil dudukuhan diperhitungkan hanya dari produk yang dijual saja. 4. Suku bunga yang digunakan dalam perhitungan NPV dan Net BC 12 . 5. Semua harga output-input yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga pasar yang berlaku pada saat penelitian berlangsung dengan asumsi harga konstan sampai penelitian selesai. 6. Keberlanjutan merupakan ukuran kemampuan dudukuhan sebagai sistem produksi dalam menjaga serta mempertahankan keberadaannya dari waktu ke waktu pada tingkat produktivitas tertentu. 7. Keadilan manfaat merupakan ukuran pemerataan distribusi manfaat dudukuhan diantara seluruh warga Desa Parakanmuncang. 8. Keadilan manfaat diidentifikasi dengan menganalisis distribusi penguasaan sumberdaya dan akses terhadap manfaat dudukuhan. 9. Pengukuran keberlanjutan dan keadilan manfaat dilakukan dengan cara mengidentifikasi kondisi-kondisi yang secara kualitatif menggambarkan terwujudnya keadilan serta distribusi manfaat dudukuhan. 10. Efisiensi adalah perbandingan present value manfaat dengan present value biaya yang diterima dan dibayarkan pengelola dudukuhan dalam jangka waktu satu tahun.

IV. KEADAAN DESA PARAKANMUNCANG

Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Tingkat Peranan dan Partisipasi Tokoh Agama Menuju Kemandirian Masyarakat dalam Usahatani (Kasus di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 6 150

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Analisa sistem pengelolaan dan nilai harapan hasil kebun pepohonan campuran (Studi kasus di Desa Nanggung dan Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor)

0 7 88

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Analisa konflik pengelolaan sumberdaya alam masyarakat desa sekitar hutan studi kasus masyarakat Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

3 24 110

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Ketersediaan Lahan Pada Kawasan Perkebunan Di Kabupaten Bogor Bagian Barat (Studi Kasus Kecamatan Jasinga Dan Nanggung).

0 14 63

Studi Alterasi Hidrotermal Daerah Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 0 10