Simulasi Masalah LANDASAN TEORI

11 2. Setiap kendaraan hanya boleh bertugas di satu rute pengangkutan saja. 1, ijk j k i δ ≤ ∀ ∑∑ 3. Jumlah kendaraan yang ditempatkan di sebuah depot tidak boleh melebihi kapasitas yang tersedia. , ijk j i k Kap j δ ≤ ∀ ∑∑ 4. Jika sebuah kendaraan ditugaskan ke suatu rute pengangkutan maka kendaraan itu harus mengangkut sampah sebanyak jumlah minimal yang sudah ditetapkan. 0, , , ijk ijk M L i j k δ − ≤ ∀ 5. Jika sebuah kendaraan tidak ditugaskan ke suatu rute pengangkutan maka muatan kendaraan tersebut dari rute itu harus kosong. , , , ijk ijk k L V i j k δ ≤ ∀ 6. Semua sampah di setiap rute pengangkutan harus diangkut. , ijk k i j L V k = ∀ ∑∑ 7. Jumlah sampah yang diangkut oleh setiap kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas kendaraan , , , ijk i i L R W i j k ≤ ∀ 8. 0, , , ijk L i j k ≥ ∀ 9. ijk δ adalah variabel biner. { } 0,1 , , , ijk i j k δ ∈ ∀ Model pada tahap pertama menghasilkan sebanyak 2.p.q.r variabel dengan p adalah banyaknya kendaraan yang tersedia, q adalah banyaknya depot dan r adalah banyaknya rute pengangkutan yang harus dilayani. Sedangkan banyaknya kendala yang harus dihadapi pada tahap ini adalah sebanyak 2 p q r + + . Tahap 2 Fungsi objektif pada tahap kedua adalah meminimumkan biaya perjalanan yang dipresentasikan sebagai jarak dari rute pengangkutan ke masing-masing terminal site. Misalkan kl β adalah decision variable, maka: 1, jika sampah dari rute dibuang ke . 0, selainnya. kl k terminal site l β ⎧ ⎪ = ⎨ ⎪ ⎩ Fungsi objektif pada tahap kedua adalah sebagai berikut: kl kl k l Min S β ∑∑ Kendala yang harus dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Sampah dari setiap rute pengangkutan hanya boleh dibuang ke sebuah terminal site. 1, kl l k β = ∀ ∑ 2. Jumlah sampah yang dibuang ke setiap terminal site tidak boleh melebihi batas yang ditentukan. , kl k l k W J l β ≤ ∀ ∑ Model pada tahap kedua menghasilkan sebanyak r.s variabel integer dengan r adalah banyaknya rute pengangkutan yang harus dilayani dan s adalah banyaknya terminal site yang tersedia, sedangkan banyaknya kendala yang harus dihadapi adalah sebanyak r s + . .

3.5 Simulasi Masalah

Pengangkutan Sampah di Jakarta Pusat Simulasi pengangkutan sampah di Jakarta Pusat dilakukan terhadap 15 rute pengangkutan dalam urutan pertama di Lampiran 2. Hal ini dilakukan karena jika simulasi dilakukan terhadap seluruh rute pengangkutan di Jakarta Pusat, banyaknya variabel yang dihasilkan cukup besar yaitu sebanyak 109.800 buah pada tahap 1 dan sebanyak 600 buah variabel pada tahap 2 sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi sangat lama. Diasumsikan tersedia 22 kendaraan yaitu 6 buah truk Typer berukuran besar, 4 buah Typer truk ukuran kecil, 2 buah truk Compactor ukuran besar, 2 buah truk Compactor ukuran kecil, 4 buah truk Armroll ukuran besar dan 4 buah truk Armroll ukuran kecil. Jumlah kendaraan yang dapat ditampung di setiap depot adalah sebagai berikut: Tabel 4 Asumsi banyaknya kendaraan yang dapat ditampung setiap depot per hari Depot Jumlah Kendaraan Cililitan 5 Sunter 7 Semper 10 Sedangkan jumlah sampah yang dapat dibuang dari seluruh rute tersebut ke setiap terminal site diasumsikan sebagai berikut: 12 Tabel 5 Asumsi volume sampah yang dapat diterima per hari Nama Fasilitas Kapasitas m 3 SPA Sunter 150 SPA Cilincing 100 TPA Bantar Gebang ITF Duri Kosambi 60 TPST Bojong 100 Data yang dipakai dalam simulasi ini dapat dilihat pada lampiran 4. Penyelesaian masalah dalam simulasi yang telah dibuat dikerjakan dengan menggunakan LINGO 8.0. metode branch and bound digunakan oleh software tersebut untuk menyelesaikan masalah. Penulisan program dan solusi yang didapatkan dalam LINGO dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil yang diperoleh pada tahap 1 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil yang didapatkan dari tahap 1 Rute Jenis Kendaraan yang Melayani Volume Sampah yang Diangkut m 3 Asal Kendaraan 1 Typer ukuran besar 30 Sunter 2 Typer ukuran kecil 14 Semper Typer ukuran besar 36 Sunter 3 Armroll ukuran kecil 12 Semper Armroll ukuran kecil 12 Semper 4 Armroll ukuran besar 20 Sunter 5 Typer ukuran besar 30 Sunter 6 Typer ukuran kecil 8 Semper Typer ukuran kecil 16 Semper 7 Typer ukuran besar 36 Cililitan Typer ukuran kecil 14 Semper 8 Armroll ukuran besar 20 Sunter 9 Armroll ukuran besar 20 Sunter 10 Typer ukuran besar 30 Cililitan 11 Typer ukuran besar 28 Sunter 12 Armroll ukuran kecil 12 Semper Armroll ukuran kecil 12 Semper 13 Compactor ukuran besar 20.5 Cililitan 14 Compactor ukuran besar 18 Cililitan 15 Armroll ukuran besar 20 Cililitan Dari Tabel 6, kendaraan jenis compactor ukuran kecil tidak digunakan. Hal ini karena biaya angkut jenis kendaraan tersebut paling mahal jika dibandingkan dengan kendaraan yang lain. Akibatnya, jika masih ada jenis kendaraan yang lain, compactor ukuran kecil tidak digunakan. Nilai objektif yang dihasilkan pada tahap satu adalah sebesar Rp 8. 775. 295,00. Solusi masalah pada tahap dua menghasilkan tujuan pembuangan sampah dari setiap rute yang ada. Hasil dari solusi tahap dua dapat dilihat pada Tabel 7. Penulisan program dan solusi yang dihasilkan dalam LINGO dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 7 Hasil yang didapatkan dari tahap 2 Fasilitas Pembuangan Sampah Rute yang Dilayani SPA Sunter 4, 8, 9, 11, 12, 14, 15 SPA Cilincing 1, 3, 6 , 13 TPA Bantar Gebang - ITF Duri Kosambi 5, 10 TPST Bojong 2, 7 Dari Tabel 7, SPA Sunter melayani sampah sebanyak 7 buah rute pengangkutan. Hal ini disebabkan karena jarak SPA Sunter merupakan yang paling dekat dengan rute- rute tersebut sedangkan TPA Bantar Gebang tidak melayani satupun rute pengangkutan yang ada karena TPA tersebut ditutup. Nilai objektif yang minimum dari tahap ini adalah sebesar 176.7 km. 13 Jika diasumsikan TPA Bantar Gebang dapat menerima sampah sebanyak 100 m 3 per hari, maka tahap dua akan memberikan hasil seperti pada Tabel 8. Penulisan program dan solusi dalam LINGO dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 8 Hasil Tahap 2 jika diasumsikan TPA Bantar Gebang masih beroperasi Fasilitas Pembuangan Sampah Rute yang Dilayani SPA Sunter 4, 8, 9, 11 12, 14, 15 SPA Cilincing 1, 4, 3, 6, 13 TPA Bantar Gebang 2, 7 ITF Duri Kosambi 5, 10 TPST Bojong - Dari Tabel 8, TPST Bojong tidak dipilih sebagai tempat pembuangan sampah sedangkan ITF Duri Kosambi dipilih untuk melayani rute 5 dan 10. Hal ini disebabkan karena lokasi TPST Bojong yang lebih jauh dari seluruh rute pengangkutan yang ada. Nilai objektif dihasilkan adalah sebesar 160 km. Dengan membandingkan nilai objektif yang dihasilkan jika TPA Bantar Gebang ditutup dengan nilai objektif jika TPA Bantar Gebang masih beroperasi, dapat dilihat bahwa penutupan TPA Bantar Gebang dan menggantikannya dengan fasilitas lain yang terletak di luar wilayah Jakarta Pusat yaitu TPST Bojong akan membuat biaya pengangkutan sampah yang harus ditanggung Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat menjadi lebih mahal. IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan