27
yang tidak dapat diamati oleh indra secara langsung. Adanya animasi dan video untuk materi pada level submikroskopis akan memudahkan siswa
memahami apa yang terjadi pada level molekuler pada saat reaksi pelarutan dan pengendapan terjadi. Dan pada level simbolik dituliskan dengan
persamaan kimia, rumus, maupun grafik yang mewakili reaksi yang terjadi. Kozma dan Russel 1997 menyatakan bahwa alat-alat teknologi yang
mengintegrasikan multiple representasi dapat memberikan kesempatan siswa untuk memvisualisasikan kimia dan meningkatkan pemahaman
konseptual. Berdasarkan hasil penelitian lain Ardac Akaygun, 2004; Kozma, 2000; Russell et al., 1997; Snir et al., 2003 menunjukkan bahwa
penggunaan media berbasis komputer dengan multiple representasi efektif dalam membantu siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
fenomena kimia Levy Wilensky, 2009. Selain itu, adanya animasi yang ditampilkan akan meminimalkan kesalahan konsep yang akan dipelajari
siswa dibandingkan dengan gambar statis pada buku-buku pelajaran. Selain itu, terdapat narasi dari materi yang ditampilkan, hal ini digunakan siswa
untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut dari materi yang ditampilkan.
2.7 Kerangka Berpikir
Penelitian ini memiliki kerangka berpikir sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2.
28
Gambar 2.1 Kerangka berpikir pengembangan dan analisis kelayakan
multimedia interaktif “Smart Chemist” berbasis intertekstual sebagai media pembelajaran kimia SMA.
Identifikasi masalah: 1. Ilmu kimia dibagi ke dalam tiga level representasi yaitu level
makroskopis, level submikroskopis dan level simbolik. 2. Representasi submikroskopis dan simbolik sulit dipahami oleh siswa
karena tidak terlihat dan abstrak. 3. Pembelajaran yang dilakukan kurang mengaitkan ketiga level representasi
ilmu kimia. 4. Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dianggap sulit karena sering
diajarkan menggunakan persamaan-persamaan matematis level simbolik. 5. Belum banyak media pembelajaran kimia SMA berbasis intertekstual yang
sudah dikembangkan.
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam memvisualisasikan konsep-konsep kimia yang abstrak.
Multimedia interaktif yang mengaitkan ketiga level representasi ilmu kimia efektif dalam membantu siswa memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang fenomena kimia.
Pengembangan multimedia interaktif “Smart Chemist” berbasis intertekstual mengaitkan ketiga level representasi ilmu kimia pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
M ultimedia interaktif “Smart Chemist” berbasis intertekstual materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat diterapkan pada proses pembelajaran untuk membantu siswa mengaitkan ketiga level
representasi ilmu kimia. M
ultimedia interaktif “Smart Chemist” berbasis intertekstual materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sudah valid.
29
3 BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Research and Development. Penelitian dan pengembangan
merupakan penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan produk, desain, dan proses. Metode penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk dan menguji keefektifannya Sugiyono, 2010: 407. Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural yaitu model
ADDIE Analysis, Design, Develop, Implementation dan Evaluation Mulyanta, 2009.
3.2 Subjek Penelitian