Catu Daya +- 12 volt.

TEKNIK MIKROPROSESOR 39 tegangan +- 12 volt maka diperlukan titik tengah sebagai ground dan untuk menjaga stabilitas tegangan yang tinggi maka dipasangkan dua buah rangkaian penstabil tegangan positip dan penstabil tegangan negatip. Dengan dipasangnya penstabil tegangan maka diperlukan tegangan masukan lebih tinggi dari 12 volt, untuk menjaga agar IC penstabil tegangan tidak terlalu panas maka tegangan masukan yang berasal dari transformator diambil dengan tegangan sebesar 15 volt untuk keperluan ini dibutuhkan arus listrik sebesar 1 sampai 2 ampere. Gambar 2.2 menunjukan sebuah rangkaian catu daya +- 12 volt dengan menggunakan penstabil tegangan 7812 untuk sumber tegangan positip dan 7912 untuk sumber tegangan negatip, dan transformator berfungsi sebagai penurun tegangan dari 220 volt AC menjadi tegangan 15 volt AC dengan titik tengah. Melalui 4 buah dioda yang terpasang secara metode jembatan tegangan tersebut disearahkan menjadi arus DC gelombang penuh, dengan memasang sebuah filter berupa kondensator 4700 uF16 volt maka gelombang penuh tersebut dibuat menjadi arus listrik searah. Selanjutnya tegangan DC yang keluar dari filter kondensator dibuat agar stabil selalu mengeluarkan tegangan sebesar +- 12 volt konstan, untuk itu dipasang sebuah IC penstabil tegangan dan dengan memasang IC inilah didapatkan tegangan yang stabil sebesar +- 12 volt dan dapat menyediakan arus searah sebesar 1 sampai 2 ampere. Oleh karena diperlukan tegangan – 5 volt untuk mendukung operasi RAM dinamik maka pada rangkaian catu daya +- 12 volt ini perlu ditambahkan sumber tegangan – 5 volt. TEKNIK MIKROPROSESOR 40 Gambar 2.2. Catu Daya +- 12 volt 2 ampere dengan penstabil tegangan IC 7812 dan 7912. Seperti pada catu daya 5 volt, perlu diperhatikan dalam rangkaian ini jangan sampai rangkaian diode jembatan terbalik, pemasangan polaritas kondensator filter terbalik hal ini akan menyebabkan kondensator meletus dan jangan sampai memasang IC penstabil tegangan tertukar kaki-kakinya. Rangkaian yang ditunjukan pada gambar 2 cukup baik untuk digunakan sebagai pemberi tegangan dan arus listrik pada sistem mikroprosesor, karena berdasarkan hasil pengujian dengan memberikan beban yang bervariasi mulai 0 ampere sampai 2 ampere ternyata tegangan tetap stabil +- 12 volt. Agar kualitas lebih baik lagi maka IC 7812 dan IC 7912 perlu diberi pendingin dari bahan aluminium, sehingga tidak terjadi lonjakan panas yang tinggi pada IC saat dibebani. Untuk menjaga interferensi frekuensi tinggi maka perlu dipasangkan filter untuk frekuensi tinggi, untuk itu dua kondensator yang masing-masing besarnya 100 nF dipasangkan secara paralel pada kedua kondensator sebelumnya TEKNIK MIKROPROSESOR 41

c. Catu Daya 25 volt.

Catu daya 25 volt difungsikan sebagai pemberi catu tegangan pada rangkaian pemrogram EPROM 2716, 2732 atau 2764, untuk keperluan tersebut rangkaian dapat dibangun dari rangkaian dasar penyearah 4 dioda seperti pada catu daya 5 volt ataupun catu daya +- 12 volt. Keempat diode membentuk model penyearah gelombang penuh, penyearah tersebut diumpankan pada kumparan sekunder transformator dengan tegangan bolak- balik 30 volt. Agar tegangan keluaran catu daya dapat memberikan tegangan dapat diatur antara 20 volt sampai 30 volt DC maka diperlukan rangkaian pengatur, dan untuk menjaga stabilitas tegangan yang tinggi maka dipasangkan sebuah rangkaian pengatur tegangan dan sekaligus sebagai penstabil tegangan. Pada rangkaian catu daya ini IC dengan tipe 7805 berfungsi sebagai pengatur tegangan dan juga sebagai penstabil tegangan, tegangan masukan sebesar 30 volt untuk dapat mencapai tegangan keluaran yang dapat diatur antara 20 volt sampai 30 volt DC sesuai dengan kebutuhan. Untuk menjaga agar IC penstabil tegangan tidak terlalu panas maka tegangan masukan yang berasal dari transformator diambil dengan tegangan sebesar 30 volt untuk keperluan ini dibutuhkan arus listrik sebesar 1 ampere. TEKNIK MIKROPROSESOR 42 Gambar 2.3. Catu daya yang dapat diatur keluarannaya 20 volt.. 30 volt DC Agar kualitas lebih baik lagi maka IC 7805 perlu diberi pendingin dari bahan aluminium, sehingga tidak terjadi lonjakan panas yang tinggi pada IC saat dibebani. Untuk menjaga interferensi frekuensi tinggi maka perlu dipasangkan filter untuk frekuensi tinggi, untuk itu dua kondensator yang masing-masing besarnya 100 nF dipasangkan secara paralel pada kedua kondensator sebelumnya.

2.1.2. PENSAKLARAN DIGITAL PADA MIKROPROSESOR

Sebagai dasar rangkaian hardware mikroprosesor adalah sistem biner yang hanya mengenal nilai 0 dan 1, atau on dan off sistem saklar elektronik digital. Melalui rangkaian elektronika digital inilah sebuah sistem mikroprosesor dapat dibangun, mulai dari sistem clock, sistem port inputoutput, sistem register, sistem RAMROM dan sistem aritmatik logik unit. Setiap bagian dalam mikroprosesor dibangun dari rangkaian gerbang dasar AND, OR, NOT dan EXOR, dimana setiap gerbang dasar tersebut tersusun dari rangkaian saklar elektronik berupa transistor yang sering disbut dengan Transistor-Transistor- Logic TTL atau Dioda-Transistor-Logic DTL.

a. Tegangan TTL

Gambar 2.4 merupakan gambar tegangan kerja rangkaian TTL adalah 5 volt, dan untuk status logik 0 memiliki tegangan 0 volt sedangkan status logika 1 memiliki tegangan 5 volt. Walaupun demikian pada kenyataannya nilai tersebut sulit untuk dicapai, oleh karena itu berdasarkan konsensus dunia batas tegangan untuk logika 0 berkisar antara 0 sampai dengan 0,7 volt dan logika 1 berkisar antara 2,4 volt sampai 5 volt. Dengan demikian harus dihindari adanya tegangan antara 0,7 sampai 2,4 volt, pada batas tegangan ini disebut juga dengan status mengambang. Gambar 2.4. Tegangan Logika