Eklektisisme Agama dan Kerukunan

5. Universalisme

Berdasarkan sejarah, universalisme dalam hubungannya dengan agama Bud- dha, menganggap bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapatkan karma baik atau buruk sesuai dengan perbuatannya. Paham ini juga diartikan sebagai paham yang tidak mengabaikan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan karena pada dasarnya agama ada untuk manusia. Faham universalisme menyatakan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya penganut akan menikmati hidup sesuai dengan kebajikan atau perbuatan. Adapun dalam konteks pemahaman semua agama dapat diarti- kan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya manusia akan diselamatkan. Dalam pemahaman Buddhis, diartikan bahwa meskipun agama berbeda-beda pada prinsipnya semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu ke- bahagiaan yang bersifat universal.

6. Toleransi

Toleransi dideinisikan sebagai perilaku yang bersahabat dan adil terhadap pendapat dan praktik, atau terhadap orang yang memegang atau mempraktikkan- nya. Transportasi dan komunikasi modern telah membawa kita semua menuju lingkup kedekatan kepada orang-orang yang berbeda dan gagasan yang berbeda. Kita memiliki kebutuhan yang lebih besar pada toleransi. Buddha telah memberikan teladan sikap toleran ketika beliau menghadapi kemajemukan kepercayaan pada masa kehidupan beliau. Tokoh lain yang menun- jukkan sikap toleransi adalah Raja Ashoka dalam Prasasti Batu Kalinga No. XXII dengan mengatakan: ”Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela agama lain. Sebaliknya agama lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar terten- tu. Dengan berbuat demikian kita membuat agama kita sendiri berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika kita berbuat agama sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri, di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu barang siapa menghormati agamanya sendiri dan mencela agama lain semata-mata terdorong rasa bakti kepada agamanya sendiri dan dengan pikiran bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri, justru ia akan merugikan agamanya sendiri. Karena itu kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua orang mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain”. Ashoka telah menunjukkan bahwa penghormatan terhadap agama sendiri bu- kanlah berarti dengan cara mencela agama orang lain. Justru menghormati agama orang lain sampai batas-batas tertentu dengan dasar tertentu merupakan suatu penghormatan terhadap agama sendiri. Demikian juga penghormatan terhadap sekte atau sub-sekte sendiri bukan berarti dengan mencela atau merendahkan sek- te orang lain. Akan tetapi, dengan menghargai sekte orang lain maka akan meng- hargai sekte sendiri dan sekte sendiri akan dihargai oleh sekte lain. 15 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sumber : en.wikipedia.orgwikipilars_of_ashoka Gambar 1.10 Pilar Ashoka Sumber: Gambar 1.11 Penyebaran Kerajaan Ashoka 16 Kelas X SMASMK