Seni Suara dan Gerak

Konon Buddha Gotama saat masih sebagai Bodhisattwa meninggalkan cara bertapa yang ekstrem setelah mendengar lirik lagu mengenai bagaimana baiknya menyetel senar kecapi. Buddha juga memberi petunjuk kepada seorang petapa untuk belajar dengan menghindari cara yang ekstrem seperti menyetel senar alat musik itu Sutra 42 Bagian. Lewat kesenian kita bisa membangkitkan semangat dan motivasi untuk ber- juang mencapai kehidupan yang lebih baik, termasuk mengumandangkan sabda Buddha. Seni atau suatu karya yang memiliki unsur keindahan memang seha- rusnya mampu menggerakkan hati seseorang agar menjadi senang dan mungkin membebaskannya dari niat yang buruk. Bagi sebagian orang, menyanyi dan musik yang mengiringinya dapat diterima sebagai bagian dari upacara yang khusyuk, baik memuliakan Buddha atau melembutkan hati umatnya. Pada umumnya seni suara dikolaborasi dengan seni gerak, artinya seni suara sering diikuti oleh gerakan-gerakan tarian, demikian sebaliknya seni gerak atau tari dapat dipastikan diiringi oleh musik maupun suara. Hal ini tidak lain karena keduanya memang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Sumber Kumpulan Lagu-Lagu Buddhis, Bimas Buddha Provinsi Jawa Barat, 2010 Gambar 5.6 Lagu Kami Memuja 90 Kelas X SMASMK Tugas Individu Nyanyikan lagu Buddhis tersebut dengan baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok 1. Siapakah yang menulis lagu tersebut? 2. Tema apa yang terkandung dalam lagu tersebut? 3. Apa yang diharapkan dari lagu tersebut? 4. Buatlah sebuah puisi Buddhis yang bisa dijadikan sebuah lagu Buddhis Dalam agama Buddha, musik, tari, dan pertunjukan kurang mendapat perhatian, karna salah satu sila bagi pabbajjita tingkat lanjut adalah menghindarinya. Latihan sila ini mencontoh sikap para Arahat. Contohnya, Nataputtaka meninggalkan pekerjaannya semula yaitu menyanyi dan menari setelah ditahbiskan menjadi bhikhu. Ketika melihat orang yang sedang menari, para bhikhu bertanya kepada Nataputtaka, apakah ia masih menyukai tarian. Jawabnya, tidak. Dengan cara itu Nataputtaka ingin menegaskan bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian. Buddha membenarkannya, seorang Arahat telah meninggalkan semua ikatan kemelekatan dan mengatasi kesenangan terhadap semua hal DhpA. 417-418. Sumber : breathofrainbow.blogspot.com Gambar 5.7 Seni tari Seni tari dalam konteks Buddhis sering dimunculkan dalam kegeiatan-kegiatan tertentu seperti perayaan dharmasati Waisak, pentas seni Buddhis, bahkan sampai pada perlombaan Buddhis; Hal ini tidak lain untuk menampilkan kreasi generasi muda Buddha yang bercirikan Budhis. Seni tari yang merupakan hasil kreasi generasi muda Buddhis merupakan karya seni yang pantas menjadi kebanggaan umat Buddhis. Dapat dipahami bahwa seni tari yang bernafaskan Buddhis tentu dengan polarisasi kelembutan dan kedamaian. 91 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

3. Seni Rupa

Karya seni berupa patung, lukisan, kerajinan, dan arsitektur terutama terkait dengan sarana peribadatan yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan. Lukisan dan relief di wihara atau candi mengungkapkan riwayat hidup Buddha dan Bo- dhisattwa. Sumber : www.kaskus.co.id - www.kaskus.co.id Gambar 5.8 Relief Borobudur Karya seni berupa patung, lukisan, kerajinan, dan arsitektur terutama terkait dengan sarana peribadatan yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan. Lukisan dan relief di wihara atau candi mengungkapkan riwayat hidup Buddha dan Bho- disattva. Ajanta di India terkenal dengan gua-gua artistik tahun 200-700. Terdapat duapuluh sembilan gua, sepanjang lebih dari 5,6 Km, dengan lukisan dinding mengenai riwayat hidup Buddha Gotama, termasuk yang bersumber dari Jataka. Empat gua dinamakan cetya dan memiliki stupa-stupa. Karya seni tersebut dapat menunjukkan gambaran detail kehidupan Buddha di India pada awal Masehi. Sumber : obyekwisataindonesia.comwp-content201309Borobudur-Temple-1.jpg Gambar 5.9 Patung Buddha dan Stupa 92 Kelas X SMASMK Setiap vihara dengan berbagai mazhab tentu memiliki perbedaan dalam penampilan dan bentuk bagunan serta ornamen vihara. Demikian juga dengan patung-patung Buddha juga yang berbeda-beda. Buddha tidak pernah memerin- tahkan atau membuat peraturan untuk vihara, patung, candi dibuat secara sera- gam. Jadi semua yang ada hanyalah hasil karya seni manusia yang tinggi sehingga pantas dan layak dijadikan sebagai simbol dan obyek dalam mengembangkan dan memahami ajaran Buddha, sehingga mudah juga mengembangkan kebajikan. Sumber : obyekwisataindonesia.comwp-content201309Borobudur-Temple-1.jpg Gambar 5.10 Relief Buddha Sumber :Mahathera Nyanasuryanadi, Yogyakarta, 5 April 2011 Gambar 5.11 Jubah Bhikkhu hailand 93 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti