Unsur angin atau secara hariah berarti ”udara” merupakan unsur yang bersifat gerakan dan memberikan fungsi gerak pada unsur lainnya. Unsur gerak ini mem-
bentuk kekuatan tarikan dan tolakan pada semua materi. Unsur-unsur ini jika bertahan dalam kondisi yang tetap, dapat bertambah
kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk bertambah, dan berkurang kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk berkurang. Misalnya, dalam
benda padat unsur cair dapat memperoleh kekuatan gerak yang cukup sehingga menyebabkan benda padat tersebut mencair, dalam zat cair unsur panas dapat
mengubahnya menjadi nyala api dan unsur cairnya hanya memberi sifat ikatan. Karena sifat intensitas dan jumlahnya ini, keempat unsur tersebut disebut unsur
besar mahabhutani. Intensitas dan jumlah unsur-unsur ini mencapai puncaknya ketika terjadinya pembentukan dan kehancuran alam semesta. Energi utu meru-
pakan benih awal semua fenomena pada dunia materi dan merupakan bentuk awal dari unsur panas
Sumber : http:persatuan-umat.blogspot.com201006alam-semesta.html
Gambar 7.7 Alam semesta
Hukum energi merupakan proses berkelanjutan yang mengatur empat rang- kaian pembentukan, kelanjutan, kehancuran, dan kekosongan alam semesta. Ia
juga mengatur pergantian musim dan menentukan musim di mana tumbuhan menghasilkan bunga dan buah. Tidak ada yang mengatur kejadian-kejadian ini
apakah manusia, dewa, atau Tuhan, kecuali hukum Utu Niyama ini.
114 Kelas X SMASMK
B. Bija Niyama
Sumber: septian99.wordpress.com
Gambar 7.8 Pohon berbuah
Bija Niyama adalah hukum universal yang berkaitan dengan tumbuh- tumbuhan, yaitu bagaimana biji, stek, batang, cabang, ranting, pucuk, daun
dapat bertunas, bertumbuh, berkembang, dan berbuah. Kemudian dari satu bibit menghasilkan buah yang banyak, atau dari bibit yang kecil menumbuhkan pohon
yang besar, dan lain-lain. Bija berarti ”benih” di mana tumbuhan tumbuh dan berkembang darinya dalam berbagai bentuk. Dari pandangan ilosoi, hukum
pembenihan hanyalah bentuk lain dari hukum energi. Dengan demikian pengatur perkembangan dan pertumbuhan dunia tumbuhan merupakan hukum energi
yang cenderung mewujudkan kehidupan tumbuhan.
Sumber : https:www.google.comsearch?q=gambar+pohon+besar
Gambar 7.9 Pertumbuhan 115
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Hukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan buah di mana dapat tumbuh. Dengan demikian, biji jambu ti-
dak akan berhenti menghasilkan keturunan spesies jambu yang sama. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya dan tidak ada sosok pencipta yang
mengaturnya.
C. Kamma Niyama
Sumber: mycuteshoppe.blogspot.com
Gambar 7.10 Karma manusia yang menyedihkan
Kamma Niyama adalah hukum universal tentang karmaperbuatan. Kamma Niyama dikenal sebagai hukum yang berkaitan dengan moral. Keterangan rinci
tentang hukum perbuatan Hukum Karma dapat dilihat pada uraian pada buku Pendidikan Agama Buddha Kelas XI. Hukum Karma adalah hukum perbuatan
yang didasarkan kehendak atau niat. Seperti yang disebutkan dalam kitab Pali: ”Para bhikkhu, kehendak itulah yang Ku sebut perbuatan. Melalui kehendaklah
seseorang melakukan sesuatu dalam bentuk perbuatan, ucapan, atau pikiran” Anguttara Nikaya, iii:415.
Di sini kehendak merupakan kemauan tindakan mental. Dalam melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak mempertimbangkan dan memutuskan
langkah-langkah yang diambil, menjadi pemimpin semua fungsi mental yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Ia menyediakan tekanan mental pada fungsi-
fungsi ini terhadap objek yang diinginkan.
Dalam melaksanakan tugasnya, termasuk juga tugas-tugas semua proses men- tal lainnya yang terlibat, kehendak menjadi pemimpin tertinggi dalam pengertian
ia memberitahukan semua sisanya. Kehendak menyebabkan semua aktivitas men- tal cenderung bergerak dalam satu arah.
Hukum perbuatan mengatur akibat-akibat dari suatu perbuatan apakah baik atau buruk. Contoh-contoh akibat moral dari suatu perbuatan dapat dijumpai
dalam berbagai sutta, misalnya dalam Majjhima-Nikaya, Cula-Kamma-Vibhanga-
116 Kelas X SMASMK