Ajaran Buddha tidak membedakan kasta. Agama Buddha adalah agama damai dengan ajaran welas asih yang univer- sal.

Sumber : osmandol.blogspot.com Gambar 2.10 Keluarga Miskin Amatilah Gambar 2.9 dan 2.10. Setelah memperhatikan gambar tersebut, ja- wablah pertanyaan berikut. a. Apa tanggapan kamu tentang gambar tersebut? b. Jelaskan mengapa ada orang kaya, ada orang miskin, ada pejabat, ada orang awam? c. Mengapa terjadi perbedaan status sosial?

2. Agama Buddha adalah agama damai dengan ajaran welas asih yang univer- sal.

Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan cinta kasih kepada semua makhluk yang di dalamnya, ada manusia, hewan dan lain-lain tanpa kecuali. Se- seorang yang telah membuang pikiran kotor untuk menaklukkan orang lain dan makhluk lain akan merasakan kedamaian yang luar biasa. Dijelaskan bahwa ses- eorang yang menaklukkan ribuan orang dalam peperangan bukanlah penakluk sejati. Tetapi dia yang menaklukkan diri sendiri adalah penakluk gemilang. 37 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sumber cinrai.blogspot.com Gambar 2.11 Buddha Yang Welas Asih Sumber : paltoday.ps - 600 × 405 - Search by image Gambar 2.12 Peperangan 38 Kelas X SMASMK Amatilah Gambar 2.12 Setelah memperhatikan gambar tersebut, jawablah per- tanyaan berikut. a. Apa tanggapan kamu tentang gambar tersebut? b. Jelaskan mengapa ada peperangan dan ada orang yang memiliki welas asih?. c. Bagaimana menganalisis welas asih yang universal?

3. Dalam Ajaran Buddha, tidak seorangpun diperintahkan untuk percaya.

Buddha tidak pernah memaksa seorangpun untuk mempercayai ajaranNya, semuanya adalah pilihan sendiri. Konsep dasarnya adalah ehipassiko, datang, li- hat dan buktikan terhadap kebenaran Dharma. Buddha pernah berkata: ”Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu, kajilah dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan”.

4. Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung.

Buddha bersabda: ”Jadikanlah dirimu sebagai pelindung bagi dirimu sendiri”, Tidak ada penjelasan sama sekali dari Buddha makhluk adikodrati sebagai pelin- dung kita. Bagi orang yang telah berlatih dan melaksanakan Dharma dengan baik, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik. Buddha hanyalah penunjuk jalan, pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak mengikuti, tergantung pada orang yang bersangkutan.

5. Agama Buddha tanpa kekerasan

Dari awal perkembangan sampai sekarang, kurang lebih 2.600 tahun, perkem- bangan agama Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan dan pertumpahan darah. Hal demikian tidak lain karena Buddhisme mengakar kuat pada penganut- nya. Sumber : http:www.antarasumbar.comidfotofotoutama221013140816 Gambar 2.13 Kekerasan umat beragama 39 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Amatilah Gambar 2.13 setelah memperhatikan gambar tersebut, jawablah per- tanyaan berikut: a. Apa tanggapan kamu tentang gambar tersebut? b. Mengapa kekerasan gampang terjadi?. c. Bagaimana cara mengurangi kekerasan?. 6. Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat, segala sesuatu mun- cul dari suatu sebab, tiada sesuatu apapun yang muncul tanpa alasan. Prinsip sebab dan akibat, suatu kondisi yang pada mulanya sebagai akibat yang akan menjadi sebab dari kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata rantai. Hal ini terjadi pada fenomena alam, kehidupan manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta segala sesuatu yang berkondisi. Penanaman Nilai Tuliskan perilaku memilih agama yang kalian lakukan. Mengapa, membeda- bedakan agama lain menurutmu tidak baik? Apakah kamu merasa bangga ketika memilih agama Buddha sebagai agama yang dianut? Berikan alasanmu. Jelaskan isi cerita kalama sutta serta berikan pula pokok pikiran yang terkandung di dalam- nya. Refleks Setelah mempelajari dan menganalisis bagaimana memilih agama, manfaat apa saja yang kalian dapatkan? Rangkuman 1. Agama awal yang masuk ke Indonesia adalah Hindu dan Buddha, kemudian Islam, Kristen, yang kemungkinan juga masuk Konfusianisme dan Taoisme disela-sela masuknya pengaruh agama-agama tersebut. Negara Indonesia adalah Negara yang berasaskan Pancasila dan bukan negara agama. 2. Ajaran keyakinan dan kemoralan inilah yang dijadikan manusia sebagai lan- dasan dalam segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan, dan pegangan hidup. Setiap agama juga mengajarkan ibadah atau ritual sebagai bentuk bakti manu- sia kepada agama dan TuhanNya. 3. Kalama Sutta; menjelaskan….adalah untuk tidak menerima sesuatu apabila didasarkan pada; sesuatu sudah menjadi tradisi, sudah lama ada, atau sudah sering didengar….” 4. Beberapa karakteristik agama Buddha yang tidak membedakan kasta, mengem- bangkan cinta kasih universal, anti kekerasan, tidak memaksakan kehendak. Penilaian Afektif Bacalah pernyataan di bawah ini, kemudian isilah kolom kegiatan, alasan, dan konsekuensi pada Tabel 2.1 Jawablah sesuai dengan pengalaman sikap, tujuan, dan konsekuensi. 40 Kelas X SMASMK