Sumber: noenkcahyana.blogspot.com
Gambar 4.11 Pabrik modern
2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja labor-saving technological prog- ress. Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas ban-
yak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda
hingga jembatan.
3. Kemajuan teknologi yang hemat modal capital-saving technological progress. Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara- negara maju yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan
modalnya.
Tugas Kelompok
No. Kegiatan
Metode Baru Hasil Yang Dicapai
1 Bercocok tanam
2 Transportasi
3 Membuat baju
4 Membangun
rumah 5
Menumbuk padi
75 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukkan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang
terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang. Di lain pihak suatu kebijaksanaan ’pintu yang
lama sekali terbuka’ terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk pena- naman modal asing PMA, justru menghambat kemandirian yang lebih besar
dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena mereka-
lah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
F. Ciri-Ciri Fenomena yang Diperlihatkan oleh Teknologi
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal im- perasional dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastra- pratedja 1980 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan
yang direncanakan dengan perhitungan rasional. 2. Artiisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan. 5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergan-
tung. 6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi,
bahkan dapat menguasai kebudayaan. 7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
G. Teknologi dalam Pandangan Buddhis
Dalam pandangan Buddhis, penerapan teknologi sebagai jalur utama dapat menyongsong kehidupan yang lebih baik, keyakinan tersebut sudah cukup men-
dalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan dan penggunaan yang rasional. Teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia
untuk melakukan kebajikan, juga harus disadari mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu dan makin cepatnya daya pikir manusia yang se- makin modern maupun canggih, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak lepas akan kemajuan-kemajuannya yang semakin pesat mendunia. Ilmu pengetahuan telah menjadi perintis dalam membuat kemajuan teknologi menjadi
lebih pesat dan tak terbayangkan kemajuannya pada saat seperti ini yang melam- paui batas-batas praktis imajinasi yang sulit dijangkau pikiran. Ilmu pengetahuan
76 Kelas X SMASMK
ini sebenarnya baru berkembang pada dua milenium terakhir. Namun, bisa kita lihat sendiri betapa hebat dan pesatnya perkembangan yang terjadi pada dua mil-
lennium terakhir ini. Tugas individu: Kemukakan pengaruh dan dampak sosial yang timbul dari ha-
sil teknologi berikut ini: 1. Senjata api.
2. Telpon genggam 3. Playstation
4. Warnet 5. Televisi
Ilmu pengetahuan tidak selalu berjalan praktis dan terus-menerus meningkat, ilmu pengetahuan dapat timbul dan tenggelam dalam perkembangan peradaban
manusia. Ilmu pengetahuan menunjukkan, peradaban yang lebih maju menak- lukkan peradaban yang lebih terbelakang, dalam artian selanjutnya ilmu penge-
tahuan bisa saja ditaklukkan oleh peradaban lain yang lebih maju atau mungkin ilmu pengetahuan yang lama mungkin akan tergantikan dengan pola pemikiran
ilmu pengetahuan yang baru yang lebih canggih. Pada intinya yang kuat bertahan, yang lemah ditaklukkan.
Agama Buddha tidak anti ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi justru menempatkannya sebagai sarana untuk mem-
percepat dan mempermudah berbagai kebajikan yang dilakukan sehingga pada akhirnya mencapai pembebasan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi penting dalam agama Buddha. Pandangan tersebut memperjelas bahwa agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi saling sinergi. Iptek tanpa kehadiran
agama akan membahayakan kehidupan, dan sebaliknya agama tanpa dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kehidupan manusia
akan lumpuh dan tidak bisa melihat dunia luar yang luas.
Sumber : www.dhammawiki.com
Gambar 4.12 Bhikkhu yang menggunakan teknologi 77
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti