Pengangkatan Anak Berdasarkan Hukum Islam

Pengangakatan anak secara adat kebiasaan juga diuraikan dalam Permensos RI No. 110 Tahun 2009 Pasal 17 yang menyatakan bahwa pengangkatan anak antar Warga Negara Indonesia yang berdasarkan adat kebiasaan dilakukan sesuai dengan tata cara yang berlaku di dalam masyarakat yang bersangkutan. Serta dalam ayat 2 disebutkan bahwa kepala instansi sosial propinsi dan kabupatenkota berkewajiban melakukan pencatatan dan pendokumentasian terhadap pengangkatan anak.

2.5.2 Pengangkatan Anak Berdasarkan Hukum Islam

Menurut Hukum Islam pengangkatan anak hanya dapat dibenarkan apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut Zaini 2002:54 : 1. Tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang tua biologis dan keluarga. 2. Anak angkat tidak berkedudukan sebagai pewaris dari orang tua angkat, melainkan tetap sebagai pewaris dari orang tua kandungnya, demikian juga orang tua angkat tidak berkedudukan sebagai pewaris dari anak angkatnya. 3. Anak angkat tidak boleh mempergunakan nama orang tua angkatnya secara langsung kecuali sekedar sebagai tanda pengenalalamat. 4. Orang tua angkat tidak dapat bertindak sebagai wali dalam perkawinan terhadap anak angkatnya. Dari ketentuan diatas dapat diketahui bahwa prinsip pengangkatan anak menurut hukum Islam adalah bersifat pengasuhan anak dengan tujuan agar seorang anak tidak sampai terlantar atau menderita dalam pertumbuhan dan perkembangannya Zaini 2002:55. Pendapat Majelis Ulama yang dituangkan dalam Surat Nomor U- 335MUIVI82 tanggal 18 Sya‟ban 1402 H10 Juni 1982 yang ditandatangai oleh Ketua Umum K.H. M. Syukeri Ghazali, sebagai berikut: 1. Adopsi yang tujuan pemeliharaan, pemberian bantuan dan lain- lain yang sifatnya untuk kepentingan anak angkat dimaksud adalah boleh saja menurut hukum Islam. 2. Anak-anak yang beragama Islam hendaknya dijadikan anak angkat adopsi oleh ayahibu angkat yang beragama Islam pula, agar ke-Islamannya itu ada jaminan tetap terpelihara. 3. Pengangkatan anak angkat adopsi tidak akan mengakibatkan hak kekeluargaan yang biasa dicapai dengan nasab keturunan. Oleh karena itu adopsi tidak mengakibatkan hal wariswali mewalii, dan lain-lain. Oleh karena itu ayahibu angkat jika akan memerikan apa-apa kepada anak angkatnya hendaklah dilakukan pada masa masih sama-sama hidup sebagai hibah biasa. 4. Adapun adopsi yang dilarang, adalah: - Adopsi oleh orang-orang yang berbeda agama, misalnya Nasrani dengan maksud anak angkatnya dijadikan pemeluk agama Nasrani, bahkan sedapat-dapatnya dijadikan pemimpin agama itu, - Pengangkatan anak angkat Indonesia oleh orang-orang Eropa dan Amerika atau lain-lainnya, biasanya berlatar belakang seperti tersebut di atas. Oleh karena itu hal ini ada usaha untuk menutup adopsi.

2.5.3 Pengangkatan Anak Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak (Adoptie) Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing (Sk Menteri Sosial Ri No.13 / Huk / Tahun 1993 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengangkatan Anak - Study Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 29 139

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengangkatan Anak (Adoptie) Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara...

1 43 5

TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN HAK ATAS TANAH MELALUI HIBAH DARI WARGA NEGARA ASING KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT.

0 0 2

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA WARGA NEGARA INDONESIA YANG KAWIN DENGAN WARGA NEGARA ASING SETELAH ADANYA PENETAPAN PEMISAHAN HARTA.

0 1 10

ADOPSI ANAK WARGA NEGARA INDONESIA (WNI) OLEH WARGA NEGARA ASING (WNA) BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK.

0 0 14

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI) WARGA NEGARA ASING DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK.

0 2 12

Organisasi Kemasyarakatan yang Didirikan oleh Warga Negara Asing

0 0 23

PENGANGKATAN ANAK WARGA NEGARA INDONESIA

0 0 21

Tinjauan Yuridis Pengangkatan Anak Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 122

Kajian Yuridis Penguasaan Tanah Oleh Warga Negara Asing (WNA) Dengan Mengatasnamakan Warga Negara Indonesia (WNI) di Gili Gede Kec. Sekotong Kab. Lombok Barat OLEH MARZUKI D1A110236 ABSTRAK - KAJIAN YURIDIS PENGUASAAN TANAH OLEH WARGA NEGARA ASING (WNA) D

0 0 16