106
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Kegiatan pembelajaran melalui model Word Square secara rinci akan disajikan dalam pembahasan dari tiap siklus.
4.2.1.1. Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru Hasil observasi keterampilan guru pada pembelajaran membaca lancar
aksara Jawa melalui model Word Square dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan. Secara lebih jelas peningkatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru pada Siklus I, II, dan III
No Indikator
Siklus I Siklus II
Siklus III
1. Membuka pelajaran keterampilan
membuka pelajaran 3
4 4
2. Melakukan apersepsi keterampilan
membuka pelajaran 4
4 4
3. Mengeksplorasi informasi dan
pengetahuan sesuai materi pembelajaran keterampilan bertanya, menjelaskan, dan
mengelola kelas 3
4 4
4. Melakukan kegiatan tanya jawab
keterampilan bertanya 3
3 3
5. Menyampaikan materi pembelajaran
keterampilan menjelaskan 2
3 4
6. Memberikan motivasi dan penguatan
keterampilan memberi penguatan 2
3 4
7. Menggunakan media kotak Word Square
keterampilan mengadakan variasi 3
4 4
8. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan keterampilan mengelola kelas
4 4
4 9.
Membimbing diskusi kelompok keterampilan membimbing diskusi
2 2
4 10. Memberi penguatan keterampilan
memberi penguatan 2
2 4
11. Menutup pembelajaran keterampilan menutup pembelajaran
2 3
3
Jumlah Skor 30
36 42
Rata-Rata 2,7
3,3 3,8
Kriteria Baik
Sangat Baik Sangat Baik
107
Gambar 4.10
: Diagram Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I,II, dan III
Berdasarkan tabel dan diagram hasil observasi peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran membaca lancar aksara Jawa melalui model Word
Square pada siklus I, II, dan III tersebut menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan guru dalam mengajar. Pada siklus I keterampilan mengajar guru mendapatkan total skor 30 dengan kriteria baik, meningkat pada siklus II dengan
perolehan skor 36 dengan kriteria sangat baik. Kemudian pada siklus III skor yang diperoleh adalah 42 dengan kriteria sangat baik. Lebih jelasnya akan dibahas
secara rinci sebagai berikut: a.
Pada indikator 1 yaitu membuka pelajaran keterampilan membuka pelajaran terjadi peningkatan skor. Siklus I skor yang diperoleh 3, siklus II meningkat
dengan perolehan skor 4, sedangkan pada siklus III tetap dengan skor 4.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
Sk o
r
Skor Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, II, dan III
Siklus I Siklus II
Siklus III
108
b. Pada indikator 2 yaitu melakukan apersepsi keterampilan membuka pelajaran
pada siklus I, II, maupun III tetap dengan skor 4. c.
Pada indikator 3 yaitu mengeksplorasi informasi dan pengetahuan sesuai materi pembelajaran keterampilan bertanya, menjelaskan, dan mengelola
kelas mengalami peningkatan dari siklus I skor sebanyak 3 meningkat menjadi skor 4 pada siklus II, sedangkan siklus III tetap dengan skor 4.
d. Pada indikator 4 yaitu melakukan tanya jawab keterampilan bertanya baik
pada siklus I, II, dan III tetap dengan skor 3. e.
Pada indikator 5 yaitu menyampaikan materi pembelajaran keterampilan menjelaskan mengalami peningkatan, dari siklus I dengan skor 2 meningkat
pada siklus II dengan skor 3, kemudian meningkat lagi pada siklus III dengan skor 4.
f. Pada indikator 6 yaitu memberikan motivasi dan penguatan keterampilan
memberi penguatan mengalami peningkatan dari siklus I dengan skor 2, meningkat pada siklus II dengan skor 3, kemudian meningkat lagi dengan skor
4 pada siklus III. g.
Pada indikator 7 yaitu menggunakan media kotak Word Square keterampilan mengadakan variasi mengalami peningkatan dari siklus I dengan skor 3,
meningkat dengan skor 4 pada siklus II, sedangkan pada siklus III tetap dengan skor 4.
109
h. Pada indikator 8 yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
keterampilan mengelola kelas baik pada siklus I, II, dan III memiliki perolehan skor yang tetap yaitu 4.
i. Pada indikator 9 yaitu membimbing diskusi kelompok keterampilan
membimbing diskusi pada siklus I dan II memperoleh skor yang tetap yaitu 2, dan meningkat pada siklus III dengan perolehan skor 4.
j. Pada indikator 10 yaitu memberi penguatanketerampilan memberi penguatan
pada siklus I dan II skor tetap yaitu 2, kemudian mengalami peningkatan pada siklus III dengan skor 4.
k. Pada indikator 11 yaitu menutup pembelajaran keterampilan menutup
pembelajaran dari siklus I dengan skor 2 meningkat pada siklus II dengan skor 3, sedangkan siklus III tetap dengan skor 3.
Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa model Word Square dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran membaca lancar
aksara Jawa. 4.2.1.2. Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran membaca lancar aksara jawa melalui model Word Square dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.
Secara lebih jelas peningkatan dapat dilihat pada tabel berikut:
110
Tabel 4.14
Hasil Obsevasi peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I, II, dan III
No Indikator
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1. Mempersiapkan diri dalam menerima
pembelajaran aktivitas emosional 3,6
3,6 4
2. Melakukan eksplorasi informasi dan
pengetahuan sesuai materi pembelajaran aktivitas visual, mendengarkan, lisan,
dan mental 2,4
3,3 3,8
3. Melakukan kegiatan tanya jawab
aktivitas mendengarkan, mental, visual, dan lisan
0,7 0,9
1,2
4. Mempersiapkan penyampaian materi
pembelajaran dari guru aktivitas mendengarkan, visual, dan mental
3 3,3
3,8
5. Membaca aksara Jawa aktivitas mental,
lisan, dan visual 2,4
2,8 3,3
6. Menggunakan media kotak Word Square
aktivitas visual, mental, dan mendengarkan
3,5 3,6
4
7. Menyusun simpulan dan melakukan
refleksi aktivitas menulis, lisan, visual, dan mendengarkan
0,8 1,6
2,3
8. Mengerjakan soal tes atau evaluasi
aktivitas mental, visual, lisan, dan menulis
3,9 3,9
4
Jumlah 20,3
23 26,4
Rata-Rata 2,5
2,9 3,3
Kriteria Baik
Baik Sangat
Baik
111
Gambar 4.11
: Diagram Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III
Berdasarkan tabel dan diagram hasil observasi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca lancar aksara Jawa melalui model Word Square
pada siklus I, II, dan III tersebut menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I jumlah skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 20,3 dengan kriteria baik.
Siklus II mengalami peningkatan, jumlah skor rata-rata yang diperoleh 23 dengan kriteria baik. Dan siklus III jumlah skor rata-rata yang diperoleh 26,4 dengan
kriteria sangat baik. Secara lebih rinci peningkatan aktivitas siswa akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Indikator 1 mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran aktivitas
emosional, siklus I dan II memiliki skor tetap, sedangkan siklus II dan siklus III siswa mengalami peningkatan aktivitas. Pada siklus I skor rata-rata 3,6,
siklus II skor rata-rata 3,6, dan siklus III skor rata-rata 4.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
Sk o
r
Skor Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II,dan III
Siklus I Siklus II
Siklus III
112
b. Indikator II melakukan eksplorasi informasi dan pengetahuan sesuai materi
pembelajaran aktivitas visual, mendengarkan, lisan, dan mental, mengalami peningkatan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III. Siklus I memperoleh skor
rata-rata 2,4, siklus II memperoleh skor rata-rata 3,3, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 3,8.
c. Melakukan kegiatan tanya jawab aktivitas mendengarkan, mental, visual, dan
lisan, mengalami peningkatan aktivitas siswa dari siklus I,II, dan III. Siklus I memperoleh skor rata-rata 0,7, siklus II memperoleh skor rata-rata 0,9, dan
siklus III memperoleh skor rata-rata 1,2. d.
Mempersiapkan penyampaian materi pembelajaran dari guru aktivitas mendengarkan, visual, dan mental, mengalami peningkatan dari siklus I, II,
dan III. Siklus I memperoleh skor rata-rata 3, siklus II memperoleh skor rata- rata 3,3, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 3,8.
e. Membaca Aksara Jawa aktivitas mental, lisan, dan visual, mengalami
peningkatan dari siklus I, II, dan III. Siklus I memperoleh skor rata-rata 2,4, siklus II memperoleh skor rata-rata 2,8, dan siklus III memperoleh skor rata-
rata 3,3. f.
Menggunakan media kotak Word Square aktivitas visual, mental, dan mendengarkan, mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan III. Siklus I
memperoleh skor rata-rata 3,5, siklus II memperoleh skor rata-rata 3,6, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 4.
g. Menyusun simpulan dan melakukan refleksi aktivitas menulis, lisan, visual,
dan mendengarkan, mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan III. Siklus I
113
memperoleh skor rata-rata 0,8, siklus II memperoleh skor rata-rata 1,6, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 2,3.
h. Mengerjakan soal tes atau evaluasi aktivitas mental, visual, lisan, dan
menulis, pada siklus I dan siklus II skor rata-rata tetap yaitu 3,9. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus III yaitu memperoleh skor rata-rata 4.
Berdasarkan tabel 4.14 bahwa penerapan model Word Square dapat meningkatkan aktivitas siswa di dalam kegiatan pembelajaran.
4.2.1.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Hasil observasi keterampilan membaca lancar aksara Jawa melalui model
Word Square dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan. Secara lebih jelas
peningkatan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Observasi Keterampilan Membaca Lancar Aksara Jawa Siklus I, II, dan III
No Indikator
Siklus I Siklus II
Siklus III
1. Huruf yang dibaca benar
keterampilan melafalkan 3,3
3,6 3,7
2. Cara mengucapkan bunyi
bahasalafal baik keterampilan melafalkan
3 3
3,1
3. Intonasi baik keterampilan
mengintonasikan dan penggunaan tanda baca
2 2,2
2,8
4. Penguasaan materi keterampilan
melafalkan, mengintonasikan, dan penggunaan tanda baca
2,4 3
3,4
Jumlah 10,7
11,7 13
Rata-Rata 2,7
2,9 3,3
Berdasarkan tabel dan diagram hasil observasi peningkatan keterampilan membaca lancar aksara Jawa melalui model Word Square pada siklus I, II, dan III
menunjukkan peningkatan. Pada siklus I jumlah skor rata-rata yang diperoleh
114
adalah 10,7. Siklus II mengalami peningkatan, jumlah skor rata-rata yang diperoleh adalah 11,7. Dan meningkat lagi pada siklus III dengan jumlah skor
rata-rata 13. Secara lebih rinci peningkatan keterampilan membaca lancar aksara Jawa dijabarkan sebagai berikut:
a Indikator 1 huruf yang dibaca benar keterampilan melafalkan, mengalami
peningkatan dari siklus I, II, dan III. Pada siklus I memperoleh skor rata-rata 3,3, siklus II memperoleh skor rata-rata 3,6, dan siklus III memperoleh skor
rata-rata 3,7. b
Indikator 2 cara mengucapkan bunyi bahasalafal baik keterampilan melafalkan, mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan III. Pada siklus I
memperoleh skor rata-rata 3, siklus II memperoleh skor rata-rata 3, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 3,1.
c Indikator 3 intonasi baik keterampilan mengintonasikan dan penggunaan tanda
baca, mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan III. Pada siklus I memperoleh skor rata-rata 2, siklus II memperoleh skor rata-rata 2,2, dan siklus
III memperoleh skor rata-rata 2,8. d
Indikator 4 penguasaan materi keterampilan melafalkan, mengintonasikan, dan penggunaan tanda baca, mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan III.
Pada siklus I memperoleh skor rata-rata 2,4, siklus II memperoleh skor rata- rata 3, dan siklus III memperoleh skor rata-rata 3,4.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca lancar aksara Jawa melalui model Word Square dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III
115
mengalami peningkatan. Secara lebih jelas, peningkatan tersebut dipaparkan pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Peningkatan Hasil Belajar Membaca Lancar Aksara Jawa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Pencapaian
Data Awal Data
Siklus I Data
Siklus II Data
Siklus III
1. Rata-rata 55,28
66,66 73,3
81,47 2. Nilai terendah
31 44
50 56
3. Nilai tertinggi 81
87,5 94
100 4. Belum tuntas
21 15
10 6
5. Tuntas 13
19 24
28 6. Persentase
Ketuntasan Klasikal
38,24 55,88
70,59 82,35
Gambar 4.12
: Diagram Peningkatan Hasil Belajar Membaca Lancar Aksara Jawa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar membaca lancar aksara Jawa melalui model Word Square dari siklus I
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Data Awal Siklus I
Siklus II Siklus III
S k
or
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus I, II dan III
Rata-rata Nilai Terendah
Nilai Tertinggi Belum Tuntas
Tuntas
116
sampai siklus III. Hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 66,66 dan persentase ketuntasan klasikal 55,88. Pada siklus II hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata-rata 73,3 dan persentase ketuntasan klasikal 70,59. Hasil belajar siswa lebih meningkat lagi pada siklus
III dengan nilai rata-rata 81,47 dan persentase ketuntasan klasikal 82,35. Nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan
kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan
pedoman yang ada Poerwanti, 2008: 6-16. Berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan, kriteria ideal ketuntasan klasikal adalah 80. Berdasarkan nilai
belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal siswa belum mencapai 80. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan yang
dicapai hanya 55,88, dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 dari 34 siswa.
Setelah dilaksanakan siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 70,59 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 dari 34 siswa.
Berdasarkan nilai belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 80. Setelah dilaksanakan siklus III
persentase ketuntasan siswa mencapai 82,35 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 dari 34 siswa.
Berdasarkan data yang telah didapatkan berupa hasil pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan data hasil belajar berupa keterampilan
membaca lancar aksara Jawa, diperoleh hasil bahwa keterampilan guru meningkat
117
dengan kriteria sangat baik, aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sangat baik, dan hasil belajar siswa berupa keterampilan membaca lancar aksara Jawa
memenuhi ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80, maka penelitian ini berhenti sampai di siklus III.
4.2.2. Uji Hipotesis