KERANGKA BERFIKIR HIPOTESIS KAJIAN PUSTAKA

perilaku dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah sinkron atau langsung tanpa didasari kedua respon di atas. Namun, jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanpa pemahaman manfaat berperilaku tertentu. Berdasarkan penjelasan dan analisis data sebelumnya dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat menentukan atau melakukan suatu perubahan pembangunan dalam hal kesehatan untuk kesejahteraan maupun peningkatan kualitas hidupnya dengan syarat memiliki pengetahuan tentang kesehatan perumahan atau syarat-syarat rumah sehat yang diperoleh dari pendidikan formal.

2.5. KERANGKA BERFIKIR

Penduduk berkualitas adalah penduduk yang sehat sehingga dapat menjalankan segala aktivitas untuk menunjang kehidupannya dan dapat dilihat dari lingkungan perumahan yang sehat. Usaha untuk mencapai lingkungan perumahan yang sehat dilakukan jika penduduk sudah menyadari pentingnya rumah sehat yang bisa diperoleh atau telah melalui usaha pendidikan secara bertahap agar terjadi suatu perubahan. Pendidikan membuat seseorang yang pada awalnya tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak tahu menjadi tahu. Peningkatan pengetahuan tentang standar kesehatan dalam setiap rumah dapat dilalui dengan tahapan dalam proses pendidikan. Standar kesehatan yang diusahakan dimulai dari upaya peningkatan kualitas rumah hunian atau pembangunan rumah sehat. Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan analisis penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Berikut ditampilkan gambar yang menjelaskan kerangka berpikir secara singkat. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.6. HIPOTESIS

Berdasarkan pemaparan latar belakang, kajian pustaka, kerangka berpikir, dan analisis penelitian yang relevan, maka peneliti mengemukakan hipotesis ada hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang . Pendidikan Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat Tingkat Pendidikan Rendah Tingkat Pendidikan Tinggi Penduduk Sehat Lingkungan Sehat

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. POPULASI PENELITIAN

Menurut Arikunto 2002:108 populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan data monografi Kelurahan Mangunsari tahun 2011, populasi penelitian ini terdiri atas 1208 Kepala Keluarga KK yang berada di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Merujuk pada data dinamis Kelurahan Mangunsari, lokasi tersebut terdiri atas 5 Rukun Warga RW dan 23 Rukun Tetangga RT dengan jumlah penduduk 4195 jiwa.

3.2. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

Menurut Arikunto 2006:131 sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila jumlah populasi besar dan relatif homogen, sampel dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate cluster random sampling yang menurut Sugiyono 2010:120-122 teknik ini melalui dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan sampel orang yang ada pada daerah itu secara acak dengan proporsional. Berdasarkan tingkat pendidikan dan variasi jenis bangunan atau tipe rumah yang bervariasi dari data monografi Kelurahan Mangunsari semester II tahun 2011, maka ditentukan sampel daerahnya adalah RW 1. Tahap berikutnya untuk menentukan sampel orang responden secara proporsional dengan mengambil 25 nama kepala keluarga dari masing-masing RT di RW 1 secara acak dan dari 25