memiliki, rasa kebersamaan, kehangatan, kasih, dan rasa aman; 3 Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi, tempat melepaskan diri dari dunia luar, dari
tekanan dan ketegangan, dari dunia rutin; 4 Rumah sebagai akar dan kesinambungan, rumah merupakan tempat kembali pada akar dan menumbuhkan
rasa kasinambungan dalam untaian proses ke masa depan; 5 Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari; 6 Rumah sebagai pusat jaringan sosial; 7
Rumah sebagai struktur fisik. Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut, rumah memiliki arti penting
dalam mendukung kehidupan manusia agar tercapai kehidupan yang baik dalam setiap pekerjaan atau kegiatannya dan merupakan bentuk ekspresi penghuninya.
Oleh karena itu, perlu diupayakan pembangunannya sesuai standar rumah sehat untuk mencapai derajat kesehatan dan mendukung tujuan tersebut.
2.2.2. Rumah Sehat
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit dan kelemahan kecacatan. Berdasarkan dari pengertian tersebut, rumah sehat diartikan sebagai tempat berlindung atau bernaung dan
tempat untuk beristirahat, sehinggga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.
2.2.3. Syarat Rumah Sehat
Persyaratan kesehatan rumah tinggal dilihat dari kondisi fisik dan biologik di dalam rumah yang memenuhi Keputusan Menteri Kesehatan
No.829MENKESVII1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan,
komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah,
dan kepadatan hunian ruang tidur. Menurut Ditjen Cipta Karya, Syarat Rumah Sehat adalah sebagai berikut.
2.2.3.1.Memenuhi segi kesehatan, artinya bagian-bagian rumah yang mempengaruhi kesehatan keluarga hendaknya dipersiapkan dengan baik
terutama a penerangan dan peranginan dalam setiap ruang harus cukup, b penyediaan air bersih, c pengaturan pembuangan air limbah dan sampah
sehingga tidak menimbulkan pencemaran, d bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab, e tidak terpengaruh pencemaran seperti
bau, rembesan air kotor, udara kotor, dan sebagainya. 2.2.3.2.Memenuhi segi kekuatan bangunan, artinya bagian-bagian dari bangunan
rumah mempunyai konstruksi dan bahan bangunan yang dapat dijamin keamanannya, seperti a konstruksi bangunan yang cukup kuat, baik untuk
menahan beratnya sendiri maupun pengaruh luar seperti angin, hujan gempa, dan lain-lain, b pemakaian bahan bangunan yang bisa dijamin
keawetan dan kemudahan dalam pemeliharaan, dan c penggunaan bahan tahan api untuk bagian yang mudah terbakar, dan bahan tahan air untuk
bagian yang selalu basah. 2.2.3.3.Memperhatikan segi kenyamanan, agar keluarga dapat tinggal dengan
nyaman dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah, diperlukan a penyediaan ruangan yang cukup, b ukuran ruangan yang sesuai dengan
kegiatan penghuni di dalamnya, c penataan ruangan yang cukup baik, d
dekorasi dan warna ruang yang serasi, dan e penghijauan halaman diatur sesuai kebutuhan.
2.2.3.4.Memenuhi segi keterjangkauan. Hendaknya ruang diperoleh, diperlengkapi, dan dipelihara dengan dana yang sesuai dengan
kemampuan pendapatan keluarga. Notoatmojo dalam Kasjono 2011:22-23 dijelaskan faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah adalah sebagai berikut. 2.2.3.1.Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Di pegunungan atau di tepi pantai, di
kelurahan atau di kota, di daerah dingin atau di daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi daerah gempa atau di daerah bebas
gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya,
bentuknya, menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah
di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas;
2.2.3.2.Tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, sehingga
bahan-bahan pokok pembuatan rumah berasal dari daerah setempat yang murah misal bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya. Perlu dicatat
bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya.
Berdasarkan penjelasan tentang syarat rumah sehat tersebut, peneliti akan menilai rumah sehat dengan subvariabel: penyediaan ruang yang cukup, langit-
langit, atap rumah, dinding, lantai, jendela, peranginan atau ventilasi udara, lubang asap dapur, penerangan atau pencahayaan, penyediaan air bersih,
pembuangan air limbah, pembuangan sampah, penghijauan halaman rumah, dan jamban. Kriteria penilaian rumah sehat pada penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran 2 halaman 86.
2.3. PENDUDUK KELURAHAN MANGUNSARI