pencaharian yang lain terutama yang jumlahnya masih sedikit adalah pengusaha sedangbesar dan pengrajinindustri kecil masing-masing sejumlah 8 jiwa 0,29.
4.1.2.3 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Mangunsari cukup beragam. Berdasarkan tabel 4.4 berikut ini dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
penduduk paling banyak jumlahnya di Kelurahan Mangunsari adalah tamat SDsederajat yaitu 1253 jiwa 46,22 dan terendah adalah tamat
akademisederajat yaitu 96 jiwa 3,54.
Tabel 4.6 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah jiwa Persentase
1 Tamat SDsederajat
1253 46,22
2 Tamat SLTP sederajat
644 23,76
3 Tamat SLTA sederajat
615 22,69
4 Tamat akademi
sederajat 96
3,54 5
Tamat Perguruan Tinggisederajat 103
3,80 Jumlah 2711
100,00 Sumber: Data Dinamis Monografi Kelurahan Mangunsari Tahun 2011
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini mengemukakan mengenai jenis kelamin responden, umur responden, pekerjaan responden, pendapatan responden, dan pendidikan
responden. 4.2.1
Jenis kelamin responden Berdasarkan penelitian, jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki 78
responden atau 92,86 dan perempuan ada 6 responden atau 7,14 . Data diperoleh seperti pada tabel 4.10 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6
halaman 91.
Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden di Kelurahan Mangunsari
No. Jenis Kelamin
Jumlah jiwa Persentase
1. Laki-laki 78
92,86 2. Perempuan
6 7,14
Jumlah 84
100,00 Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012
4.2.2 Umur responden
Berdasarkan penelitian mengenai umur responden, diperoleh data seperti pada tabel 4.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91.
Tabel 4.8 Umur Responden di Kelurahan Mangunsari
No. Kelompok Umur
Jumlah jiwa Persentase
1. 25 – 37
20 23,81
2. 38 – 50
44 52,38
3. 51 – 62
16 19,05
4. 63 – 75
3 3,57
5. 76 – 87
1 1,19
Jumlah 84
100,00 Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012
Berdasarkan 84 responden, jumlah penduduk yang paling banyak adalah pada kelompok umur 38 – 50 tahun yaitu 44 responden atau 52,38 , sedangkan
yang terkecil pada kelompok umur 76 – 87 tahun yaitu 1 responden atau 1,19 . 4.2.3
Mata pencaharian responden Pengambilan data tentang mata pencaharian responden diperoleh seperti
pada tabel 4.12 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mata pencaharian
kepala keluarga di Kelurahan Mangunsari paling banyak sebagai buruh bangunan yaitu 17 responden atau 20,24 , sedangkan yang paling sedikit sebagai ABRI
dan pengrajinindustri kecil yaitu masing-masing 2 responden atau 2,38 .
Tabel 4.9 Mata Pencaharian Responden di Kelurahan Mangunsari
No Pekerjaan Responden
Jumlah jiwa Persentase
1 Petani a.
Petani penggarap tanah b.
Buruh tani 8
6 9,52
7,14 2 PengrajinIndustri
kecil 2
2,38 3 Buruh
Industri 15
17,86 4 Buruh
Bangunan 17
20,24 5 Pedagang
15 17,86
6 Pengangkutan 5
5,95 7
Pegawai Negeri Sipil PNS 8
9,52 8 ABRITNI
2 2,38
9 Pensiunan ABRIPNS
6 7,14
Jumlah 84 100,00
Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012 4.2.4
Pendapatan responden Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pendapatan kepala keluarga
sebagai responden dapat dilihat pada tabel 4.13 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91.
Tabel 4.10 Pendapatan Responden di Kelurahan Mangunsari
No. Pendapatan Responden
Rupiah Jumlah Jiwa Persentase
1 100.000 - 800.000
33 39,29
2 800.000 - 1.500.000
29 34,52
3 1.500.000 - 2.200.000
12 14,29
4 2.200.000 - 2.900.000
1 1,19
5 2.900.000 - 3.600.000
8 9,52
6 3.600.000 - 4.300.000
0,00 7
4.300.000 - 5.000.000 1
1,19 Jumlah
84 100,00
Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012 Pendapatan yang diperoleh sejiwa kepala keluarga paling banyak pada
kisaran 100.000 - 800.000 yaitu 33 responden atau 39,29 .
4.2.5 Tingkat pendidikan responden
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan responden, dapat diketahui bahwa 42,9 36 KK tingkat pendidikan penduduk masih rendah
belum sekolah sampai tamat SD, 23,8 20 KK dengan kriteria cukup tinggi SMP, 26,2 22 KK dengan kriteria tinggi tamat SMA, dan 7,1 4 KK
dengan kriteria sangat tinggi Perguruan Tinggi. Data dijabarkan pada tabel 4.6 berikut ini dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91 dan
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 94.
Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Responden
No. Kriteria Pendidikan Responden
Skor Jumlah jiwa Persentase
1. Rendah Tidak sekolah – SD
4 36 42,86
2. Cukup tinggi SMPsederajat
3 20 23,81
3. Tinggi SMA sederajat
2 22 26,19
4. Sangat tinggi Perguruan Tinggi
1 6 7,14
Jumlah 84 100,00
Sumber :
Data hasil analisis penelitian tahun
2012 Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, lebih lanjut disajikan dalam bentuk
diagram batang seperti pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan Penduduk
7,14 26,19
23,81 42,86
10 20
30 40
50
Sangat tinggi
Tinggi Cukup
tinggi Rendah
Frek ue
nsi
Persentase
4.2.6 Kualitas rumah hunian responden
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga kriteria kualitas rumah hunian penduduk di Kelurahan Mangunsari yang menunjukkan bahwa 19,0 16 rumah
dengan kriteria sangat baik dengan skor 45,50–56,00; 77,4 65 rumah dalam kondisi baik karena memiliki skor antara 35,00-45,50; 3,6 3 rumah dengan
kriteria cukup baik dengan skor 24,50–35,00, dan tidak ada rumah yang masuk kriteria kurang baik. Data kualitas rumah hunian penduduk dapat dilihat pada
tabel 4.7 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91 dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 94.
Tabel 4.12 Kualitas Rumah Hunian Penduduk
No. Kriteria
Skor Jumlah jiwa
Persentase 1.
Sangat Baik 45,50 – 56,00
16 19,0
2. Baik
35,00 – 45,50 65
77,4 3.
Cukup Baik 24,50 – 35,00
3 3,6
4. Kurang Baik
14,00 – 24,50 0,0
Jumlah 84
100,0 Sumber :
Data hasil analisis penelitian tahun
2012 Berdasarkan tabel 4.7 tersebut, lebih lanjut disajikan dalam bentuk
diagram batang seperti pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.4 Kualitas Rumah Hunian Penduduk
19.0 77.4
3.6 0.0
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang
Baik
Frek uens
i
Persentase
Berdasarkan uraian tersebut, berikut dipaparkan penjelasan variabel kualitas rumah hunian di Kelurahan Mangunsari dari data lapangan yang
diperoleh dengan wawancara dan observasi yaitu: penyediaan ruang yang cukup, langit-langit, atap rumah, dinding, lantai, jendela, peranginan atau ventilasi udara,
lubang asap dapur, penerangan atau pencahayaan, penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, penghijauan halaman rumah, dan
jamban. 1
Penyediaan ruang yang cukup Terdapat empat kondisi luas rumah responden yang dimungkinkan
berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.13 Komponen Luas Rumah Responden
No. Komponen Luas
Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Sesuai standar per jiwa Internasional seluas 12,0 m
2
Sangat Baik 37
44,0 2.
Sesuai standar per jiwa Indonesia seluas 9,0 m
2
Baik 28
33,3 3.
Sesuai standar per jiwa Ambang batas seluas 7,2 m
2
Cukup Baik 14
16,7 4.
Kurang dari standar per jiwa Ambang batas seluas 7,2 m
2
Kurang Baik 5
6,0 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dikemukakan bahwa luas rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 37 rumah 44,0 dengan kondisi sangat baik,
28 rumah 33,3 dengan kondisi baik, 14 rumah 16,7 dengan kondisi cukup baik, dan 5 rumah 6,0 dengan kondisi kurang baik. Dengan
demikian luas rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi
standar internasional dengan ditandai 37 rumah 44,0 dalam kondisi sangat baik.
2 Langit-langit
Terdapat empat kondisi langit-langit rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.14 Komponen Langit-langit Rumah Responden
No. Komponen Langit-langit
Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, bersih, dan tidak rawan kecelakaan
Sangat Baik 29
34,5 2.
Ada, kotor, sulit dibersihkan Baik
7 8,3
3. Ada, kotor, sulit dibersihkan,
dan sudah rusak Cukup Baik
1 1,2
4. Tidak ada
Kurang Baik
47 56,0
Jumlah 84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012 Berdasarkan tabel 4.9, dapat dikemukakan bahwa unsur langit-langit
dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 29 rumah 34,5 dengan kondisi sangat baik, 7 rumah 8,3 dengan kondisi baik, 1 rumah 1,2 dengan kondisi
cukup baik, dan 47 rumah 56,0 dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian unsur langit-langit rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang
tidak memenuhi standar dengan ditandai 47 rumah 56,0 dalam kondisi kurang baik.
Gambar 4.5 Rumah tanpa Langit-Langit Rumah Langit-langit rumah dalam kondisi sangat baik, baik, dan kurang baik
di Kelurahan Mangunsari dapat dilihat pada gambar 4.5, gambar 4.6, dan gambar 4.7. Langit-langit rumah kondisi kurang baik dapat diamati pada
gambar 4.5 dimana rumah responden 1 di RT 1 RW 1 tersebut tidak memiliki langit-langit.
Gambar 4.6 Langit-Langit Rumah yang Kotor Langit-langit rumah kondisi baik dapat diamati pada gambar 4.6
dimana langit-langit rumah responden 30 di RT 2 RW 1 cukup aman namun keadaannya kotor. Langit-langit rumah kondisi sangat baik dapat diamati
pada gambar 4.7 dimana langit-langit rumah responden 29 di RT 2 RW 1 dalam keadaan aman dan keadaannya bersih.
Gambar 4.7 Langit-Langit Rumah yang Bersih dan Terawat 3
Atap rumah Terdapat satu kondisi dari empat kondisi atap rumah responden yang
dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.15 Komponen Atap Rumah Responden
No. Komponen Atap
Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1. Cor
semenAsbes Sangat
Baik 0,0
2. Genteng Baik
84 100,0
3. Seng Cukup
Baik 0,0
4. Ijuk Kurang
Baik 0,0
Jumlah 84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikemukakan bahwa semua atap rumah
responden atau 84 rumah 100,0 dalam kondisi baik. Hal ini dikarenakan atap rumah penduduk di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah disusun
dari genteng dengan ditandai 84 rumah 100,0 dalam kondisi baik.
Gambar 4.8 Atap Rumah dari Genteng Semua sampel yang diteliti dalam penelitian ini memiliki atap rumah
genteng meskipun ada beberapa yang rusak atau sebagian atap rumahnya berupa asbes ataupun seng. Kondisi tersebut dapat diamati dalam gambar 4.8
dimana atap rumah responden 30 di RT 2 RW 1 berupa genteng. 4
Dinding Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi dinding rumah responden
yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.16 Komponen Dinding Rumah Responden
No. Komponen Dinding
Rumah Kondisi Jumlah
Rumah Persentase
1. Permanen tembok pasangan
batu bata yang diplester atau papan kedap air
Sangat Baik
68 81,0 2.
Semi permanen setengah tembok pasangan bata atau batu
yang diplester papan yang tidak kedap air
Baik 3
3,6
3. Terbuat dari kayu papan
Cukup Baik 13
15,5 4.
Tidak permanen anyaman bambu ilalang
Kurang Baik
0 0,0 Jumlah
84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dikemukakan bahwa unsur dinding rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 68 rumah 81,0 dengan kondisi
sangat baik, 3 rumah 3,6 dengan kondisi baik, dan 13 rumah 15,5 dengan kondisi cukup baik. Dengan demikian unsur dinding rumah di
Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standar bahan permanen tembokpasangan batu bata yang diplester atau papan kedap air
dengan ditandai 68 rumah 81,0 dalam kondisi sangat baik. Kondisi dinding rumah di lokasi penelitian ada yang masih sederhana
karena dinding rumahnya berbahan kayu seperti gambar 4.9 yang dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1 serta dinding anyaman bambu yang dimiliki
oleh responden 37 di RT 5 RW 1 ditunjukkan pada gambar 4.10.
Gambar 4.9 Rumah dengan Dinding Kayu
Gambar 4.10 Rumah dengan Dinding Anyaman Bambu
5 Lantai
Terdapat empat kondisi lantai rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.17 Komponen Lantai Rumah Responden
No. Komponen Lantai
Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1. Kedap
air diplesterubinkeramik, papan
rumah panggung. Terawat dan bersih
Sangat Baik 66
78,6
2. Kedap air
diplesterubinkeramik, papan rumah panggung. Tidak
terawat dan berdebu Baik
11 13,1
3. Plesteran yang retak dan
berdebu Cukup Baik
6 7,1
4. Tanah Kurang
Baik 1
1,2 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dikemukakan bahwa unsur lantai rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 66 rumah 78,6 dengan kondisi sangat
baik, 11 rumah 13,1 dengan kondisi baik, 6 rumah 7,1 dengan kondisi cukup baik, dan 1 rumah 1,2 dengan kondisi kurang baik. Dengan
demikian unsur lantai rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi bahan yang kedap air diplesterubinkeramik, papan rumah
panggung, serta terawat dan bersih dengan ditandai 66 rumah 78,6 dalam kondisi sangat baik.
Lantai rumah kondisi sangat baik yang berupa lantai keramik kedap air contohnya dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1. Kondisi tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.11. Lantai yang kurang baik meskipun dalam
kriteria baik karena berupa lantai plester namun dalam kondisi yang rusak seperti gambar 4.12 dimana lantai rumah di kamar mandi yang rusak yang
dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1.
Gambar 4.11 Rumah dengan Lantai Keramik
Gambar 4.12 Rumah dengan Lantai Kamar Mandi yang Rusak Ada beberapa rumah dengan tidak keseluruhan lantai rumahnya
menggunakan lantai yang kedap air, karena ada rumah dengan kondisi setengah bagian rumahnya yang kedap air dan setengahnya masih berupa
lantai tanah, misalnya bagian dapur pada gambar 4.13 yang dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1.
Gambar 4.13 Dapur Tradisional Rumah Responden Ada juga kondisi lantai kamar mandi yang seharusnya dengan lantai
dan dinding kedap air, tapi beberapa rumah justru kondisinya kurang baik karena lantai dan dindingnya rusak, seperti gambar 9.14 dimana kondisi WC
dengan penutup dinding yang rusak yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.14 Rumah Responden dengan Dinding dan Lantai yang Rusak 6
Jendela Terdapat empat kondisi jendela kamar tidur rumah responden yang
dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.18 Komponen Jendela Kamar Tidur Rumah Responden
No. Komponen Jendela Kamar
Tidur Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, luas jendela ≥ 10 dari
luas lantai, dilengkapi tralis, dan bisa dibuka setiap saat
Sangat Baik 1
1,2 2.
Ada, luas jendela ≥ 10 dari
luas lantai dan bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak
dilengkapi tralis Baik
76 90,5
3. Ada, luas jendela
≤10 dari luas lantai dan bisa dibuka
setiap saat Cukup Baik
5 6,0
4. Tidak ada jendela
Kurang Baik 2
2,4 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dikemukakan unsur jendela kamar tidur dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 1 rumah 1,2 dengan kondisi sangat
baik, 76 rumah 90,5 dengan kondisi baik, 5 rumah 6,0 dengan kondisi cukup baik, dan 2 rumah 2,4 dengan kondisi kurang baik. Dengan
demikian unsur jendela kamar tidur rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standar ada, luas jendela
≥ 10 dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak dilengkapi tralis dengan ditandai 76
rumah 90,5 dalam kondisi sangat baik.
Gambar 4.15 Jendela Rumah Tanpa Teralis
Fungsi jendela sebagai tempat pergantian udara atau masuknya cahaya dapat diamati pada gambar 4.15 dimana jendela yang dapat dibuka setiap saat
tanpa teralis yang dimiliki oleh responden 4 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.16 Tipe jendela yang aman tanpa teralis yang dimiliki oleh responden 3 di RT 1
RW 1.
Gambar 4.16 Bentuk Jendela yang juga Berfungsi seperti Teralis 7
Peranginan atau ventilasi udara Terdapat empat kondisi ventilasi udara rumah responden yang
dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.19 Komponen Ventilasi Udara Rumah Responden
No. Komponen Ventilasi Udara
Rumah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, luas ventilasi permanen ≥5 dari luas lantai dan ada
pelindung dari nyamuk Sangat Baik
1 1,2
2. Ada, luas ventilasi permanen
≥ 5 dari luas lantai tapi tidak
ada pelindung dari nyamuk Baik
77 91,7
3. Ada, luas ventilasi permanen
5 dari luas lantai Cukup Baik
6 7,1
4. Tidak ada ventilasi
Kurang Baik 0,0
Jumlah 84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dikemukakan bahwa ventilasi udara dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 1 rumah 1,2 dengan kondisi sangat baik,
77 rumah 91,7 dengan kondisi baik, dan 6 rumah 7,1 dengan kondisi cukup baik. Dengan demikian unsur ventilasi udara di Kelurahan Mangunsari
banyak yang sudah memenuhi standar ada, luas ventilasi permanen ≥ 5 dari
luas lantai tapi tidak ada pelindung dari nyamuk dengan ditandai 77 rumah 91,7 dalam kondisi sangat baik.
Ventilasi udara yang baik harus memiliki pelindung dari nyamuk untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah, namun hampir sebagian
besar rumah yang menjadi sampel penelitian tidak memiliki pelindung dari nyamuk untuk ventilasinya seperti pada gambar 4.17 yang dimiliki oleh
responden 26 di RT 2 RW 1.
Gambar 4.17 Ventilasi Rumah Responden Tanpa Pelindung dari Nyamuk
8 Lubang asap dapur
Terdapat empat kondisi lubang asap dapur rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.15.
Tabel 4.20 Komponen Lubang Asap Dapur Rumah Responden
No. Komponen Lubang Asap Dapur
Kondisi Jumlah
Rumah Persentase
1. Ada, lubang ventilasi dapur
≥5 dari luas lantai dapur asap keluar dengan
sempurna atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis dan ada
pelindung dari nyamuk Sangat
Baik 3 3,6
2. Ada, lubang ventilasi dapur
≥5 dari luas lantai dapur asap keluar dengan
sempurna atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis tetapi
tidak ada pelindung dari nyamuk Baik
73 86,9
3. Ada, lubang ventilasi dapur 5 dari
luas lantai dapur asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan ada
peralatan lain yang sejenis Cukup
Baik 6 7,1
4. Tidak ada lubang asap dapur
Kurang Baik
2 2,4 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dikemukakan bahwa lubang asap dapur dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 3 rumah 3,6 dengan kondisi sangat
baik, 73 rumah 86,9 dengan kondisi baik, 6 rumah 7,1 dengan kondisi cukup baik, dan 2 rumah 2,4 dengan kondisi kurang baik. Dengan
demikian lubang asap dapur di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standard ada, lubang ventilasi dapur
≥5 dari luas lantai dapur asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang
sejenis tetapi tidak ada pelindung dari nyamuk dengan ditandai 73 rumah 86,9 dalam kondisi baik.
Gambar 4.18 Dapur tanpa Lubang Asap Dapur Kondisi dapur juga tidak luput dari perhatian dalam pengaturan
lubang ventilasi maupun pencahayaan merupakan bagian penting dalam sebuah rumah. Jika hal tersebut tidak diperhatikan, maka akan terlihat seperti
gambar 4.18 dimana dapur tanpa pencahayaan dan ventilasi yang sekaligus sebagai keluarnya asap dapur belum memadai ditunjukkan oleh rumah
responden 38 di RT 5 RW 1. Rumah yang memperhatikan ventilasi dan pencahayaan di dapur dapat dilihat pada gambar 4.19 dimana dapur dengan
pencahayaan dan ventilasi yang memadai yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.19 Dapur dengan Pencahayaan dan Ventilasi yang Memadai
9 Penerangan atau pencahayaan
Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi pencahayaan alami dan buatan rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.21 Komponen Pencahayaan Alami dan Buatan Rumah Responden
No. Komponen Pencahayaan Alami
dan Buatan Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1. Terang
dan tidak
silau sehingga
dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal huruf
kecil Sangat Baik
47 56,0
2. Kurang terang,
sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan normal huruf kecil
Baik 29
34,5 3. Kurang
terang, sehingga
kurang jelas untuk membaca dengan
normal huruf kecil, tapi masih dapat membaca huruf besar
Cukup Baik 8
9,5
4. Tidak terang, tidak dapat
dipergunakan untuk membaca Kurang Baik
0,0 Jumlah
84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012 Berdasarkan tabel 4.16 dapat dikemukakan bahwa pencahayaan alami
dan buatan dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 47 rumah 56,0 dengan kondisi sangat baik, 29 rumah 34,5 dengan kondisi baik, dan 8 rumah
9,5 dengan kondisi cukup baik. Dengan demikian pencahayaan alami dan buatan di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standard
terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal huruf kecil dengan ditandai 47 rumah 56,0 dengan kondisi
sangat baik.
Kondisi jendela dan ventilasi rumah yang baik untuk masuknya cahaya ke dalam rumah dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1 seperti yang
terlihat pada gambar 4.20.
Gambar 4.20 Jendela dan Ventilasi Rumah untuk Masuknya Cahaya
10 Penyediaan air bersih
Terdapat dua kondisi dari empat kondisi penyediaan air bersih rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.22 Komponen Penyediaan Air Bersih Rumah Responden
No. Komponen Penyediaan Air
Bersih Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
Sangat Baik 83
98,8 2.
Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
Baik 1
1,2 3.
Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
Cukup Baik 0,0
4. Tidak ada dan kadang-kadang
ada, tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan Kurang Baik
0,0
Jumlah 84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dikemukakan bahwa penyediaan air bersih dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 83 rumah 98,8 dengan kondisi
sangat baik dan 1 rumah 1,2 dengan kondisi baik. Dengan demikian penyediaan air bersih di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah
memenuhi standard ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan dengan ditandai 83 rumah 98,8 dalam kondisi sangat baik.
Hampir seluruh penduduk Kelurahan Mangunsari menggunakan sumber air PAM yang berasal dari sumur artesis yang dibuat dari dana warga
tertentu dan penduduk yang ingin memanfaatkan air dari sumur artesis tersebut hanya cukup membayar seperti sistem menggunakan PAM setiap
bulannya. Pipa atau selang-selang disalurkan dari sumur di dekat masjid yang
berupa sumur artesis ke rumah setiap warga seperti gambar 4.21 dimana
saluran air yang digunakan warga dari sumur artesis yang dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1.
Gambar 4.21 Saluran Air yang Digunakan Warga dari Sumur Artesis
11 Pembuangan air limbah
Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi pembuangan air limbah rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.23 Komponen Pembuangan Air Limbah Rumah Responden
No. Komponen Pembuangan Air
Limbah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, dialirkan ke selokan tertutup saluran kota untuk
diolah lebih lanjut Sangat Baik
0,0 2.
Ada, dialirkan ke selokan terbuka
Baik 22
26,2 3. Ada,
diresapkan tetapi
mencemari sumber air jarak sumber air 10m
Cukup Baik 56
66,7 4.
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah
Kurang Baik 6
7,1 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dikemukakan bahwa pembuangan air limbah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 22 rumah 26,2 dengan
kondisi baik, 56 rumah 66,7 dengan kondisi cukup baik, dan 6 rumah 7,1 dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian pembuangan air
limbah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standard ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air jarak sumber air 10m dengan
ditandai 56 rumah 66,7 dalam kondisi cukup baik.
Gambar 4.22 Selokan Terbuka yang Tidak Terawat
Saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dan dapur di lokasi penelitian mempunyai banyak bentuk yang ditunjukkan pada gambar 4.22
hingga gambar 4.25. Gambar 4.21 menunjukkan selokan terbuka yang tidak terawat di RT 01 RW 01 yang dimiliki oleh responden 27 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.23 yang menunjukkan selokan terbuka yang terawat di depan rumah warga RT 01 RW 01 yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1,
sedangkan gambar 4.24 yang menunjukkan pembuangan air kamar mandi dan
cucian di halaman rumah yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.23 Selokan Terbuka yang Terawat
Gambar 4.24 Pembuangan Air Kamar Mandi di Halaman Rumah Gambar 4.25 menunjukkan pembuangan air kamar mandi dan cucian
di halaman rumah yang dimiliki oleh responden 4 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.26 yang menunjukkan saluran kamar mandi ke halaman rumah yang
dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1 menunjukkan rumah yang sembarangan membuang limbah rumah tangganya karena tidak memiliki
saluran pembuangan yang rapi tapi hanya dibuang ke samping atau halaman rumah secara tidak teratur atau hanya diresapkan di lubang khusus yang
dibuat oleh pemilik rumah.
Gambar 4.25 Pembuangan Limbah Dapur di Halaman Rumah
Gambar 4.26 Saluran Pembuangan Kamar Mandi ke Halaman Rumah
12 Pembuangan sampah
Terdapat satu kondisi dari empat kondisi pembuangan sampah rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dikemukakan bahwa pembuangan
sampah di setiap rumah responden, terdapat 84 rumah 100,0 menunjukkan kondisi kurang baik. Hal ini disebabkan masih banyak
penduduk belum memenuhi standard dalam membuang sampah karena kebiasaan warga yang membakar sampah dengan ditandai 84 rumah 100,0
dalam kondisi kurang baik.
Tabel 4.24 Komponen Pembuangan Sampah Rumah Responden
No. Komponen Pembuangan
Sampah Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Ada, kedap air dan tertutup Sangat Baik
0,0 2.
Ada, kedap air dan tidak tertutup
Baik 0,0
3. Ada, tetapi tidak kedap air dan
tidak tertutup Cukup Baik
0,0 4. Tidak
ada Kurang
Baik 84
100,0 Jumlah
84 100,0
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012 Pengelolaan sampah di lokasi peneltian masih menggunakan cara
tradisional dengan mengumpulkannya pada lubang tersendiri lalu
menguburnya dalan jangka waktu tertentu seperti pada gambar 4.27 yang menunjukkan tempat pengumpulan sampah warga yang dimiliki oleh
responden 56 di RT 4 RW 1.
Gambar 4.27 Tempat Pengumpulan Sampah Warga
Pembakaran sampah dilakukan warga karena tidak ada petugas pengambil sampah yang datang ke lokasi tersebut seperti yang ditunjukkan
pada gambar 4.28 yang menunjukkan sisa pembakaran sampah yang banyak
dilakukan penduduk di halaman rumah responden 2 di RT 1 RW. Walaupun begitu, ada beberapa warga yang mengumpulkan sampah untuk dijual ke
pemulung secara mandiri atau ikut kegiatan masing-masing RT yang dikumpulkan setiap bulan dan uang penjualannya untuk kas RT seperti pada
gambar 4.29.
Gambar 4.28 Sisa Pembakaran Sampah di Halaman Rumah
Gambar 4.29 Pengumpulan Sampah di Dalam Rumah
13 Penghijauan halaman rumah
Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi penghijauan halaman rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.30 berikut.
Tabel 4.25 Komponen Penghijauan Halaman Rumah Responden
No. Komponen Penghijauan
Halaman Kondisi
Jumlah Rumah
Persentase 1.
Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah dan
pendukung fasilitas bekerja Sangat Baik
47 56,0
2. Dirawat dan digunakan sebagai
penyejuk rumah Baik
0,0 3. Dirawat
tapi belum
dimanfaatkan Cukup Baik
23 27,4
4. Tidak dirawat
Kurang Baik 14
16,7 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dikemukakan bahwa penghijauan halaman rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 47 rumah 56,0
dengan kondisi sangat baik, 23 rumah 27,4 dengan kondisi cukup baik, dan 14 rumah 16,7 dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian
penghijauan halaman rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standar dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah dan
pendukung fasilitas bekerja dengan ditandai 47 rumah 56,0 dalam kondisi sangat baik.
Gambar 4.30 Halaman Rumah yang Dimanfaatkan sebagai Taman
Halaman rumah yang luas maupun sempit dapat dimaksimalkan fungsinya dengan merawatnya sebaik mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan
adalah dengan menjadikannya sebagai taman rumah seperti gambar 4.30 yang menunjukkan halaman rumah dimanfaatkan sebagai taman yang dimiliki oleh
responden 26 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.31 Rumah dengan Teras Rumah
Rumah tanpa halaman atau pekarangan yang kurang memadai seperti gambar 4.31 yang menunjukkan rumah tanpa halaman luas, hanya teras di RT
01 RW 01 yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1. Warga yang memanfaatkan halaman rumahnya seperti gambar 4.32 menunjukkan halaman
rumah untuk beternak mencukupi kebutuhan pribadi dan dijual yang dimiliki oleh responden 6 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.32 Halaman Rumah untuk Beternak
14 Jamban
Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi jamban rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.21.
Tabel 4.26 Komponen Jamban Rumah Responden
No. Komponen Jamban
Kondisi Jumlah
Rumah Persentase
1. Ada, leher angsa, septik tank
Sangat Baik 79
94,0 2.
Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septik tank
Baik 0,0
3. Ada, bukan leher angsa, tidak
ada tutup, disalurkan ke sungai kolam
Cukup Baik 2
2,4 4. Tidak
ada Kurang
Baik 3
3,6 Jumlah 84
100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dikemukakan bahwa jamban dari 84 rumah yang diteliti, 79 rumah 94,0 dengan kondisi sangat baik, 2 rumah
2,4 dengan kondisi cukup baik, dan 3 rumah 3,6 dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian jamban di Kelurahan Mangunsari banyak
yang sudah memenuhi standard ada, leher angsa, dan memiliki septik tank dengan ditandai 79 rumah 94,0 dalam kondisi sangat baik.
Gambar 4.33 Model WC Duduk
Warga yang memiliki WC baik dan kurang baik ditunjukkan dalam pengambilan data penelitian ini. Kondisi kamar mandi dan WC yang baik
ditunjukkan dalam gambar 4.33 yang menunjukkan model WC duduk yang
dimiliki oleh responden 7 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.34 yang menunjukkan WC model leher angsa yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.34 WC Model Leher Angsa
Kondisi kamar mandi dan WC yang rusak dan kurang dilengkapi dengan bangunan WC yang terawat dalam gambar 4.35 yang menunjukkan
dinding kamar mandi dan WC yang tidak permanen yang dimiliki oleh
responden 56 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.36 yang menunjukkan kondisi WC
dengan penutup dinding yang rusak yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1 RW 1.
Gambar 4.35 Dinding Kamar Mandi dan WC yang Tidak Permanen
Gambar 4.36 WC dengan Dinding yang Rusak
4.2.7 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian
penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Dalam subbab ini dikemukakan mengenai uji normalitas data dan
koefisien korelasi. 4.2.7.1
Uji Normalitas Data Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Pada pembahasan ini, uji hanya dilakukan pada data hasil dokumentasi dan observasi untuk variabel
kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang menggunakan uji normalitas Chi-kuadrat. Uji normalitas data
dilakukan dengan cara memasukkan data dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban responden. Hasil uji normalitas data dari
variabel kualitas rumah hunian dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 96.
Tabel 4.27 Uji Normalitas Data Kualitas Rumah Hunian
Kelas Interval Batas
Kelas Z untuk
batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi Oi-
Ei² Ei
31,0 - 34,0 30,95 -2,75
0,4970 0,0214
1,7991 3 0,8016
34,1 - 37,1 34,05 -1,97
0,4756 0,0918
7,7143 12 2,3809
37,2 - 40,2 37,15 -1,19
0,3837 0,2217 18,6239 13 1,6982 40,3 - 43,3 40,25
-0,42 0,1620 0,3018 25,3512 22 0,4430
43,4 - 46,4 43,35 0,36
0,1398 0,2318 19,4679 25 1,5720 46,5 - 49,5 46,45
1,13 0,3715 0,1285 10,7899 9 0,2969
-0,05 -10,50
0,5000 84
x² =
7,1927 Sumber: Hasil analisis penelitian 2012
Keterangan: x² :
Chi-kuadrat Oi
: Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data Ei
: Frekuensi yang diharapkan Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat,
variabel kualitas rumah hunian seperti pada tabel 4.22 diatas diperoleh hasil x²
hitung
= 7,1927. Hasil uji normalitas tersebut dikonsultasikan dengan tabel Chi- kuadrat dengan dk = 6 – 3= 3, dan tarif signifikansi
α = 5 diperoleh nilai Chi- kuadrat x²
tabel
= 7,81. Data berdistribusi normal jika harga Chi-kuadrat hitung lebih kecil dari nilai Chi--kuadrat tabel. Karena x²
hitung
x²
tabel
atau 7,1927 7,81, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel kualitas rumah hunian
berdistribusi normal. 4.2.7.2
Koefisien Korelasi Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat
Pendidikan dengan Kualitas Rumah Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Analisis hubungan kedua variabel dapat dinyatakan dengan hasil perhitungan korelasi product moment sebagai berikut:
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ .
. .
– ,
Dari perhitungan korelasi product moment dari Pearson diatas, dapat dilihat bahwa r
hitung
= 0,263. Pada α = 5 dengan N = 84, diperoleh r
tabel
= 0,213. Karena r
hitung xy
r
tabel
, maka h0 ditolak dan ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dengan
kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Jadi, terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, dalam artian apabila tingkat pendidikan kepala keluarga tinggi, maka juga diikuti dengan
kualitas rumah hunian yang semakin baik pula, karena kedua variabel tersebut saling berhubungan. Perhitungan kedua variabel yaitu korelasi antara pendidikan
dan kalitas rumah dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 97.
4.3 Pembahasan