B. LANDASAN TEORI
1. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
fungsionalisme struktural. Teori fungsionalisme struktural menganggap bahwa masyarakat merupakan sebuah kesatuan sosial yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling menyatu untuk mencapai sebuah keseimbangan. Teori ini melihat sumbangan satu sistem atau
peristiwa terhadap sistem lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsionalisme
struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parson. Teori fungsionalisme struktural yang dijelaskan oleh Parson tersebut digunakan untuk menjawab
dan mendeskripsikan tentang masalah pengaruh peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang.
Talcott Parson menyatakan bahwa fungsionalisme struktural sebagai suatu sistem sosial dari tindakan dimana hal tersebut mempunyai
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan itu. Pengaruh peran orang tua terhadap perilaku
konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian Semarang juga merupakan sebuah sistem yang mempunyai bagian-bagian yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan tiap bagian-bagian tersebut untuk mendapatkan suatu keseimbangan.
Bahasan fungsionalisme Parson ini dimulai dari empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan yang dikenal dengan skema AGIL.
Parson yakin bahwa empat fungsi ini diperlukan semua sistem agar tetap bertahan. Fungsi tersebut adalah:
1. Adaptation Adaptasi, sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan
lingkungan itu dengan kebutuhannya. Belakangan ini masyarakat di Indonesia khususnya pada kehidupan suatu keluarga sedang menghadapi situasi yang
gawat akibat dari globalisasi dan modernisasi yang ada. Sistem yang ada pada keluarga tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
dan mensosialisasikan gaya hidup dan pola konsumsi yang baik kepada anggota keluarga mereka termasuk anak-anak mereka untuk mencegah pola
konsumsi yang berlebihan. 2. Goal attainment Pencapaian tujuan, sebuah sistem harus mendefinisikan dan
mencapai tujuan utamanya, dalam penelitian ini orang tua harus mampu mencapai tujuan utamanya yaitu mensosialisasikan pola konsumsi yang baik
kepada anak-anak mereka sehingga menjadi konsumen yang bertanggung jawab terhadap apa yang mereka konsumsi kelak.
3. Integration Integrasi, suatu sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola hubungan dengan
fungsi lainnya. Dalam penelitian ini setiap komponen orang tua harus mampu bekerja sama dengan baik antara komponen yang lain. Komponen orang tua
seperti peran orang tua harus bekerja sama dengan anak mereka agar proses sosialisasi dapat tercapai dengan baik.
4. Latency Latensi atau pemeliharaan pola, sebuah sistem harus saling melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun
pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut. Fungsi latensi dalam penelitian ini adalah orang tua harus selalu melakukan perannya
dalam sosialisasi, kontrol, serta pemenuhan kebutuhan bagi anak-anak mereka khususnya pada siswa kelas XI SMA Kesatrian Semarang agar menjadi
konsumen yang bertanggung jawab dan terhindar dari perilaku konsumtif pada era globalisasi dan modernisasi ini Ritzer dan Goodman, 2004:121.
Selain itu, perilaku konsumtif pada siswa kelas XI di SMA Ksatrian 1 Semarang tidak terlepas dari peranan orang tua dalam
pembentukan kepribadian pada siswa itu sendiri. Secara rinci beberapa fungsi dari orang tua adalah:
a. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan Fungsi ini adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai
pertumbuhan anak hingga terbentuk kepribadiannya. Melalui orang tua anak-anak mendapatkan segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya,
budi pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Jadi dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma mengenai apa yang bersifat baik baginya
dan norma-norma yang tidak layak di dalam masyarakat.
b. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi Fungsi ini menjelaskan bahwa orang tua merupakan suatu sarana
yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan anggota di dalamnya, dimana ada salah satu orang atau lebih yang menjalankan pekerjaan demi
mendapatkan imbalan berupa uang. Di sini yang dimaksud adalah seorang ayah atau bapak yang mempunyai tugas untuk memberi nafkah kepada istri
dan anak-anak mereka. Di samping itu orang tua merupakan tempat seorang anak untuk bisa memenuhi kebutuhannya dan meminta sesuatu
yang ia inginkan untuk dipenuhi oleh sang orang tua. Sesuatu di sini tidak hanya berupa barang tapi dapat juga berupa pendidikan, les privat, asah
keterampilan dan lain-lain. c. Fungsi Pelindung
Fungsi ini adalah bahwa orang tua berfungsi untuk melindungi anak-anaknya dari berbagai bahaya yang dapat mengancam kelangsungan
hidup dan keberadaannya. Hendaknya, orang tua dan anggota keluarga bekerjasama untuk saling melindungi satu sama lain yang pada akhirnya
dapat menimbulkan rasa nyaman dan tentram di dalam diri masing-masing anggota keluarga tersebut.
d. Fungsi Penentuan Status Fungsi ini adalah bahwa orang tua akan mewariskan statusnya pada
tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap anggota keluarga tersebut dapat mempunyai hak istimewa dan khusus hanya mereka yang memiliki.
Hal ini biasanya didapat melalui proses perkawinan. Hak-hak istimewa
yang dimaksud adalah misalnya seorang anak yang mendapat gelar kebangsawanan karena merupakan keturunan atau anak dari orang tua yang
mempunyai status bangsawan pula. e. Fungsi Afeksi
Fungsi ini adalah bahwa orang tua berkewajiban untuk memberikan rasa kasih sayang kepada tiap-tiap anggota keluarga yang ada di dalamnya
agar mereka dapat merasakan hidup sebagai mana mestinya. Kebutuhan dasar seorang manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa untuk
dicintai. Apabila sampai hal ini tidak dipenuhi maka dapat dipastikan bahwa seorang manusia tersebut akan mersa hidup sendiri dan tentunya
tidak akan kuat untuk menjalani kehidupan ini. Bahkan, dengan ketiadaan suatu rasa kasih sayang atau afeksi akan menggerogoti kemampuan seorang
bayi untuk dapat bertahan hidup di dunia. Peranan role merupakan proses dinamis kedudukan, apabila
individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya di dalam masyarakat. Individu tersebut telah menjalankan suatu peranan.
Peranan ditentukan oleh norma dalam masyarakat maksudnya individu diwajibkan untuk melakukan hal yang diharapkan masyarakat dalam segala
kegiatan masyarakat baik di dalam pekerjaan,keluarga, dan dalam peranan lain.
Menurut Berry 2003 : 105-107, peran sebagai perangkat harapan yang dikarenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial. Berry
menjelaskan terdapat 2 macam harapan dari masyarakat yaitu harapan
masyarakat sebagai pemegang peran atau kewajiban dari pemegang peran serta harapan yang dimiliki si pemegang peran terhadap masyarakat atau
individu yang berhubungan dengannya dan menjalankan peran atau kewajibannya.
Peran dimaknai sebagai sebuah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dipantaskan oleh individu selaku aktor atau lembaga yang
berkedudukan di dalam masyarakat. Dahrendorf dalam Poloma menegaskan bahwa peranan merupakan konsep kunci dalam memahami
manusia secara sosiologis karena setiap manusia menduduki sekian posisi sosial dan posisi tersebut harus diperankannya Dahrendorf dalam
Poloma,1994 : 140.
C. KERANGKA BERFIKIR