mengandung nilai estetis, nilai fungsional dan nilai ekonomis yaitu dapat diperjualbelikan kepada masyarakat atau konsumen.
2.2 Pemanfaatan Enceng Gondok sebagai Bahan Kerajinan
Enceng gondok
Eichornia crassipes
termasuk dalam
famili Pontederiaceae. Enceng gondok tidak membentuk buah, tetapi tanaman ini
berkembang secara vegetatif dengan sangat cepat. Enceng gondok merupakan tanaman yang mengapung, terkadang berakar sampai tanah. Enceng gondok
menghasilkan tunas yang merambat keluar dari ketiak daun, sehingga menumbuhkan tanaman baru dengan tinggi 0,4-0,8 m. Batang enceng gondok
yang dewasa ukurannya lebih panjang daripada batang yang muda, karena batang yang muda berukuran pendek dan berperut. Daun enceng gondok memiliki
panjang 25 cm. Bunga enceng gondok berbentuk bulir sebanyak 10-35 buah, yang sering disebut dengan lila, berbatang dengan panjang 2-3 cm, dan pelepahnya
berbentuk tabung dengan ukuran panjang 1,5-2 cm dari akar. Di tengah-tengah bunga lila yang berwarna kuning cerah terdapat benang sari sebanyak 6 buah, 3 di
antaranya lebih besar daripada yang lain. Bakal buah enceng gondok berjumlah 3 ruang dan berbiji banyak. Enceng gondok yang tumbuh di pulau Jawa, buahnya
tidak pernah tumbuh sampai sempurna Steenis, 1975: 21-22,150. Enceng gondok dalam bahasa Jawa: bèngokwèwèhankembang bopong
merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis sampai subtropis. Daun enceng gondok berbentuk bulat telur berwarna hijau segar dan mengkilap. Batang daun
memanjang, berbentuk silinderis, dengan diameter 1-2 cm. Batang ini mengandung air yang dilapisi serat yang kuat dan lentur. Batang apabila
dikeringkan, berwarna putih atau cokelat. Akar tanaman enceng gondok mampu menetralisir air yang tercemar limbah. Bunga yang berwarna ungu muda lila
sering dimanfaatkan sebagai bunga potong http:id.wikipedia.orgwiki
Enceng_gondok. 362010. Enceng gondok digolongkan sebagai gulma perairan yang mampu
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan berkembang biak secara cepat. Menurut Sastroutomo 1990: 2, gulma adalah semua jenis vegetasi
tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia, dan sejenis tumbuhan yang individu-individunya seringkali
tumbuh pada tempat-tempat yang menimbulkan kerugian pada manusia. Gulma air dalam keadaan populasi dan tingkat kepadatan yang tinggi akan menimbulkan
masalah terhadap manusia, yaitu mengganggu aktifitas lalu lintas air, menghambat kelancaran aliran air irigasi, mempercepat pendangkalan, dan lain-
lain Sastroutomo, 1990: 4. Kendati enceng gondok merupakan gulma di perairan, namun gulma ini
akan menguntungkan apabila dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, dan disentuh dengan seni dan ide-ide kreatif. Hasil pengolahan tanaman enceng
gondok tersebut dapat dikreasikan menjadi produk yang memiliki fungsi atau manfaat. Bahan dari alam tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku kerajinan
yang memiliki nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keuntungan lainnya bagi lingkungan sekitar adalah ikut mengendalikan ekosistem di perairan seperti rawa
dengan mengurangi jumlah populasi gulma yang tidak terkendali. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan adalah
sebagai berikut:
1 Bahan dasar, disebut pula bahan mentah atau bahan alam, misalnya kayu, tanah liat, dan bambu.
2 Bahan masak, yaitu bahan dasar yang sudah diproses, dimasak atau diolah namun nilai aslinya masih terasa, misalnya perak, emas, dan perunggu.
3 Bahan sintetis, yaitu bahan masak yang berasal dari beberapa macam bahan alami yang diolah melalui proses kimia, misalnya plastik.
4 Bahan limbah, yaitu barang-barang bekas pakai yang masih dapat digunakan menjadi bahan kerajinan Bastomi, 2003: 95-96.
Berdasarkan jenis bahan-bahan baku di atas, maka enceng gondok merupakan bahan dasar alam. Penggunaan bahan dari batang enceng gondok
untuk kerajinan akan memberikan kesan natural dari tanaman tersebut yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan lainnya. Bahan dari tanaman enceng gondok selain
mudah didapat, juga terjangkau harganya, dan merupakan bahan alami yang tidak membahayakan konsumen.
Batang enceng gondok ini diambil dari rawa, kemudian dikeringkan dan batang enceng gondok kering diolah menjadi bahan setengah jadi dengan teknik
sebagai berikut: 1 Anyam,
Anyaman dibuat dengan cara mengangkat, menumpang tindihkan, atau menyilangkan bahan menjadi lembaran yang bermotif anyam. Teknik anyaman
yang digunakan adalah anyaman tunggal http:mbyarts.com. 15022011. 2 Lembaran atau lempengan,
Lembaran dibuat dengan cara mengambil kulit terluar dari bahan, kemudian dipress agar halus dan direkatkan satu persatu pada bahan kertas karton yang lebih
keras, dipress kembali sampai membentuk lembaran yang halus. 3 Pilin atau dalam bahasa Jawa ”kepang”,
Menjalin atau memilin 2 atau lebih batang enceng gondok kering hingga membentuk pilinan seperti pada ikatan rambut. Pilinan yang digunakan pada
kerajinan enceng gondok ini adalah pilin tunggal. 4 Tenun,
Menenun atau menyatukan seratuntaiantalibenang pakan dan lungsin
menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin ATBM atau Gedokan, hingga menjadi lembaran seperti kain yang memiliki tekstur http.kainindonesia.compengertian-
teknik-tenun. 15022011. Sedangkan untuk membuat bahan setengah jadi menjadi sebuah produk
kerajinan menggunakan teknik sebagai berikut: 1 Merakit,
Merakit adalah salah satu teknik membuat benda tiga dimensi dengan cara menggabungkan beberapa benda menjadi satu kesatuan yang bisa berfungsi dan
bernilai lebih. Merakit bisa dilakukan dengan cara menyusun atau membuat sebuah komposisi dari bermacam-macam material seperti kertas, kayu, bambu dan
tekstil http:mbyarts.com. 15022011. 2 Kolase,
Kata kolase yang dalam bahasa Inggris disebut ‘collage’ berasal dari kata ‘coller’ dalam bahasa Perancis yang berarti ‘merekat’. Selanjutnya kolase dipahami
sebagai suatu teknik menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan
cat minyak atau teknik lainnya http.pbse.edukasinet.handycraft.berkreasi dgkolase.htm. 15022010.
Setelah proses perakitan atau kolase selesai, yang terakhir dalam pembuatan kerajinan enceng gondok adalah proses finishing, maka akan
dihasilkan kerajinan yang kualitasnya tinggi. Kerajinan yang dibuat berupa benda hias pajangan atau pun benda pakai yang indah dan bernilai tinggi untuk
memenuhi kebutuhan estetis maupun kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam membuat produk kerajinan, mutu atau kualitas bahan sangat
berpengaruh terhadap kerajinan yang dihasilkan. Oleh karena itu, enceng gondok yang digunakan dalam membuat kerajinan haruslah sesuai dengan karakteristik
bentuk kerajinan dan ide perajin. Selain bahan, proses dan penggunaan teknik yang baik juga akan menentukan hasil produk yang dicapai.
2.3 Pengembangan Kerajinan Enceng Gondok