Kondisi Geografis Desa Kebondowo

38 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Kebondowo

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Kebondowo

Secara geografis, Desa Kebondowo terletak di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, berjarak sekitar 50 km arah selatan dari pusat Kota Semarang atau sekitar ± 10 km dari Kota Salatiga Anonim, 2009. Batas- batas wilayah Desa Kebondowo yakni: sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banyubiru, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegaron, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rowoboni, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tegaron. Gambar 1 Peta wilayah Desa Kebondowo Sumber: Data Monografi Desa Kebondowo Januari 2011 L Desa Kebondowo berjarak ± 0, 5 km dari Kota Kecamatan Banyubiru. Desa Kebondowo sangat mudah dijangkau, baik dengan transportasi umum atau pribadi, dengan kondisi jalan yang baik, yakni jalan beraspal sepanjang 15 km, serta jalan makadam sepanjang 3 km. Jalan yang melewati Desa Kebondowo merupakan jalur yang ramai, karena merupakan jalur alternatif dari Ambarawa menuju Kota Salatiga. Kondisi tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat Desa Kebondowo. Ditinjau dari segi topografi, Desa Kebondowo berada di ketinggian ± 500 m dari permukaan air laut. Desa Kebondowo merupakan dataran tinggi yang subur, yang di kelilingi oleh bukit, gunung, serta dialiri oleh sungai Klegung yang menjadi batas wilayah dengan Desa Banyubiru. Desa Kebondowo merupakan desa yang sejuk dengan suhu udara rata-rata 24 ºC sampai dengan 29 ºC, dengan curah hujan sekitar 2000 mm per tahun Sumber: Data Monografi Desa Kebondowo Januari 2011. Luas wilayah Desa Kebondowo adalah 694,600 ha. Lahan atau tanah di Desa Kebondowo berwarna kemerah-merahan, memiliki tekstur liat dan subur. Sebagian besar wilayah Desa Kebondowo berupa tanah basah, tanah sawah dan tanah rawa, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar rawa sebagai lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan atau pertambakan. Pembagian lahan di Desa Kebondowo dibagi menjadi 8 lahan lihat tabel 4.1. Desa Kebondowo merupakan daerah subur yang dipengaruhi oleh adanya tanah rawa atau rembesan Rawapening serta pengairan atau irigasi dari sungai Klegung menuju sawah atau kebun masyarakat, sehingga dapat ditanami berbagai jenis tanaman pertanian dan perkebunan seperti: padi, jagung, ketela dan lain-lain. Tanah di Desa Kebondowo juga dimanfaatkan masyarakat untuk berternak. Tabel 4.1 Pembagian lahan Desa Kebondowo No Nama Lahan Luas 1. Tanah basah 272,34 ha 2. Tanah kering 98,70 ha 3. Tanah rawa 252,70 ha 4. Bangunan atau pekarangan 196,25 ha 5. Tegal atau kebun 116,25 ha 6. Tanah sawah irigasi teknis 137,225ha 7. Tanah sawah irigasi ½ teknis 278,30 ha 8. Tanah sawah irigasi sederhana 175,226ha Sumber: Daftar isian potensi Desa Kebondowo Januari 2011 Desa Kebondowo dibagi menjadi tujuh dukuh atau dusun. Pembagian wilayah Desa Kebondowo terdiri dari dusun, yaitu: dukuh Kauman dengan 7 RT, dukuh Pundan dengan 9 RT, dukuh Kebonbawang dengan 8 RT, dukuh Kebonsari dengan 4 RT, dukuh Jrakah dengan 2 RT, dukuh Jambon dengan 3 RT, dukuh Kebondowo dengan 10 RT. Dengan demikian jumlah RT di desa Kebondowo adalah 43 RT. Desa Kebondowo termasuk dalam kawasan Rawapening. Rawapening adalah rawa dengan luas 2.670 hektare dan berada di empat kecamatan, yaitu: Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawapening terletak di cekungan terendah lereng gunung Merbabu, gunung Telomoyo, dan gunung Ungaran dengan ketinggian 461 mdpl. Dengan keindahan alamnya, Rawapening menjadi tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah http:id.wikipedia. orgatauwikiatauRawa_Pening 03062011. Gambar 2. Pemandangan sawah di areal Rawapening Foto: Riza 2011 Rawapening selain untuk mengairi lahan pertanian dan perkebunan di Desa Kebondowo, juga dimanfaatkan sebagai tambak ikan, tempat nelayan mencari ikan, dan tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar Kabupaten Semarang ataupun masyarakat umum. Namun aktivitas nelayan, petani, dan rekreasi mulai terganggu dengan semakin berkembang tanaman enceng gondok yang tumbuh menutupi sebagian besar permukaan Rawapening. Enceng gondok merupakan tanaman pengganggu atau gulma yang mengganggu aktivitas nelayan dalam mencari ikan, mengganggu pertumbuhan ikan ditambak, serta mengurangi keindahan pemandangan Rawapening. Apabila musim hujan air rawa meluap menggenangi areal persawahan masyarakat sekitar rawa karena banyaknya endapan dari enceng gondok. Kondisi yang demikian membuat masyarakat berupaya mencari jalan keluar untuk membatasi pertumbuhan enceng gondok. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah memanfaatkan tanaman enceng gondok menjadi bahan dasar untuk membuat kerajinan enceng gondok yang bernilai ekonomi tinggi. Keberadaan enceng gondok di Rawapening menjadikan Desa Kebondowo sebagai salah satu desa penghasil kerajinan enceng gondok.

4.1.2 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Kebondowo