Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar SD. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik. Terkait dengan perubahan yang ada di masyarakat, pendidikan IPS mutlak diperlukan hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan IPS yakni mempersiapkan warga negara yang dapat membuat keputusan reflektif dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan kewarganegaraan di lingkungan masyarakat, bangsa dan dunia. Mendorong tercapainya tujuan pendidikan nasional yang didalamnya termaktub tujuan IPS, dikeluarkanlah Permendiknas No.41 tahun 2007 BSNP, 2007:2 tentang standar proses yang menyebutkan bahwa pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Dikeluarkannya Permendiknas No. 41 tahun 2007 tersebut juga dikarenakan bahwa selama ini pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student centered belum mampu diwujudkan secara optimal terutama ditingkat sekolah dasar. Sebagaimana yang diungkapkan Sanusi bahwa pengajaran IPS di sekolah cenderung menitikberatkan pada penguasaan hafalan, proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru teacher centered, dan kurangnya pemanfaatan sumber belajar yang ada, sehingga situasi pembelajaran membosankan pesera didik Winataputra, 2008:144-145. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa diperlukan reorientasi pengembangan yang mencakup peningkatan mutu SDM, dalam hal ini guru lebih mampu mengembangkan kecerdasan peserta didik melalui variasi interaksi dan pemanfaatan media serta sumber belajar. Melalui mata pelajaraan IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat, karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat, diharapkan peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam dalam belajar. Menurut Ischak Noviana, 2010:3, tujuan IPS di SD secara keseluruhan mencakup hal-hal sebagai berikut: 1 membekali anak didik dengan kemampuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat, 2 membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat, 3 membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan bidang keilmuan bidang keahlian, 4 membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut, 5 membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan taknologi, dan 6 membentuk warga negara yang berkambang sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Merealisasikan tujuan tersebut, sasaran dan hasil yang diinginkan pada mata pelajaran IPS tidak hanya terbatas pada aspek pengetahuan kognitif namun juga meliputi aspek keterampilan psikomotorik dan aspek sikap afektif sehingga peserta didik dapat merasakan manfaatnya dalam kehidupan nyata yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan pesaingan. Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan mental dan intelektualnya menjadi warga negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggungjawab sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru diketahui rendahnya mutu pembelajaran mata pelajaran IPS khususnya kelas IV SDN 04 Kuningan Semarang dengan jumlah 22 siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata kelas pada tahun pelajaran 2014-2015 masih banyak terdapat siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru IPS lebih sering menggunakan metode ceramah, perangkat pembelajaran IPS yang digunakan guru belum sesuai dengan standar proses, yaitu silabus dan RPP yang digunakan masih sederhana, pengelolaan kegiatan belajar mengajar belum mengaktifkan siswa di dalam kelas. Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih menyajikan materi IPS yang bersifat abstrak sehingga belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar yang seharusnya berada pada tahap operational konkret. Pembelajaran di dalam kelas terlihat bahwa minat siswa untuk belajar IPS masih rendah, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan dan beberapa siswa terlihat mengobrol. Kegiatan ini dikarenakan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan kurang mampunya guru dalam menjadikan pembelajaran menjadi menarik. Sumber belajar yang digunakan guru belum bervariasi karena guru hanya menggunakan satu buku sebagai sumber belajar. Media pembelajaran yang ada di sekolah belum digunakan oleh guru secara maksimal. Hal ini berakibat siswa bersifat pasif, kurang menyenangi pelajaran, dan kesulitan dalam memahami materi IPS yang menjadikan hasil belajar siswa rendah. Berbagai macam hal tersebut mendorong perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan yang sesuai dengan kurikulum, serta efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Menurut Komalasari, 2010:85 Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Pembelajaran IPS menggunakan model cooperative tipe make a match berbantuan media kartu memungkinkan siswa dapat bekerjasama dengan pasangannya dimana siswa saling berbagi informasi secara kebersamaan. Pembelajaran ini melatih siswa untuk mengembangkan kerjasama dengan kelompoknya untuk mendapat pemecahan permasalah materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Selain itu kehadiran media kartu menambah beragamnya sumber belajar siswa. Dari sini siswa memperoleh informasi maupun pengetahuan serta pemahamnya yang berasal dari sesama teman dan guru. Model pembelajaran cooperative tipe make a match adalah teknik pembelajaran mencari pasangan. Keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Materi pelajaran mudah dipahami oleh siswa dan pada gilirannya meningkatkan hasil belajarnya karena konsep-konsep pembelajaran telah diperoleh bersama dengan pasangannya dalam kelompok. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi jangka pendek, tetapi gagal membekali anak mememcahkan persoalan jangka panjang. Guru harus senantiasa berusaha dengan segala daya dan upaya demi meningkatkan mutu serta kualitas lulusannya, maka untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Sebuah model pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi yang mendorong siswa membangun pengetahuan dibenak mereka sendiri, karena siswa lebih termotivasi untuk belajar jika proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan suasana yang menyenangkan. Hal ini membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membuat apa yang dipelajari siswa lebih lama melekat dalam pikiran siswa. Terkait dengan permasalahan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik, maka diperlukan suatu pengembangan perangkat pembelajaran IPS yang diharapkan dapat menjadikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student learning center sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

1.2. Identifikasi Masalah