4.2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi seluruh hutan negara yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah Unit I, Propinsi Jawa Timur Unit II, serta
Jawa Barat dan Banten Unit III, kecuali kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan pelestarian alam, suaka alam, dan taman buru. Total luas kawasan hutan
yang merupakan wilayah kerja Perum Perhutani adalah 2.511.910 ha, yang meliputi hutan produksi 1.839.748 ha dan Hutan Lindung 672.162 ha, tidak
termasuk Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman Nasional dan Cagar Alam seluas 567.541 ha yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Hutan
Konservasi Alam Departemen Kehutanan. Sebaran luas wilayah hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani
diperlihatkan pada Tabel 7. Tabel 7. Wilayah kerja Perum Perhutani sd April 2004
No Unit
Fungsi Hutan Ha
Jumlah
Produksi Lindung
SA,HW,TN,CA
1 Unit I
Jawa Tengah 573.242
73.478 877
647.597 2 Unit
II Jawa Timur
812.950 315.505
233.053 1.361.508
3 Unit III
Jawa Barat Banten
453.556 283.179
333.611 1.070.346
Jumlah 1.839.748
672.162 567.541
3.079.451
Sumber : Perum Perhutani, 2004. Keterangan : Suaka Alam SA, Hutan Wisata HW, Taman Nasional TN,
Cagar Alam CA Pengelolaan hutan di setiap wilayah propinsi dilaksanakan oleh unit-unit
kerja dan Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH, yaitu wilayah kerja Unit I Jawa Tengah terbagi dalam 20 KPH, wilayah kerja Unit II Jawa Timur terbagi dalam 23
KPH dan wilayah kerja Unit III Jawa Barat dan Banten terbagi dalam 14 KPH. Batas wilayah hutan yang dikelola oleh setiap unit kerja mengikuti batas daerah
aliran sungai DAS sebagai suatu ekosistem dalam pengelolaan hutan, sehingga batas kawasan hutan yang dikelola tidak sama dengan batas administrasi
pemerintahan propinsi atau kabupaten.
4.3. Visi dan Misi Perusahaan
Berdasarkan PP No. 30 tahun 2003 pasal 2 disebutkan bahwa alasan keberadaan Perum Perhutani ditujukan untuk menjadi yang terdepan dalam
pengelolaan sumberdaya hutan lestari guna mewujudkan pembangunan ekosistem berkelanjutan di Jawa dan Madura. Adapun visi Perum Perhutani adalah:
“Pengelolaan sumberdaya hutan sebagai ekosistem di Pulau Jawa secara adil, demokratis, efisien, dan profesional guna menjamin keberlanjutan fungsi dan
manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat.” Sedangkan misi dan tanggungjawab Perum Perhutani di antaranya adalah sebagai berikut :
• Melestarikan dan meningkatkan mutu sumberdaya hutan dan mutu lingkungan hidup;
• Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan berupa barang dan jasa guna menjamin keberlanjutan perusahaan dan memenuhi hajat hidup orang banyak;
• Mengelola hutan sebagai ekosistem secara partisipatif sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan fungsi dan manfaat yang optimal
bagi perusahaan dan masyarakat; • Memberdayakan masyarakat dalam perekonomian masyarakat guna mencapai
kesejahteraan dan kemandirian. Tugas dan tanggungjawab tersebut mempunyai nilai yang sangat strategis
berkaitan dengan karakteristik dan nilai strategis pulau Jawa di antaranya adalah: • Sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat budaya, dan pusat
pendidikan di Negara Republik Indonesia; • Merupakan pulau yang terpadat penduduknya, dihuni oleh lebih dari 120 juta
jiwa, yang merupakan 57 penduduk Indonesia. Namun kondisi sosial dan ekonomi sebagian besar masyarakatnya masih relatif rendah. Tercatat 20,5
juta jiwa penduduknya termasuk kategori miskin dengan tingkat pengangguran mencapai 21,8 juta jiwa dan tingkat pendidikan didominasi oleh
SLTP BPS, 2003. • Merupakan pusat berbagai macam industri strategis;
• Mempunyai banyak infrastruktur strategis yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan hutan, seperti : waduk PLTA Jatiluhur, Cirata, Saguling,
Karangkates, Kedung Ombo, dan lain-lain; • Mempunyai banyak sungai yang berperan dalam menopang kualitas hidup
masyarakat di pulau Jawa. Perilaku sungai sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan kualitas hutan di dalam DAS setempat;
• Mempunyai keragaman flora, fauna dan ekosistem endemik yang dilindungi dan harus dikonservasi.
Karakteristik pulau Jawa yang sangat kompleks dan kritis tersebut membutuhkan dukungan kualitas lingkungan yang baik, khususnya kualitas
sumberdaya hutannya, yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja infrastruktur, industri, penyediaan air yang cukup dan
berkualitas, pengendalian bencana banjir, kekeringan dan longsor, mikroklimat, penyediaan produk-produk hasil hutan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,
memberikan peluang lapangan pekerjaan, serta lapangan usaha bagi masyarakat. Mengingat pentingnya peran hutan di pulau Jawa dalam menopang kualitas hidup
masyarakatnya tersebut, maka pengelolaan hutan yang benar dan baik menjadi suatu kebutuhan yang harus diwujudkan.
Berdasarkan karakteristik permasalahan yang dihadapi serta mengacu pada pengalaman panjang Perum Perhutani dalam pengelolaan hutan, maka ditetapkan
beberapa prinsip-prinsip dasar pengelolaan sumberdaya hutan, yaitu : • Community Based Forest Management CBFM, di mana pengelolaan dan
pengusahaan hutan tidak semata-mata ditujukan untuk kepentingan perusahaan tetapi juga untuk kepentingan masyarakat banyak. Perum
Perhutani harus melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pengelolaan, hingga pengawasan.
• Resources Based Forest Management RBFM. Prinsip ini menegaskan bahwa usaha Perum Perhutani tidak semata-mata memproduksi kayu dan hasil hutan
lainnya, tetapi meliputi pengelolaan ekosistem, termasuk seluruh sumberdaya yang terkandung di dalam maupun yang ada di permukaan lahan hutan seperti:
air, galian C, agribisnis, wisata alam, dan lain sebagainya. Prinsip ini ditujukan untuk mengoptimalkan manfaat hutan bagi kesejateraan masyarakat.
• Good Corporate Governance GCG, penerapannya dalam seluruh aspek pengelolaan perusahaan. Artinya bahwa seluruh aktivitas pengelolaan
perusahaan harus memenuhi azas transparansi, akuntabilitas, fairness, kemandirian, kewajaran serta bebas KKN korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Prinsip ini juga ditujukan untuk perbaikan manajemen guna menjamin kelestarian hutan dan kelestarian perusahaan.
• Sustainable Forest Management SFM, dalam pengelolaan sumberdaya hutannya Perum Perhutani menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan
lestari. Kedua prinsip yang pertama di atas dijabarkan dalam sistem Pengelolaan
Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat PHBM dengan azas kemanfaatan hutan bagi kesejahteraan masyarakat.
4.4. Susunan Direksi dan Dewan Pengawas A. Direksi