yaitu Pujo Widodo 49 tahun dalam wawancara tanggal 21 Februari 2015 bahwa ada pemilih pemula yang terdaftara di
dua TPS, maka pemilih pemula seharusnya melapor ke panitia pemungutan suara Desa Karangsari agar namanya di hapus
dalam DPT. Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa
permasalahan teknis tentang DPT memang terjadi di Desa Karangsari. Hal tersebut menjadi fator menghambat pemilih
pemula Desa Karangsari untuk memberikan suaranya di pemilihan Presiden 2014.
b. Faktor Pendorong Partisipasi Politik 1 Penerimaan Terhadap Perangsang Politik
Pemilih pemula adalah kelompok pemilih yang belum mempunyai pengalaman dalam pesta demokrasi, dan
kesemarakan Pemilu di negeri ini menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi kelompok pemilih pemula. Pemilih pemula
mendapatkan banyak rangsangan baik dari orang terdekat maupun dari media massa untuk ikut berpartisipasi dalam
pemilihan Presiden 2014. Semaraknya pesta demokrasi di negeri ini menjadikan kelompok pemilih pemula ingin ikut
andil dalam pesta demokrasi dan ingin merasakan secara langsung keterlibatan mereka dalam kegiatan Pemilu.
Seperti yang diungkapkan oleh Afrida 17 tahun bahwa ia baru pertama kali memilih dalam pemilihan umum,
rasa ingin tahu bagaimana rasanya memilih dalam pemilihan umum karena melihat maraknya pemberitaan tentang
pemilihan umum dan ajakan dari orangtuanya menjadi salah satu penyebab ia datang ke TPS untuk memilih.
Hal tersebut senada dengan Arif 20 tahun dalam wawancara pada tanggal 12
Maret 2015 bahwa, ia menyempatkan waktunya sebelum bekerja untuk datang ke
TPS, karena ia merasa memiliki kewajiban untuk memilih di pemilihan Presiden 2014 karena ia mengetahui betapa
pentingnya peran seorang pemimpin, dan juga ia memiliki harapan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik
melalui pemimpin yang baru, semua itu dikarenakan aktif di jejaring sosial mengikuti kabar online tentang perkembangan
pemilihan Presiden 2014 dan ia sering membaca berita-berita mengenai program-program kandidat calon Presiden 2014
melalui berita-berita di televisi. Hal senada di ungkapkan oleh Suharni 47 tahun dalam
wawancara pada
tanggal 22
Februari 2015
yang mengungkapkan bahwa menurut pengalamanya yang juga
mempunyai anak yang masih tergolong sebagai pemilih pemula, pemilih pemula di Desa Karangsari lebih banyak
mengikuti sosialisasi mengenai pemilihan Presiden 2014 di televisi dan jejaring sosial, dibandingkan dengan mengikuti
sosialisasi langsung yang diadakan di Desa Karangsari. Bahkan Suharni mengungkapkan bahwa betapa penting peran dari
media massa bagi pemilih pemula, bahkan Suharni mengungkapkan bahwa pemilih pemula di Desa Karangsari
lebih memilih duduk di depan televisi untuk melihat perkembangan perhitungan suara secara nasional dibandingkan
dengan datang ke TPS untuk menyaksikan perhitungan suara di tingkat TPS atau di tingkat desa seperti apa yang telah
dilakukan oleh anak dari Suharni yang termasuk dalam pemilih pemula di Desa Karangsari.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemilih pemula yang melaksanakan partisipasi politik meskipun hanya
beberapa bentuk partisiapasi politik dikarenakan penerimaan rangsangan politik oleh pemilih pemula baik dari media sosial
maupun televisi, maupun orang terdekat .
2 Karakteristik Pribadi
Karakter pribadi yang memiliki keperdulian terhadap politik menjadi salah satu pendorong pemilih pemula di Desa
Karangsari dalam melaksanakan partisipasi politik. Seperti yang dikemukakan oleh Gita 21 tahun pada wawancara
tanggal 18 Februari 2015, ia menyatakan bahwa ia mengikuti
diskusi politik formal yang diikuti oleh pemuda Desa Karangsari yang diadakan di balai Desa Karangsari, karena
memang ia senang mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu. Hal senada juga dikemukakan dalam wawancara
peneliti dengan Khomsyatun 17 tahun pada tanggal 19 Februari 2015 yang menyatakan bahwa keinginannya untuk
memilih pada pemilihan Presiden 2014 kemudian seringnya ia membicarakan
tentang pemilihan
Presiden 2014
dan kegemaranya menonton berita dikarenakan lingkungan
organisasi OSIS di sekolahnya yang memang aktif dalam membicarakan persoalan-persoalan terkini.
Hal senanda juga dikemukakan oleh Arif 2 tahun dalam wawancara tanggal 12 Maret 2015, ia mengungkapkan
bahwa sebenarnya ia menyukai persoalan-persoalan politik, dan seringkali ingin mengikuti kegiatan seperti kegiatan kampanye
tetapi tidak bisa mengikuti karena kesibukan pekerjaan. Jadi pemilih pemula di Desa Karangsari yang memiliki karakter
pribadi keperdulian terhadap politik menjadi salah satu faktor pendorong pemilih pemula dalam melaksanakan partisipasi
politik.
3 Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial yang mendukung menjadi faktor pendukung pemilih pemula dalam Melaksanakan partisipasi
politik. Salah satunya adalah pemilih pemula Desa Karangsari yang
merupakan seorang
mahasiswa jurusan
politik kewarganegaraan, di perkuliahanya banyak membahas tentang
pemilihan Presiden 2014, kemudian akhirnya harus mencari berita-berita mengenai pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
seperti yang dikemukakan oleh Fica 20 tahun dalam wawancara tanggal 12 Maret 2015, bahwa statusnya sebagai
mahasiswa jurusan politik kewarganegaraan yang membuat ia merasa berkewajiban untuk mencari berita-berita terkait
pemilihan Presiden 2014, dan mengikuti diskusi politik formal yang diadakan di Desa Karangsari kemudian juga memilih
dipemilihan Presiden 2014. Hal senada juga dikemukakan oleh Lintang 18 tahun
dalam wawancara tanggal 19 Februari 2015 bahwa statusnya sebagai mahasiswa menjadikanya merasa wajib untuk datang
ke TPS, ia mengungkapkan bahwa bapaknya yang merupakan guru Pkn di sebuah SMP, sering mengajaknya untuk
membicarakan masalah pemilihan Presiden 2014. Hal senada juga diungkakan oleh sekretaris PPS Desa
KarangsariPujo Widodo 49 tahun dalam wawancara tanggal 21 Februari 2015, yang mengungkapkan bahwa pemilih
pemula Desa Karangsari pasti pernah membicarakan mengenai pemilihan Presiden 2014, seperti hanya salah satu pemilih
pemula di Desa Karangsari yang merupakan anak dari Pujo Widodo yang sering diajak berdiskusi mengenai pemilhan
Presiden danWakil Presiden bersama dengan anggota keluarga lainnya. Jadi karakteristik sosial yang mendukung pemilih
pemula dalam berpartisipasi politik merupakan salah satu faktor pendorog partisipasi politik pemilih pemula di Desa
Karangsari.
4 Lingkungan Politik yang Kondusif
Negara Indonesia adalah negara yang demokrasi, kebebasan untuk mengemukakan pendapat di jamin di negara
ini, seperti yang dikemukakan oleh Fica 20 tahun dalam wawancara tanggal 12 Maret 2015 yang menyatakan bahwa
sudah semestinya sebagai warga negara yang baik ikut memilih dalam pemilihan umum, karena negara Indonesia adalah negara
demokrasi yang menuntut partisipasi dari seluruh warga negaranya dalam memilih pemimpin, ia juga mengungkapkan
bahwa negara Indonesia sekarang ini adalah negara demokrasi yang bahkan kadang-kadang menjadi demokrasi yang
keblabasan, itu dibuktikan dengan banyak mahasiswa yang menjadi timsukses dari calon tertentu, mahasiswa dalam kajian
keilmuan mendiskusikan permasalahan tentang kekurangan- kekurangan dari calon Presiden.
Kemudian pendapat senada dikemukakan juga oleh Arif 20 tahun dalam wawancara pada tanggal 12 Maret 2014
sebagai berikut. “Waktu aku sering ngewall ke dinding prabowo terus
juga ngetweet ke jokowi perasaanku ya biasa aja, sebenernya takut si engga, tapi ya itu mungkin dikelola
sama tim suksesnya atau sama orangnya langsung ya aku kurang paham, tapi aku engga takut, jaman
sekarang bebas lah, engga kaya jamanya pak Harto”
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Warsono 45 tahun dalam wawancara tanggal 22 Februari 2015 yaitu sebagai
berikut. “...Saya tau katanya ada pertemuan di balai desa yah,
waktu sebelum Pilpres bahkan sebelum Pileg, ya saya tidak menghadiri waktu itu, saya hanya tau dari anak
saya yang di undang juga ke pertemuan itu, menurut saya bagus ada pertemuan seperti itu dari KPUD dan
mahasiswa, tidak ada yang perlu dikawatirkan karena itu kan juga sudah ijin dengan kepala desa, saya yakin tidak
ada unsur kegiatan kampanye dalam pertemuan tersebut, justru bagus mahasiswa-mahasiswa ini tidak hanya bisa
melakukan demo yang mengatasnamakan demokrasi tetapi juga memanfaatkan kebebasan berbicara untuk
memberikan pendidikan politik”
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan politik yang kondusif menyebabkan pemilih pemula lebih
bebas untuk ikut dalam aktifitas politik. Indonesia sebagai negara demokrasi yang menjamin hak-hak warga negaranya
untuk mengemukakan pendapat, kemudian hak-hak warga negara untuk menentukan arah bangsa ini menjadikan pemilih
pemula di Desa Karangsari tidak memiliki tekanan dari
manapun untuk membatasi dalam upayanya ikut serta dalam melaksanakan partisiapasi politik.
Kemudian jika diambil kesimpulan dari uraian mengenai faktor pendorong dan penghambat pemilih pemula di Desa
Karangsari berpartisipasi politik dalam pemilihan Presiden 2014 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor
penghambat partisipasi politik pemilih pemula adalah berdomisili di luar Desa Karangsari, kesibukan pekerjaan,
kesibukan sebagai pelajar, kepercayaan kepada pemerintah rendah, kurangnya pendidikan politik, tidak mendapat uang
untuk memilih, kesibukan mengurus rumah tangga, perasaan tidak mampu, kurangnya sosialisasi politik serta kelemahan
dalam penyusunan DPT sedangkan faktor pendorong partisipasi politik pemilih pemula adalah penerimaan terhadap
perangsang politik, karakteristik pribadi, karakter sosial, dan lingkungan politik yang kondusif.
B. Pembahasan 1. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Desa
Karangsari pada Pemilihan Presiden 2014
Pemilih pemula sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat juga mempunyai andil yang penting dalam suksesnya
pemilihan Presiden 2014 secara langsung. Pemilihan Presiden 2014