Setelah Pemilihan Pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014 di Desa Karangsari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas

Secara umum dapat disimpulkan bahwa besarnya jumlah pemilih pemula yang tidak memberikan suaranya dihari pemungutan suara pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Desa Karangsari disebabkan oleh beberapa faktor yaitu berdomisili sementara di luar Desa Karangsari, kesibukan pemilih pemula sebagai pelajar, kesibukan pekerjaan pemilih pemula, kepercayaan kepada pemerintah rendah, kurangnya sosialisasi pemilihan Presiden 2014, kurangnya pendidikan politik, kesibukan mengurus rumah tangga, serta kelemahan dalam penyusunan DPT. Meskipun banyak dari pemilih pemula yang tidak memberikan suaranya dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tetapi ada juga yang menggunakan hak pilihnya dihari pemungutan suara yang disebebkan oleh beberapa faktor yaitupenerimaan perangsang politik, karakteristik pribadi yang memiliki keperdulian terhadap politik, karakteristik sosial yang mendukung.

c. Setelah Pemilihan

Partisipasi politik pemilih pemula sangat penting bagi kemajuan bangsa, bukan hanya partisipasi politik pada saat sebelum pemilihan dan pelaksanaan pemilihan tetapi juga setelah pemilihan Presiden 2014. Partisipasi politik pemilih pemula sangat diperlukan pasca pergantian estafet kepemimpinan dengan terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang baru. Sebelumnya pada masa Pemilu warga Desa Karangsari telah terpolarisasi menjadi dua kubu, begitu juga pemilih pemula Desa Karangsari yang memiliki pilihan masing- masing dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden. Selain terpolarisasi menjadi dua kubu, ada pemilih pemula yang justru apatis terhadap hasil yang telah diputuskan pemerintah mengenai pemenang Pemilu 2014. Sebagian besar pemilih pemula di Desa Karangsari melaksanakan partisipasi politik setelah pemilihan Presiden 2014 dengan cara menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan setiap keputusan pemerintah, hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan Afrida 17 tahun dalam wawancara tanggal 18 Februari 2015 menyatakan bahwa ia menerima hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum yang menetapkan nomor urut dua sebagai Presiden dan Wakil Presiden baru di Indonesia. Wujud dari penerimaan tersebut adalah ia menerima segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan baru. Pendapat senada juga dikemukakan dalam wawancara tanggal 13 Maret 2015 dengan Mughofir 19 tahun, ia mengatakan bahwa ia menerima keputusan hasil rekapitulasi perhitungan suara pemilihan Presiden 2014, dikarenakan memang pemenangnya adalah pasangan yang dijagokanya. Selain itu ia mengatakan bahwa pasca penetapan pasangan nomor urut dua sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih ia membicarakanya dengan sesama pemilih yang menjagokan calon tersebut, bukan hanya itu ia juga membicarakan tentang kebanggaanya terhadap calon terpilih kepada pendukung pasangan calon yang tidak terpilih. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Fica 20 tahun yang merupakan seorang mahasiswa jurusan Politik Kewarganegaran dalam wawancara pada tanggal 12 Maret 2015 yang menyatakan bahwa pasca pemilihan Presiden 2014, ia seringkali mendiskusikan hasil dari pemilihan Presiden 2014 di kampusnya. Meskipun calon yang ia dukung tidak memenangkan pemilihan Presiden 2014 tetapi ia tetap menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Ia tetap menerima kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan baru, bukan hanya itu ia juga seringkali membaca media cetak dan media online maupun menonton berita tentang perkembangan setelah terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru, bukan hanya karena ingin mengetahui tentang berita terbaru tetapi juga karena tuntutan tugas-tugas kuliah yang terkait dengan kondisi Indonesia setelah terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru 2014. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Sundari 20 tahun dalam wawancara tanggal 18 Februari yang juga merupakan mahasiswa jurusan politik dan kewarganegaraan, ia mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak menggunakan hak pilihnya tetapi pasca pemilihan Presiden 2014 ia seringkali mendiskusikan tentang Presiden dan Wakil Presiden terpilih di kampusnya, begitu juga dengan mencari informasi dari media cetak dan media online serta menonton berita tentang kebijakan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Sebagian besar pemilih pemula di Desa Karangsari melaksanakan partisipasi politik setelah pemilihan Presiden 2014 berupa mentaati pemerintah, menerima dan melaksanakan keputusan pemerintah, kemudian pemilih pemula di Desa Karangsari juga sering membicarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, tetapi ada beberapa pemilih pemula yang tidak mengikuti berita-berita mengenai pemilihan Presiden 2014 seperti yang dikemukakan oleh Hendri 21 tahun dalam wawancara tanggal 12 Maret 2015, pernyatanya sebagai berikut. “Engga pernah, aku engga pernah baca koran, atau nonton berita-berita soal politik, soalnya aku engga tertarik” Pendapat senada diungkapkan oleh Nuning 19 tahun dalam wawancara tanggal 12 Maret 2015 adalah segai berikut. “Engga tertarik mbak, aku itu kerja pagi sampe malem, pulang-pulang udah cape, jarang nonton TV, apa lagi sengaja nonton berita-berita” Jadi setelah pelaksanaan pemilihan Presiden 2014 pemilih pemula di Desa Karangsari tetap melaksanakan partisipasi. Partisipasi tersebut dalam bentuk menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan keputusan pemerintah, keputusan tersebut berupa keputusan yang menetapkan terpilihnya pasangan nomor urut dua menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih kemudian kebijakan-kebijakan dari Presiden dan Wakil Presiden baru. Bentuk partisipasi selanjutnya adalah diskusi tentang hasil rekapitulasi suara yang menunjukan kemenangan pasangan nomor urut dua sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih baik kemenangan di enam TPS di Desa Karangsari maupun ditingkat nasional, hal ini dikatagorikan sebagai diskusi politik. Kemudian mengikuti berita- berita-berita politik baik internal maupun eksternal melalui media massa. Pemilih pemula di Desa Karangsari melaksanakan partisipasi politik pada saat pelaksanaan pemilihan Presiden 2014 karena penerimaan perangsang politik, karakteristik pribadi yangmemiliki keperdulian terhadap politik, karakteristik sosial yang mendukung. Kemudian faktor penghambat pemilih pemula dalam melaksanakan partisipasi politik setelah pemilihan Presiden 2014 diantaranya karena kepercayaan kepada pemerintah rendah, kurangnya pendidikan politik sehingga menyebabkan ketidaktertarikan untuk berpartisipasi politik. Dari beberapa uraian tentang bentuk-bentuk partisipasi politik pemilih pemula di Desa Karangsari pada saat sebelum pemilihan, pelaksanaan pemilihan dan setelah pemilihan Presiden 2014 dapat diketahui bahwa ada enam bentuk partisipasi politik yang dilaksanakan oleh pemilih pemula di Desa Karangsari yaitu Pemberian suara, kegiatan kampanye dan diskusi politik,memahami berbagai persoalan politik dan sosial dengan cara mengikuti berita-berita politik baik intrernal maupun eksternal melalui media massa, dan menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan keputusan pemerintah, megajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan. Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat pemilih pemula dalam melaksanakan partisipasi politik. Faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula secara keseluruhan yaitu berdomisili di luar Desa Karangsari, kesibukan pekerjaan, kesibukan sebagai pelajar, kepercayaan kepada pemerintah rendah, kurangnya pendidikan politik, tidak mendapat uang untuk memilih, kesibukan mengurus rumah tangga, perasaan tidak mampu, kurangnya sosialisasi politik serta kelemahan dalam penyusunan DPT sedangkan faktor pendorong partisipasi politik pemilih pemula adalah penerimaan perangsang politik, karakteristik pribadi dan karakteristik sosial, dan lingkungan politik yang kondusif

4. Faktor Penghambat dan Pendorong Partisipasi Politik Pemilih Pemula

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

Faktor-faktor Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Kecamatan Andir pada Pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur (PILGUB) Jabar 2013

4 34 76

PERAN FACEBOOK DALAM KOMUNIKASI POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook dalam Komunikasi Politik Partai Nasional Demokrat bagi Pemilih Pemula tentang Calon Presiden Yang Diusung dalam Pemilihan Umum Presiden 2014).

0 3 16

(ABSTRAK) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2009 DI DESA PUGUH KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

0 0 2

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2009 DI DESA PUGUH KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

0 6 148

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2009 DI DESA PUGUH KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

2 10 148

PENGARUH MONEY POLITIC TERHADAP PERILAKU PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KECAMATAN CANDI DI KABUPATEN SIDOARJO DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2014.

1 3 152

BAB IV PARTISIPASI POLITIK CALON PEMILIH PEMULA TERHADAP PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA, DESA MANUNGGAL KECAMATAN LABUHAN DELI KABUPATEN DELI SERDANG A. Partisipasi Politik Calon Pemilih Pemula Terhadap Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Desa Manunggal

0 0 6

PERTUNJUKAN TARI BUNCIS GOLEK GENDONG DI DESA KARANGSARI KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS - Institutional Repository ISI Surakarta

1 1 151

PEMETAAN PEMILIH PEMULA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILU 2014

0 0 141