Perkara Nomor: 02KPPU-I2004 Tidak Terbukti Melanggar Pasal 25 ayat 1 dan

34 yang menguasai 75 atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Atas dasar fakta ini Terlapor tidak dapat dinyatakan dan dikategorikan mempunyai posisi dominan secara mutlak. Karena itu tuduhan pelanggaran yang dilakukan Terlapor terhadap Pasal 1 adalah tidak relevan, sehingga dalam putusan KPPU, Majelis Komisi tidak secara tegas menyatakan bahwa Terlapor tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 25 UU No.5 tahun 1999.

b. Perkara Nomor: 02KPPU-I2004

Dugaan pelanggaran Pasal 25 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 ini dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Terlapor. Kasus ini berkaitan dengan tindakan pemblokiran terhadap SLI kode akses 001 dan 008 milik PT. Indosat oleh Terlapor, dengan cara menutup layanan SLI kode akses 001 dan 008 di beberapa warung telekomunikasi wartel, dan menyediakan layanan internasional dengan kode akses 017. Serta mengubah perjanjian kerjasama dengan pemilik wartel, bahwa wartel hanya diperbolehkan menjual produk Terlapor dan Terlapor berhak 35 melakukan blockingmenutup akses layanan milik operator lain dari wartel. Putusan Majelis Komisi menyatakan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 25 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999. Dengan pertimbangan bahwa pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah jasa telepon internasional melalui akses jaringan tetap lokal nasional sehingga posisi dominan pelaku usaha ditentukan dari pangsa pasar jasa telepon internasional yang dijual atau disediakannya. Posisi Terlapor meskipun menguasai 90-95 jaringan tetap tidak dapat disimpulkan sebagai pemegang posisi dominan karena pelaku usaha dalam jasa telepon internasional melalui akses jaringan tetap lokal nasional dalam perkara ini adalah PT Indosat. Sehingga unsur pelaku usaha memiliki posisi dominan dalam pasar bersangkutan sebagaimana dimaksud pasal 25 ayat 2 tidak terpenuhi. Dari pertimbangan tersebut menegaskan bahwa unsur ayat 2 pasal 25 sebagai persyaratan untuk mempertimbangkan ayat 1 pasal 25 tidak terpenuhi, Majelis berpendapat tidak perlu lagi 36 mempertimbangkan unsur-unsur penyalahgunaan posisi dominan ayat 1 pasal 25. Mengingat karakteristik, dampak dan beberapa putusan KPPU mengenai penyalahgunaan posisi dominan ini, maka analisis yang mendalam terhadap maksud dan tujuan serta akibat yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan posisi dominan ini mutlak diperlukan dengan menggunakan teori yang relevan dan juga mengaitkannya dengan beberapa pasal lain yang terdapat dalam UU Persaingan Usaha, sehingga penulis topik tesis ini menarik untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam penulisan tesis ini adalah: Bagaimana konsep penyalahgunaan posisi dominan dalam hukum persaingan usaha di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN MODAL MINIMUM, KEBIJAKAN KEPEMILIKAN TUNGGAL DAN PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN DALAM PERSAINGAN USAHA INDUSTRI PERBANKAN

0 3 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Sanksi dalam Hukum T2 322014001 BAB I

0 3 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Doktrin sebagai Sumber Hukum T2 322014015 BAB I

1 3 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Usaha Pasca Konflik T2 092010007 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Penyalahgunaan Posisi Dominan dalam Hukum Persaingan Usaha

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Penyalahgunaan Posisi Dominan dalam Hukum Persaingan Usaha T2 322010007 BAB II

0 0 77

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Penyalahgunaan Posisi Dominan dalam Hukum Persaingan Usaha T2 322010007 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Praktek Diskriminasi Non Harga sebagai Tindakan Anti Persaingan dalam Hukum Persaingan Usaha

0 0 17

BAB II KRITERIA PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN (ABUSE OF - HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 43

BAB III HARMONISASI PENGATURAN TENTANG PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN (ABUSE OF DOMINANT POSITION) DALAM ASEAN - HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA Repository - UNAIR REPOSITO

0 0 39