BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Sprague dan Watson 1995, konsep sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan
istilah Management Decision System. Konsep pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambil keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.
Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi
masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Turban, Aronson dan Liang 2005 memberikan pengertian yang mencakup semua aspek tentang SPK mulai dari dasar sampai yang paling ideal. Oleh Turban dan
Aronson dikatakan sebagai sebuah Sistem Pendukung Keputusan, jika sistem tersebut adalah sebuah Sistem Informasi berbasis komputer yang bersifat interaktif, fleksibel
dan dapat beradaptasi, dibangun secara khusus untuk mendukung pemecahan masalah manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan, menggunakan data, menyediakan antar muka pengguna yang mudah, dan membolehkan pengambil keputusan untuk memakai wawasannya sendiri. Sebagai
tambahan Sistem Pendukung Keputusan dapat memakai model, dibangun dalam proses yang interaktif, mendukung seluruh tingkat pengambilan keputusan dan dapat
berisi komponen pengetahuan knowledge.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1. Proses pengambilan keputusan
Menurut Turban, Aronson Liang 2005, proses pembuatan keputusan melibatkan tiga tahap utama sebagai berikut:
1. Tahap Intelegensi intelligence phase, yaitu tahap pendefinisian masalah,
identifikasi informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. Pada tahap ini, persoalan yang
dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara jelas. 2.
Tahap Perancangan design phase, yaitu tahap analisis dalam kaitan mencari atau
merumuskan alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah
merancang atau membangun model pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Tahap Pilihan choice phase, yaitu tahap dimana proses pemilihan diantara
berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian yang nantinya akan diimplementasikan dalam proses pengambilan
keputusan.
2.1.2. Karakteristik sistem pendukung keputusan
Menurut Turban, Aronson Liang 2005, SPK berbeda dengan sistem informasi lainnya karena memiliki beberapa karakteristik tertentu, yaitu:
1. SPK dirancang untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
memecahkan masalah yang sifatnya terstruktur ataupun tidak terstruktur. 2.
Dalam proses pengolahannya, SPK mengombinasikan penggunaan model- modelteknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta
fungsi-fungsi pencariinterogasi informasi. 3.
SPK dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakandioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan
Universitas Sumatera Utara
pengoperasian komputer yang tinggi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif.
4. SPK dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan
adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi.
2.1.3. Keuntungan dan keterbatasan sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakainya, antara lain:
1. Memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam memproses
datainformasi bagi pemakainya. 2.
Membantu pengambilan keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang
sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3.
Dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4.
Walaupun suatu sistem pendukung keputusan mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat
menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena sistem pendukung keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif.
2.2. Analytic Hierarchy Process AHP