Problem-focused coping Jenis-jenis Coping Lazarus Santrock, 2007: 299 membedakan jenis-jenis copingmenjadi:

15 dengan kepribadian ekstrovert tentu akan merespon secara berbeda dengan individu yang memiliki kepribadian introvert. Sumber daya eksternal dan sumber daya internal pada individu akan mempengaruhi copinganak dalam mengatasi konflik yang dialami sebagai akibat perbedaan agama pada orang tua. Coping yang dipilih akan menghasilkan fungsi fisiologis, apakah inidvidu dapat melalui konflik yang terjadi dan mampu kembali melakukan aktifitas seperti semula atau justru individu semakin tertekan secara psikologis dengan copingyang digunakan.

3. Jenis-jenis Coping Lazarus Santrock, 2007: 299 membedakan jenis-jenis copingmenjadi:

a. Problem-focused coping

Problem focused coping adalah suatu strategi yang diarahkan pada masalah yang diambil seseorang serta upaya untuk memecahkan masalah tersebut. b. Emotion-focused coping Emotion-focused coping digunakan oleh Lazarus untuk merespon secara emosional terhadap stres yang dialami, khususnya dengan mengguanakan mekanisme pertahanan. Emotion-focused copingmeliputi cara menghindari masalah, melakukan rasionalisasi terhadap peristiwa yang terjadi, menyangkal peristiwa yang terjadi, menertawakannya, atau mencari pandangan religius untuk memperoleh dukungan. 16 Menurut Folkman dan Moskowitz dalam Feldman 2012: 220 coping dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu: a. Coping berfokus emosi Dalam coping berfokus emosi, seseorang berusaha untuk mengatur emosi mereka ketika menghadapi stres dengan berusaha mengubah perasaan mereka atau cara mereka mempersepsi masalah. Contoh: menerima simpati dari orang lain dan berusaha melihat pada sisi positif dari suasana hati. b. Coping berfokus masalah Dalam coping ini, seseorang berusaha untuk memodifikasi masalah yang menimbulkan stres. Strategi berfokus pada masalah mendorong perubahan perilaku atau perkembangan suatu rencana tindakan untuk mengatasi stres tersebut. Selain itu Tristiadi A.A., dkk. 2007: 43 membedakan jenis-jenis coping sebagai berikut: a. Strategi menghadapi stres dalam perilaku 1 Memecahkan persoalan secara tenang 2 Agresi Sebenarnya agresi jarang terjadi namun apabila terjadi itu hanyalah berupa respon penyesuaian diri. Contoh : mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain dan kemudian melampiaskan agresinya kepada sasaran itu. 17 3 Regresi Regresi merupakan kondisi seseorang yang menghadapi stres kembali lagi kepada perilaku yang lalu atau kembali ke masa yang lebih muda memberikan respon seperti orang dengan usia yang lebih muda. 4 Menarik diri Menarik diri merupakan respon yang paling umum dalam mengambil sikap. Bila seseorang menarik diri maka dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Respon ini biasanya disertai dnegan depresi dan sikap apatis. 5 Mengelak Seseorang yang stres terlalu lama, kuat dan terus menerus maka ia akan cenderung mengelak. Hal ini sebagai pengelakan diri dari masalah demi mengalahkan perhatian. b. Strategi mengatasi stres secara kognitif 1 Represi Represi adalah usaha seseorang untuk menyingkirkan frustasi, stres dan semua yang menimbulkan kecemasan. 2 Menyangkal kenyataanan Menyangkal kenyataan mengandung undur penipuan diri. Bila seseorang menyangkal kenyataan maka akan menganggap tidak 18 adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan maksud untuk melindungi diri. 3 Fantasi Dengan melakukan fantasi, orang seringkali merasa dirinya mencapai tujuan dan dapat menghindari frustasi dan stres. Orang yang sering melamun kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik daripada kenyataan yang seseungguhnya. Bila fantasi dilakukan secara wajar dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasi menjadi cara yang sehat untuk mengatasi stres. 4 Rasionalisasi Rasionalisasi merupakan usaha seseorang untuk mencari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilaku yang buruk. Rasionalisasi juga bisa muncul ketika seseorang menipu dirinya sendiri dengan berpura- pura menganggapnya buruk adalah baik atau sebaliknya. 5 Intelektualisasi Tujuan seseorang menggunakan strategi ini adalah agar tidak terlalu terlibat dengan persoalan secara emosional. Dengan intelektualisasi, setidaknya dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi individu dan memberikan kesempatan pada individu untuk meninjau permasalahan secara subjektif. 19 6 Pembentukan reaksi Seseorang dikatakan berhasil menggunakan strategi ini apabila individu berusaha menyembunyikan motif dan perasaan sesungguhnya baik represi atau supresi dan menampilkan wajah yang berlawanan dengan kenyataan yang dihadapi. 7 Proyeksi Seseorang yang menggunakan teknik ini biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi orang lain yang tidak disukai, dan sesuatu yang diperhatikan akan diperbesar-besarkan lagi. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena individu harus menghadapi kenyataan akan keburukan pada individu tersebut. Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa coping dibedakan menjadi dua jenis yaitu problem-focused coping atau coping berfocus masalah dan emotion-focused coping atau coping berfokus emosi.

4. Macam-macam Coping