ditekankan pada proses dan hasil berfikir. Proses dan hasil berfikir tersebut dinilai dari segi kelogisan, kecermatan, efisiensi, dan
ketepatan efektivitas. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika
guru harus mengupayakan seluruh kegiatan mengarah pada proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, dimana dalam hal ini
sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Ada dua hal pokok pada diri siswa yang harus mendapat perhatian. Pertama, pengalaman berguna dalam
membentuk dan menerima konsep-konsep matematika. Kedua, konsep matematika yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa.
B. Kajian Tentang Strategi Think-Talk-Write TTW
1. Strategi Think-Talk-Write TTW
Strategi TTW adalah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi,
hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. TTW merupakan suatu strategi
yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika siswa. Strategi TTW sebagai salah satu
strategi baru dalam pendidikan, pada dasarnya dibangun melalui tahapan berpikir, berbicara dan menulis dengan teks bacaan yang diberikan selalu
dimulai dengan pemberian soal-soal kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan penggunaan strategi ini
diharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan mampu memberikan pengalaman dalam menyelesaiakan permasalahan yang
kontekstual pada siswa dengan menekankan pada kemampuan bernalar secara sistematis.
Strategi pembelajaran TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin Yamin dan Ansari , 2008: 84 dengan alasan bahwa strategi
pembelajaran TTW ini dapat membangun secara tepat kegiatan berfikir, merefleksikan dan untuk mengorganisasikan ide-ide serta mengetes ide
tersebut sebelum siswa di minta untuk menulis. Dalam kegiatan pembelajaran matematika sering ditemui bahwa ketika siswa diberikan
tugas tertulis, siswa selalu mencoba untuk langsung memulai menulis jawaban. Walaupun hal itu bukan sesuatu yang salah, namun akan lebih
bermakna jika siswa terlebih dahulu melakukan kegiatan berpikir, merefleksikan dan menyusun ide-ide, serta menguji ide-ide itu sebelum
memulai menulisnya. Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide sharing dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika
dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,
mendengar ide bersama teman kemudian mengungkapkanya melalui tulisan.
Aktivitas berpikir think dapat dilihat dari proses membaca suatu soal teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat
catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan,
kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Menurut Wiederholod Yamin dan Ansari,2008:85 membuat catatan berarti
menganalisiskan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu, belajar rutin membuatmenulis catatan setelah membaca merangsang
aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat catatan mempertinggi pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan
berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjadi bagian penting dalam setting pembelajaran.
Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif reading comprehensif secara umum dianggap berpikir, meliputi
membaca baris demi baris reading lines atau membaca yang penting saja reading bertween lines. Dalam strategi ini bila memungkinkan teks
bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual contextual problems yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.
Setelah tahap ”think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya ”talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
yang mereka pahami, pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta
menguji sharing ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Keahlian
komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka sendiri
yang diungkapkannya kepada orang lain. Mengapa ”talk” penting dalam matematika? Menurut Bansu Irianto Ansari ”talk” penting karena:
1. Apakah itu tulisan, gambaran, isyarat, atau percakapan merupakan perantara ungkapan matematika sebagai bahasa
manusia. Matematika adalah bahasa yang spesial dibentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari
2. Pemahaman matematika dibangun melalui interaksi dan konversasi percakapan antara sesama individual yang
merupakan aktivitas sosial yang bermakna 3. Cara utama partisipasi komunikasi dalam matematika adalah
melalui talk. Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi
solusi, dan membuat definisi 4. Pembentukan ide forming ideas melalui proses talking. Dalam
proses ini, pikiran seringkali dirumuskan, di klarifikasikan atau di revisi
5. Internalisasi ide internalizing ideas. Dalam proses konversasi matematika internalisasi dibentuk melalui berpikir dan
memecahkan masalah 6. Meningkatkan dan menilai kualitas berpikir. Talking membantu
guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar
matematika, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.
Tahap berkomunikasi talk pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker dan Laughlin
Yamin Ansari, 2008:86 berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui
kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah, proses komunikasi dapat dibangun di
kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Misalnya siswa berkomunikasi tentang ide matematika yang dihubungkan dengan
pengalaman mereka, sehingga mereka mampu untuk menulis tentang ide itu.
Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar siswa didalam kelas. Hal ini
mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk ”berkomunikasi dalam matematika” sekaligus mereka berpikir bagaimana
cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan
idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa
terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, mereka akan mengkontruksi berbagai ide untuk dikemukakan
melalui dialog.
Selanjutnya tahap write, yaitu menuliskan hasil diskusidialog pada lembar kerja yang disediakan Lembar Kerja Siswa. Aktivitas menulis
berarti mengkontruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman siswa mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam
matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis
akan membantu siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu
Masingila Wisniowska blog Taufiq S.pd mengemukakan melalui aktivitas menulis siswa, guru dapat memantau kesalahan siswa,
miskonsepsi, atau konsepsi siswa terhadap ide yang keliru. Aktivitas siswa selama tahap ini adalah
1. menulis
solusi terhadap
masalahpertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan. 2.
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaian ada yang menggunakan
diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca atau ditindak lanjuti.
3. mengoreksi semua pekerjaan sehingga
yakin tidak ada pekerjaan, ataupun perhitungan yang ketinggalan atau salah.
4. menyakini bahwa pekerjaannya yang
terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Strategi Think-Talk-Write