Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Penelitian tentang kesiapan e-learning telah dilakukan di beberapa sekolah menengah atas negeri di Kota Yogyakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Nur Hadi 2014, skor tingkat kesiapan dari delapan kategori e-learning Readiness ELR Model Chapnick, diperoleh skor total E-learning Readiness untuk SMA-SMA
Negeri di Kota Yogyakarta yaitu sebesar 103,76. Demikian dapat dikatakan bahwa SMA Negeri di Kota Yogyakarta sudah cukup siap untuk implementasi e-learning
dalam proses pembelajaran. Kategori yang mempunyai tingkat kesiapan tinggi adalah kategori Sociological readiness. Hal ini berkaitan dengan faktor yang
mempertimbangkan aspek interpersonal lingkungan di mana proses akan di implementasikan. Kategori yang mempunyai tingkat kesiapan cukup adalah
Psychological readiness, Financial Readiness, Equipment readiness, Content readiness.
Penelitian lain yang berkaitan dengan e-learning dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta oleh Wisnu Rachmad Prihadi 2012. Penelitian
tersebut menggunakan model evaluasi Context, Input, Process, Product CIPP, diperoleh untuk kesiapan guru dari aspek context, input termasuk kategori tinggi dan
aspek process dan product termasuk kategori rendah sedangkan untuk kesiapan siswa dari aspek context, input, process termasuk kategori tinggi dan aspek product
termasuk kategori rendah. Sehubungan dengan hal di atas perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk
memperhatikan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dengan segala aspek pendukungnya. E-learning yang digunakan sebagai media harus dioptimalkan,
sehingga penyelenggara pendidikan semakin berkembang. Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Prambanan Sleman merupakan salah satu sekolah yang
memanfaatkan dan menggunakan teknologi e-learning untuk meningkatkan pelayanan pendidikannya. Menurut Soekartawi 2003 untuk meningkatkan
pelayanan pendidikan memanfaatkan teknologi e-learning antara lain sebagai berikut: 1. Apakah Infrastruktur di sekolah tersebut memungkinkan untuk mengakses
informasi dengan kecepatan yang mencukupi? 2. Apakah tersedia sumber daya manusia dengan penguasaan yang mencukupi?
3. Apakah kebijakan berpihak pada pengembangan teknologi untuk jangka panjang? 4. Apakah secara finansial sekolah tersebut siap untuk mengimplementasikan e-
learning? 5. Apakah tersedia aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan tepat?
Kelima faktor di atas dapat diketahui bahwa untuk menerapkan e-learning dibutuhkan kesiapan yang matang untuk mendapatkan hasil dan tujuan e-learning
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengetahui tingkat kesiapan penerapan e-learning agar pemanfaatan e-learning tidak
merugikan pihak sekolah. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman bahwa
proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman telah menggunakan peralatan elektronik. Penggunaan peralatan elektronik merupakan dasar dari
penerapan e-learning di suatu sekolah. SMA Negeri 1 Prambanan Sleman menyediakan laptop dan LCD proyektor untuk tiap kelas yang mana laptop dan LCD
proyektor tersebut digunakan untuk para siswa dan guru sebagai alat tambahan dalam proses belajar mengajar seperti memberikan materi oleh guru kepada siswa dan
sebagai media siswa untuk melakukan presentasi. SMA Negeri 1 Prambanan Sleman sebagian besar telah terkoneksi dengan
jaringan internet, yaitu di ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha dan laboratorium komputer. Bahkan saat ini SMA Negeri 1 Prambanan telah dibangun
sistem jaringan nirkabel wireless sehingga memudahkan bagi guru dan siswa untuk mendapatkan akses internet secara bebas dan mudah. SMA Negeri 1 Prambanan telah
memiliki situs resmi untuk mengimplementasikan e-learning yaitu dengan nama domain
vvs.sman1pramb-yog.sch.id. Situs ini menyajikan metode belajar secara
online dengan syarat pengguna sudah terdaftar untuk dapat mengakses situs tersebut. Informasi yang terdapat di situs tersebut masih terbatas, hanya terdapat beberapa
mata pelajaran yang dapat diakses oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rozikoh, S.Pd. T. yaitu guru yang
mengajar TIK diketahui bahwa pembelajaran khususnya mata pelajaran TIK selalu dilakukan di laboratorium komputer. Proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
TIK sebagian dilakukan secara tatap muka dan sebagian dilakukan secara online dengan memanfaatkan e-learning sekolah. Guru mata pelajaran lain dapat
menghubungkan ke koneksi wi-fi untuk melaksanakan pembelajaran berbasis e- learning. Selain itu juga diketahui bahwa permasalahan sebagian besar guru SMA
Negeri 1 Prambanan adalah pada kemampuan menggunakan perangkat teknologi. Guru yang kurang menguasai penggunaan perangkat teknologi maka proses
pembelajaran yang dilakukan tidak menmanfaatkan e-learning sekolah. Sikap yang ditunjukkan sebagian guru tersebut menunjukkan masih belum memaksimalkan
pemanfaatan TIK berkaitan e-learning sekolah karena guru tersebut kurang berinisiatif dan memotivasi diri untuk memanfaatkan pembelajaran berbasis e-
learning. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1
Prambanan Sleman dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang memanfaatkan e-learning. Hal ini diketahui dari pernyataan siswa yang kurang
tertarik untuk mengakses situs e-learning sekolah karena materi yang terdapat di e- learning kurang update dan hanya sebagian guru yang memanfaatkan e-learning.
Ketika guru tidak menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning maka siswa masih banyak yang enggan untuk mengakses e-learning.
Sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran berbasis e-learning kurang optimal dikarenakan koneksi untuk mengakses internet terkadang tidak dapat
digunakan, wi-fi yang seharusnya dapat dimanfaatkan guru ketika mengajar di kelas terkadang mati. Hal tersebut tentunya akan menghambat guru yang akan menerapkan
pembelajaran berbasis e-learning. Selain itu SMA negeri 1 Prambanan juga menghadapi kendala yaitu perangkat teknologi yang masih terbatas dan terbatasnya
biaya untuk alokasi perawatan sarana dan prasarana yang telah tersedia. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui penerapan e-
learning di SMA N 1 Prambanan Sleman, mengenai kesiapan sarana dan prasarana yang ada, mengenai tingkat kesiapan guru dan siswa untuk menyelenggarakan
pembelajaran berbasis e-learning, serta kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis e-learning.