E-Readiness dan E-Learning Readiness ELR

dicapai siswa dalam PBM. Dalam Pengajaran ada penegasan tentang kemampuan- kemampuan yang perlu dimiliki siswa setelah pengajaran selesai. Pengertian evaluasi lain dikemukakan oleh Hopkin dan Antens dalam Sridadi 2007 yang mendefinisikan “evaluation is the contenus inspection of all available information concerning the student, teacher, educational program and the teching learning process to ascertain the degree of change in stidents and formvalid judgement about the student and effectiveness of the program ”. Dijelaskan bahwa evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perubahan kemampuan siswa. Untuk maksud tersebut diperlukan informasi yang valid dari berbagai aspek, selain dari siswa, juga dari guru, program pengajaran proses belajar mengajar dan efektivitas pengajar. Artinya sebelum keputusan penilaian diberikan kepada siswa, perlu dikumpulkan informasi-informasi dari berbagai sumber dengan dimaksudkan agar evaluasi benar-benar valid. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Definisi lain juga disampaikan Djaali, Mulyono dan Ramli 2000 bahwa evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan standar obyektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi. Pendapat lain tentang evaluasi disampaikan oleh Wirawan 2006 mengatakan evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menyajikan informasi mengenai obyek evaluasi, menilainya dengan standar evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai obyek evaluasi. Evaluasi adalah suatu proses menentukan sampai sebarapa jauh mana kemampuan dari objek tersebut. Kemampuan yang diharapkan tersebut sebelumnya telah ditetapkan secara operasional dan telah ditetapkan patokan-patokan pengukuran, sehingga dapat diperoleh penilaian. Oleh karena itu diperlukan prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan dapat lebih efektif. Prinsip-prinsip tersebut antara lain : 1. Kepastian dan kejelasan 2. Teknik evaluasi 3. Komprehensif 4. Kesadaran akan adanya kesalahan 5. Evaluasi adalah alat Kaufman dan Thomas dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin AJ 2007 membedakan model evaluasi menjadi delapan yaitu : a. Model evaluasi yang berorientasi pada tujuan Goal Oriented Evaluation Model Model ini dikembangkan oleh Ralph W. Tyler. Dalam menyusun tes dengan titik pola pada perumusan tujuan test. Model ini dibangun atas dua dasar pemikiran, Pertama evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik, Kedua evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pelajaran dan sesudah melaksanakan kegiatan pelajaran. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus untuk mengecek sejauh mana tujuan program telah terlaksana. Kelebihan model ini terletak pada hubungan antara tujuan dengan kegiatan sebagai aspek penting dalam program tersebut. b. Model evaluasi lepas tujuan Goal Free Evaluation Model Model ini di kembangkan oleh Michael Scriven, yang cara kerja dari evaluasi ini adalah berlawanan dari Goal Oriented Evaluation. Menurut Scriven, seoraang evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang terjadi pada tujuan program pembelajaran, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya kinerja dari suatu program tersebut. Cara kerja evaluasi model ini adalah dengan memperhatikan dan mengidentifikasi kegiatan yang terjadi baik hal positif yang diharapkan maupun hal negatif yang tidak di harapkan. c. Model formatif dan sumatif Formative Sumatif Evaluation Model Model evaluasi ini dikembangkan oleh Micheal Scriven, Pada model evaluasi ini, evaluator selalu melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi pada saat program masih berjalan. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Evaluator juga melakukan evaluasi sumatif, yaitu evaluasi pada akhir program. Tujuan evaluasi sumatif ialah untuk mengukur ketercapaian sebuah program. d. Model evaluasi deskripsi pertimbangan Countenance Evaluation Model Model evaluasi ini dikembangkan oleh Robert E. Stake, Model ini menekankan pada dua operasi pokok, yaitu: 1 Deskripsi description, berisi tujuan apa yang diharapkan dari program dan pengamatan apa yang terjadi; 2 Pertimbangan judgment,