34
k. Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara
memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
l. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara
menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif. m.
Guru sebagai konselor, perlu memiliki keteramppilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa di dalam pembelajaran guru mempunyai peran sebagai educator, manager,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dinamisator, evaluator, fasilitator, pengelola kelas, demonstrator, dan konselor.
D. Layanan Pendidikan Khusus pada Siswa Hiperaktif
1. Pengertian Layanan Pendidikan Khusus
Dikdasmen dalam Aldjon Dapa, dkk 2007: 74 menjelaskan bahwa pendidikan khusus mempunyai tujuan untuk membantu peserta
didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Aldjon Dapa 2007: 74 mengungkapkan tiga alasan perlunya layanan pendidikan
khusus, yaitu: a.
Karena manusia makhluk yang berbeda-beda. b.
Karena tanpa adanya layanan pendidikan khusus potensi anak tidak dapat berkembang optimal.
c. Tanpa adanya layanan pendidikan khusus maka anak luar biasa,
terutama yang tergolong cacat, akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian sosial.
35
Siswa yang mengalami gangguan hiperaktif termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus ABK yang memiliki karakteristik berbeda
dengan anak-anak normal pada umumnya, sehingga siswa dengan gangguan hiperaktif memerlukan layanan pendidikan khusus yang sesuai
dengan karakteristik, minat, kebutuhan, serta kemampuan agar dapat mengembangkan diri sehingga dapat mencapai kemandirian hidup baik
di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Pelaksanaan pendidikan khusus untuk siswa hiperaktif memerlukan keterlibatan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pihak sekolah dan
keluarga terutama orang tua perlu bekerja sama untuk mendidik, membimbing, mengarahkan, serta melatih anak agar dapat mencapai
kemandirian hidup. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan
pendidikan khusus mempunyai tujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental, perilaku dan sosial agar
mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya agar potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan optimal. Anak hiperaktif
merupakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki karakter berbeda dengan dengan anak normal pada umumnya sehingga membutuhkan
layanan pendidikan khusus yang sesuai dengan minat, kebutuhan, serta kemampuannya.
36
2. Bentuk Layanan Pendidikan Khusus pada Siswa Hiperaktif