Tipe Hiperaktif Kebutuhan Siswa Hiperaktif

22 cenderung mengarah pada perilaku hiperaktif. Lingkungan sekolah juga dapat memicu terjadinya perilaku hiperaktif. Pemberian beban tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan anak, guru yang kurang menarik dapat memicu anak untuk tidak berkonsentrasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hiperaktif dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor neurologi, reaksi toxic keracunan, kondisi prenatal, faktor genetik, faktor biologis, penyakit- penyakit, temperamen, perkembangan yang lambat, dan faktor lingkungan. Faktor-faktor penyebab tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak. Anak dengan gangguan hiperaktif perlu mendapatkan penanganan khusus yang sesuai dengan kebutuhannya agar gangguan tersebut tidak berlanjut hingga anak tumbuh dewasa.

4. Tipe Hiperaktif

Hiperaktif merupakan sebuah kondisi yang sangat kompleks dan memiliki gejala yang berbeda. Tipe hiperaktif menurut Diagnostic and statistical manual of mental disorders DSM-5 yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association 2013 yaitu: a. Inattentive Kriteria dan gejala inatensi yang sering muncul yaitu: 1 Gagal memperhatikan dengan detail atau sering membuat kesalahan yang ceroboh 2 Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian. 3 Tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara. 23 4 Kesulitan mengikuti petunjuk. 5 Kesulitan mengorganisasi aktivitas dan tugas. 6 Menghindari atau tidak menyukai tugas yang membutuhkan banyak aktivitas berpikir. 7 Mudah kehilangan barang atau benda untuk mengerjakan tugas dan aktivitas. 8 Mudah terdistraksi. 9 Lupa dengan kegiatan sehari-hari. b. Hyperactive-impulsive Kriteria dan gejala hiperaktivitas yang sering muncul yaitu: 1 Gelisah dan sering menggerakkan tangan atau kaki. 2 Tidak dapat duduk tenang di tempat duduk. 3 Sering berlari atau memanjat pada situasi yang tidak sesuai. 4 Tidak dapat melakukan kegiatan dengan tenang. 5 Bertindak seolah-olah digerakkan oleh mesin. 6 Banyak bicara. 7 Menjawab sebelum pertanyaan selesai. 8 Kesulitan menunggu giliran dalam permainan atau kegiatan. 9 Menyela pembicaraan. c. Combined Inattentive Hyperactive-Imulsive Kriteria dan gejala pada tipe kombinasi merupakan gabungan dari inattentive dan hyperactive-impulsive. 24 Pendapat tersebut juga selaras dengan pernyataan A. Dayu P. 2013: 30 yang membagi hiperaktif menjadi tiga jenis, yaitu: d. Tipe anak yang tidak dapat memusatkan perhatian e. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsif f. Tipe gabungan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hiperaktif dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu hiperaktif dan impulsif, sulit konsentrasi atau tidak dapat memusatkan perhatian, dan tipe kombinasi atau gabungan dari keduanya.

5. Kebutuhan Siswa Hiperaktif

Kebutuhan siswa hiperaktif tidak terlalu berbeda dengan kebutuhan siswa pada umumnya, hanya saja siswa hiperaktif membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kondisinya. Rief dan Heimburge Marlina, 2007: 46 mengungkapkan beberapa kebutuhan siswa hiperaktif, antara lain: a. Lingkungan kerja, tugas, dan bahan-bahan yang terstruktur. b. Dukungan eksternal yang membantu pemusatan perhatian. c. Bantuan di bidang belajar dan belajar aktif. d. Pengajaran yang multisensory. e. Menyesuaikan dengan gaya belajar anak dan modifikasi tulisan. f. Jadwal dan rutinitas yang mampu diprediksi. g. Waktu yang ekstra untuk memproses informasi. h. Modifikasi kurikulum yang kreatif. i. Bantuan ketika anak frustasi. j. Modeling dan bantuan yang terpusat pada guru. k. Pengalaman belajar yang bermakna. l. Strategi pengajaran yang membangun kekuatan dengan memperhatikan kelemahan siswa. 25 Sedikit berbeda dengan M. Sugiarmin 2007: 14 yang menyatakan kebutuhan siswa hiperaktif yaitu kebutuhan pengendalian diri dan kebutuhan belajar. a. Kebutuhan pengendalian diri Pengendalian diri pada siswa hiperaktif berkaitan dengan pengurangan perilaku hiperaktif, peningkatan rentang perhatian, dan pengendalian impulsivitas. Kebutuhan pengendalian diri tersebut antara lain: 1 Rutinitas, struktur, dan konsistensi. 2 Fokus pada hal-hal positif. 3 Penjelasan sederhana dan singkat. 4 Hindarkan argumentasi. 5 Abaikan hal-hal yang tidak penting. b. Kebutuhan belajar Siswa hiperaktif membutuhkan adanya pengaturan kegiatan yang terjadwal tidak hanya dalam pengendalian diri, tetapi juga pada pengelolaan kelas. Siswa hiperaktif membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan terkendali. Siswa hiperaktif juga membutuhkan pengaturan dalam pembelajaran dan pemberian tugas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa hiperaktif mempunyai beberapa kebutuhan yang terdiri dari pengelolaan kelas yang kondusif, penjelasan sederhana dan singkat, pengabaian pada hal yang tidak penting, dan modifikasi kurikulum. 26

C. Guru