Pelaksanaan Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan pengamatan dalam proses pembelajaran dapat membuat keterlibatan peserta didik secara langsung. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. a Menentukan objek apa yang akan diamati. b Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diamati. c Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diamati, baik primer maupun sekunder. d Menentukan di mana tempat objek yang akan diamati. e Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. f Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. 2 Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Dengan pertanyaan maka siswa akan lebih aktif dan dapat berusaha lebih giat lagi untuk menjawab pertanyaan seorang guru tersebut dengan benar,maka dengan menanya seorang siswa akan berusaha lagi. Kegiatan menanya dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. a Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran b Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri 3 Mengumpulkan informasi eksperimen Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pelatihan siswa untuk melakukan pengumpulan data untuk menjawab masalah yang sedang dibahas. Kegiatan pengumpulan data dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. a Mendiskusikan segala bentuk hasil informasi yang didapat dengan teman kerja teman kelompok. b Pencarian informasi dapat dapat mencari dari segala sumber yang relevan buku, artikel, majalah, internet, dll. 4 Mengasosiasikan mengolah informasi Guru memegang peranan penting dalam langkah ini. Guru dituntut aktif dalam memimpin diskusi, Guru harus memberikan petunjuk yang mudah, sederhana dan serelevan mungkin demi mencapai kesimpulan. 5 Mengkomunikasikan menyajikan Menyajikan data yang telah di kelompokan atau yang telah di proleh untuk di diskusikan dengan siswa yang lain. Dengan menyajikan kita akan dapat mengetahui hasil dari semua pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan penyajian hasil dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. a Mempersiapkan dulu bahan yang akan di sajikan. b Menyusun rencana untuk menyajikan. c Membuat rencana penyajian. d Merangkum hasil. c Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran, melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman peyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dibuat suatu keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, dan kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Menurut Oemar Hamalik 2013:159, menyatakan bahwa: “Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. ” Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk menilai aktivitas, kreativitas, dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental, emosional, dan sosial dalam pembentukan karakter serta kompetensi peserta didik. Penilaian proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan pengamatan dan refleksi. Pengamatan dapat dilakukan guru ketika peserta didik melakukan pembelajaran, mengajukan pertanyaan, merespon atau menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran pada kurikulum 2013 juga dapat dilakukan dengan refleksi, hal ini bisa dilakukan oleh guru beserta peserta didik dengan melibatkan guru lainya atau pendamping. Penilaian proses pada implementasi kurikulum 2013 baik dilakukan dengan pengamatan maupun refleksi harus ditunjukan untuk memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas layanan pada peserta didik. Dalam implementasi kurikulum 2013, ada beberapa macam penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik yang tertuang dalam Permendikbud no 103 tahun 2014, penilaian yang dilakukan harus ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran dan meningkatkan kualitas layanan kepada peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan budaya belajar untuk menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh degan menggunakan beragam alat dan cara sesuai dengan kompetensi dan karakter yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, sehinggga akan didapatkan gambaran mengenai kemampuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Penilaian pendidikan peserta didik merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 penilaian peserta didik mencakup penilaian otentik dan non otentik sebagaimana diuraikan berikut. 1 Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif yang mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. 2 Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian. Di dalam kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter, kompetensi lulusan peserta didik harus mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga penilaian hasil belajar peserta didik harus mencakup ketiga kompetensi tersebut. Cakupan penilaian merujuk pada ruanglingkup materi, kompetensi matapelajarankompetensi muatankompetensi program, dan proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan di dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 dijabarkan sebagai berikut : 1 Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalahdaftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik,sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 2 Penilaian Kompetensi Pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, teslisan, dan penugasan. 3 Penilaian Kompetensi Keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupadaftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik. Untuk penilaian karakter sendiri dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Pembentukan karakter tidak dapat terbentuk dalam waktu singkat, akan tetapi indikator perilaku dapat dideteksi secara dini oleh setiap guru. Dalam penilaian karakter yang harus diperhatikan adalah bahwa penilaian yang akan dilakukan harus mampu mengukur karakter yang harus diukur. Lebih dari itu hasil penilaian harus dapat memprediksi karakter peserta didik terutama dalam penyelesaian pendidikan, dan kehidupannya kelak. Menurut Mulyasa 2014:146 beberapa jenis penilaian karakter yang dapat dilakukan adalah bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, bersikap santun, kompetitif, dan jujur. Dari jenis-jenis karakter tersebut dapat dikembangkang lagi beberapa indikator perilaku, sebagai contoh jenis karakter percaya diri dapat dikembangkan dengan indikator seperti pantang menyerah, berani menyatakan pendapat, berani bertanya, dan lain- lain. Menurut Mulyasa 2014:151 dalam kurikulum 2013 penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal KKM dengan mempertimbangkan tiga komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran. Ketiga komponen