III - 9
3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mendasarkan pada tema pembangunan Kota Surakarta tahun 2016,
dan tantangan
dan prospek
ekonomi daerah,
serta memperhatikan arah kebijakan ekonomi nasional dan Provinsi Jawa
Tengah maka kebijakan ekonomi Kota Surakarta tahun 2016 diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan fokus: a.
Peningkatan pembentukan modal tetap brutoinvestasi dengan penciptaan iklim kondusif bagi dunia usaha, peningkatan promosi
terpadu, pemberian kemudahan perijinan, pemangkasan waktu dan biaya investasi, dan pembangunanperbaikan infrastruktur fisik,
seperti prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi, jalan tol, revitalisasi industri, dan lain-lain.
b. Penguatan sektor-sektor ekonomi yang ada, termasuk penguatan
daya saing usaha skala menengah, kecil dan mikro, dan ekonomi kreatif dengan memberikan kemudahan kredit modal berbunga
rendah, optimalisasi penyuluhanbimbingan, dan menggalakkan pemakaian produk lokal, sehingga defisit perdagangan bisa
berkurang.
c. Penyesuaian dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun
individual reformasi regulasi yang mendorong peningkatan investasi, dan pengembangan usaha pada berbagai sektor ekonomi.
d. Peningkatan kualitas SDM baik dalam birokrasi maupun dunia
usaha, dan penguatan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan usaha baik dalam proses produksi
maupun pemasaran produkjasa.
e. Mengarahkan konsumsi pemerintah dalam APBD dalam bentuk
belanja pembangunan untuk mengembangkan sektor-sektor yang menggerakkan perekonomian yang mempunyai produktivitas tinggi
seperti sektor keuangan, sektor perdagangan, sektor industri, dan sektor jasa-jasa.
f. Pengembangan pariwisata dengan menguatkan city branding Kota
Surakarta sebagai kota MICE Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition dan Kota Budaya.
B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Sebagian besar
pendapatan daerah
berasal dari
dana perimbangan, baik dari APBN maupun APBD Provinsi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2015 ketergantungan pemerintah Kota Surakarta terhadap dana perimbangan dari pusat dan
provinsi masih cukup besar.
Dibandingkan APBD tahun 2015, proyeksi pendapatan tahun 2016 lebih tinggi 1,22. Namun demikian secara total, kemampuan
pendanaan tahun 2016 diproyeksikan menurun dibanding tahun 2015. Hal tersebut terjadi karena :
a.
Dana transfer khususnya DAK diasumsikan sama dengan tahun 2015, dengan pertimbangan secara indikator pembangunan Kota