2. Mengoptimalkan deteksi dini skrining penyakit TB, Pneumonia 5
tahun, Asma dan PPOK. 3. Meningkatkan tatalaksana Pendekatan Praktis Kesehatan Paru
sesuai standar. 4. Memantau dan mengevaluasi penerapan kegiatan Pendekatan
Praktis Kesehatan Paru. 5. Meningkatkan manajemen deteksi dini penyakit terkait gangguan
pernapasan secara optimal. 6. Meningkatkan peran petugas kesehatan dalam melakukan KIE yang
benar tentang penyakit TB, Pneumonia 5 tahun, Asma dan PPOK. 7. Mengembangkan sistem informasi Pendekatan Praktis Kesehatan
Paru. 8. Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam kebijakan dan
pembiayaan penerapan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru. 9. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja Pendekatan Praktis
Kesehatan Paru.
D. Prinsip Pendekatan Praktis Kesehatan Paru
1. Penerapan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru merupakan pendekatan praktis terhadap 4 jenis penyakit gangguan pernapasan,
yaitu TB, Pneumonia 5 tahun, Asma dan PPOK. 2. Pendekatan fungsional yang memadukan program yang sudah ada
TB, ISPA, dan PPTM, bukan secara struktural. 3. Pendekatan praktis terhadap gejala penyakit, bukan pada
penyakitnya, karena seorang pasien dapat mengalami lebih dari 1 gangguan pernapasan.
4. Tatalaksana terintegrasi pada pasien dengan mengacu pada standar tatalaksana masing-masing penyakit.
5. Pembentukan dan pengembangan jejaring kerja Pendekatan Praktis Kesehatan Paru.
6. Pemantauan dan penilaian penerapan pelaksanaan kegiatan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru dilaksanakan secara berkala
dan berkesinambungan.
7
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
E. Pengorganisasian
Penerapan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru perlu dibentuk Kelompok Kerja Pokja pada semua tingkat, mulai dari tingkat
nasional, provinsi, kabupatenkota yang beranggotakan unsur dari unit teknis yaitu Program Pengendalian TB, Program Pengendalian
ISPA, Program Pengendalian Penyakit Asma dan PPOK Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Program Bina Upaya
Kesehatan, Tim Ahli Klinis TAK, Organisasi profesi, WHO, Perwakilan LSM dan donor.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut, Tim beranggotakan :
1. Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Komite Medik
Rumah Sakit 2. Dokter fungsional
3. Perawatbidan 4. Petugas laboratorium
5. Petugas farmasi 6. Petugas pencatatan pelaporan
Pimpinan Fasilitas Kesehatan menunjuk seorang Koordinator Pendekatan Praktis Kesehatan Paru yang mempunyai akses ke unit
DOTS maupun ke Poli PTMPoli PALPenyakit DalamPoli Paru. Pimpinan Puskesmas dapat menjadi koordinator Penerapan
Pendekatan Praktis Kesehatan Paru di wilayah kerjanya.
Tugas dan Fungsi Pokja: 1. Pusat
a. Menyusun panduan teknis dan rencana aksi nasional Penerapan Praktis Kesehatan Paru.
b. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
d. Membentuk jejaring kerja dan melakukan koordinasi. e. Menyediakan dukungan program anggaran, sarana, dan logistik
lainnya sesuai tugas dan fungsi program terkait.
8
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
9
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
2. Provinsi dan Kabupatenkota a. Menyusun rencana kerja Pendekatan Praktis Kesehatan Paru.
b. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
d. Membentuk jejaring kerja dan melakukan koordinasi. e. Menyediakan dukungan program anggaran, sarana, dan logistik
lainnya sesuai tugas dan fungsi program terkait. f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
3. Fasilitas Kesehatan a. Menyusun rencana kegiatan Pendekatan Praktis Kesehatan
Paru b. Melakukan tatalaksana kasus gangguan pernapasan terkait
Pendekatan Praktis Kesehatan Paru c. Membangun jejaring internal dan eksternal melalui koordinasi
dengan wasor TB, pengelola program PTM dan pengelola program ISPA dinas kesehatan kabupatenkota
d. Memantau dan melaksanakan mekanisme rujukan terkait Pendekatan Praktis Kesehatan Paru.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
F. Pelaksanaan Kegiatan di Fasilitas Kesehatan 1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :
a. Menilai keadaan pasien gangguan pernapasan b. Mengelompokkan penyakit berdasarkan gejala
c. Menegakkan diagnosis penyakit dan penanganannya d. Merujuk pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut
e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan f. Melaksanakan pertemuan jejaring internal dan eksternal
g. Memberikan KIE komunikasi, informasi dan edukasi
2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut :
a. Menilai keadaan pasien gangguan pernapasan b. Mengelompokkan penyakit berdasarkan gejala
c. Menegakkan diagnosis penyakit dan penanganannya d. Melakukan perawatan pasien yang dirujuk
e. Memberikan KIE komunikasi, informasi dan edukasi