PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK dapat dicegah dan
Pemeriksaan sik :
a Normal b Kelainan
-
Bentuk dada : barrel chest
-
Penggunaan otot bantu napas
-
Pelebaran sela iga
-
Hipertro otot bantu napas
-
Femitus melemah, sela iga melebar
-
Hipersonor
-
Suara napas vesikuler melemah atau normal
-
Ekspirasi memanjang Gambaran foto toraks pada PPOK dapat bervariasi dari normal
sampai ditemukan kelainan. Kelainan berupa:
-
Hiperinflasi
-
Hiperlusen
-
Diafragma Mendatar
-
Corakan Bronkovaskuler Meningkat
-
Bulla
-
Jantung Pendulum
Bagan 3. Alur Diagnosis PPOK
Faktor risiko - Usia
- Riwayat pajanan : asap rokok, polusi udara, polusi tempat kerja
Gejala : - Sesakl napas
- Batuk kronik - Berdahak kronik
- Keterbatasan aktivitas
Pemeriksaan fisik Curiga PPOK
Curiga Penyakit Paru Lain Spirometri
Foto Toraks Penanganan sesuai
dugaan penyakit
PPOK Derajat I II III IV Normal
VEP
1
KVP 70 setelah bronkodilator
40
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
Diagnosis Banding PPOK Diagnosis
Gambaran klinis
1. Onset
usia pertengahan
PPOK 2.
Gejala progresif
lambat 3.
Riwayat merokok
lama jumlah
4. Sesak
saat aktivitas
5. Hambatan
aliran udara
umumnya ireversibel
Asma 1.
Onset usia dini
2. Gejala
bervariasi dari
hari ke
hari 3.
Gejala pada
waktu malamdini hari
lebih menonjol
4. Dapat
ditemukan alergi,rinitis
dan atau
eksim 5.
Riwayat asma
dalam keluarga
6. Hambatan
aliran udara
umumnya reversible
Gagal jantung
1. Riwayat
hipertensi Kongestif
2. Ronki
basah halus
di basal
paru 3.
Gambaran foto
toraks pembesaran
jantung dan
edema paru
4. Pemeriksaan
faal paru
restriksi, bukan
obstruksi Bronkiektasis
1. Sputum
purulen dalam
jumlah banyak
2. Sering
berhubungan dengan
infeksi bakteri
3. Ronki
basah kasar
dan jari
tabuh 4.
Gambaran foto
toraks tampak
honeycomb appearence
5. Penebalan
dinding bronkus
Tuberkulosis 1.
Onset semua
usia 2.
Gambaran foto
toraks Inltrat
3. Konrmasi
mikrobiologi Basil
Tahan Asam BTA
Sindrom 1.
Riwayat pengobatan
anti tuberkulosis
adekuat Obstruksi
Pasca 2.
Gambaran foto
toraks bekas
TB :
brotik dan
klasikasi minimal
TB SOPT
3. Pemeriksaan
faal paru
menunjukkan obstruksi
yang tidak
reversible
41
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
Klasikasi Berdasarkan Beratnya Penyakit Tabel 7. Klasikasi PPOK Berdasarkan GOLD 2010
Derajat Klinis
Faal Paru Keterangan
Derajat I: PPOK
Ringan Gejala batuk kronik dan
produksi sputum ada tetapi tidak sering
VEP1 KVP 70 VEP1 80
prediksi Pasien sering tidak
menyadari bahwa faal paru mulai
menurun Derajat II:
PPOK Sedang
Gejala sesak mulai dirasakan saat aktitas
dan kadang ditemukan gejala batuk dan
produksi sputum VEP1KVP 70
50 VEP1 80 prediksi
Pada kondisi ini pasien mulai
menurun kesehatannya
Derajat III: PPOK Berat
Gejala sesak lebih berat Penurunan
aktitas, Rasa lelah dan
serangan, eksaserbasi semakin
sering dan berdampak pada
kualitas hidup pasien VEP1KVP 70
30 VEP1 50 prediksi
Mulai memeriksakan
kesehatannya
Gejala diatas ditambah
tanda-tanda gagal napas atau tanda-
tanda gagal jantung kanan dan
ketergantungan oksigen
VEP1 KVP 70 VEP1 30
prediksi VEP1 50
prediksi dengan gagal napas
kronik Pada derajat ini
kualitas hidup pasien
memburuk dan jika
eksaserbasi dapat mengancam jiwa.
Keterangan: VEP1 = Volume Ekspirasi Paksa Detik 1 KVP = Kapasitas Vital Paksa
Penilaian Kelompok Pasien PPOK dan pengobatan ditentukan berdasar gejala, nilai spirometri dan faktor risiko riwayat frekuensi eksaserbasi.
Gejala diukur berdasarkan skor mMRC atau CAT.
42
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
43
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU DI INDONESIA
Populasi C:
Risiko tinggi, gejala sedikit, termasuk kelompok PPOK
stadium III dan IV, ekseserbasi pertahunnya 2 kali, skor
mMRC 0-1 dan skor CAT 10
Populasi D:
Risiko tinggi, gejala banyak, termasuk kelompok PPOK
stadium III dan IV, ekseserbasi pertahunnya 2 kali, skor mMRC
≥ 2 dan skor CAT ≥ 10
Populasi A:
Risiko rendah, gejala sedikit, termasuk kelompok PPOK
stadium I dan II, ekseserbasi pertahunnya 0-1 kali, skor
mMRC 0-1 dan skor CAT 10
Populasi B:
Risiko rendah, gejala banyak, termasuk kelompok PPOK
stadium I dan II, ekseserbasi pertahunnya 0-1 kali, skor mMRC
≥ 2 dan skor CAT ≥ 10