Menurut Sulipan dalam Suhela 2010: 22 Ciri-ciri wirausahawan secara
umum adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha.
2. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berwirausaha. 3. Percaya pada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju.
4. Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang usahanya.
5. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya. 6. Berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.
7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.
2.1.3 Wirausaha Keluarga
Lambing dan Kuehl 2003: 35 mendefenisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah dua atau lebih anggota
keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan, dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Bisnis keluarga adalah
sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara tidak langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai
keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya.
Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi suka dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi
masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik di dalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keluarga merupakan aset yang dapat menjadi sumber daya unik dan sulit ditiru inimitable yang dapat menjadi keunggulan bersaing tersendiri. Kesuksesan
berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses. Faktor-faktor
seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam menjalankan bisnis.
Ada berbagai alasan bisnis keluarga dapat berjalan di Indonesia. Pertama, bisnis keluarga tidak dibebani oleh tuntutan para pemegang saham yang selalu
mendikte operasi bisnis. Kedua, anggota keluarga dapat mengorbankan keuntungan jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang.
Ketiga, tingkat fleksibilitas dari bisnis untuk memberikan respon terhadap tantangan maupun peluang tanpa banyak hambatan.
Menurut Marpa 2012: 32 Perusahaan keluarga pada intinya terdiri dari tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, yakni:
1. Unsur keluarga family, 2. Unsur perusahaan business, dan
3. Kepemilikan ownership Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan yang saling bersinggungan dan
dalam hal-hal tertentu saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Hisrich dan Peters dalam Susanto 2009: 31 banyak hal yang
menjadi latar belakang seorang wirausaha keluarga, namun beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis keluarga adalah
berasal dari:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari: a. Orang tua
b. Anak Sulung c. Saudara dari pihak ayah dan ibu.
2. Pendidikan terdiri dari: a. Pendidikan dalam keluarga.
b. Pendidikan formal. c. Pendidikan informal luar sekolah.
3. Nilai pribadi Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif,
perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran. 4. Umur, terdapat perbedaan antara:
a. Wirausaha pria biasanya memulai berwirausaha pada awal usia 30 tahun. b. Wirausaha wanita biasanya memulai berwirausaha pada pertengahan usia
30 tahun. c. Secara umum wirausaha memulai kariernya antara usia 22 hingga 55
tahun. Perusahaan keluarga dicirikan terutama dengan kepemilikan dan keterlibatan
yang signifikan dari keluarga dalam manajemen. Dengan sendirinya anggota keluarga akan mengantisipasi bahwa kepemimpinan leadership dan pengawasan
control dilakukan oleh keluarga dan akan diturunkan pada generasi penerus. Kepemilikan yang signifikan dari keluarga terjadi tatkala suatu keluarga memiliki
semua porsi pengawasan perusahaan dan berperan aktif dalam menetapkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
strategi dan menjalankan bisnis setiap hari. Berikut ini beberapa karakteristik lain perusahaan keluarga:
a. Keterlibatan anggota keluarga b. Lingkungan pembelajaran yang saling berbagi
c. Tingginya saling keterandalan d. Kekuatan emosi
e. Kekaburan fungsi f. Kepemimpinan ganda
2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Sebagai Perusahaan Keluarga