Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)
SKRIPSI
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KAIN (STUDI KASUS
PADA PEDAGANG KAIN DI JL. PERNIAGAAN PASAR IKAN LAMA MEDAN)
OLEH
M. GUNTUR ADIPUTRA 090502203
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN
(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.
(3)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF
THE ENTREPRENEUR FABRIC
(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)
This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.
Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena atas berkah, rahmat, dan izinNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)”. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Alm. Ruslan Hakim dan Ibu Erna Yanti yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec. Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi , SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku dosen pembaca penilai atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.
6. Seluruh staf/pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
7. Sahabat-sahabat tercinta, yang telah memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan skripsi, Melisa Zuriani Hasibuan, Lani Novita Sari, Diantha Rizky, Rahmat Hidayatullah, Ivan Saputra, Faisal Fadli, Nofriska Krissanya, Fanni Novianing, Selli Ayu Pratiwi, M. Hafis, Prima Yudha Aditya, Yosico Vita Ningsih, Sufratiwi Evayanti, Herlimiansyah Sitorus, Diastin Yutika, M. Ari Risfiansyah, Gufran Yusren, Dr. Isyraqi OF, Krisna Savindo, dan M. Qaedimas.
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Ekonomi USU, teman-teman Manajemen 2009, serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
(5)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2015 Penulis
M. Guntur Adiputra 090502203
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ... .1
1.1 Latar Belakang ... .1
1.2 Perumusan Masalah ... .7
1.3 Tujuan Penelitian ... .7
1.4 Manfaat Penelitian ... .7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... .8
2.1 Uraian Teoritis ... .8
2.1.1 Wirausaha ... .8
2.1.2 Perilaku Wirausaha ... .11
2.1.3 Dukungan Keluarga ... .14
2.1.4 Keberhasilan Usaha ... .18
2.2 Penelitian Terdahulu ... .20
2.3 Kerangka Konseptual ... .24
2.4 Hipotesis ... .25
BAB III METODE PENELITIAN ... .26
3.1 Jenis Penelitian ... .26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... .26
3.3 Batasan Operasional ... .26
3.4 Defenisi Operasional ... .27
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... .28
3.6 Populasi dan Sampel ... .29
3.6.1 Populasi ... .29
3.6.2 Sampel ... .29
3.7 Jenis Data dan Sumber Data ... .30
3.7.1 Data Primer ... .30
3.7.2 Data Sekunder ... .30
3.8 Metode Pengumpulan Data ... .31
3.8.1 Wawancara (interview) ... .31
3.8.2 Observasi ... .31
3.8.3 Studi Dokumentasi ... .31
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... .32
3.9.1 Uji Validitas ... .32
3.9.2 Uji Reliabilitas ... .33
3.10 Metode Analisis Data ... .34
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... .34
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... .34
3.10.2.1 Uji Normalitas ... .34
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... .35
3.10.3 Metode Analisis Linier Berganda ... .35
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .38
4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama ... .38
4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama ... .38
4.2 Hasil Penelitian ... .40
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... .40
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... .44
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... .49
4.2.3.1 Uji Normalitas ... .49
4.2.3.1.1 Pendekatan Histogram ... .49
4.2.3.1.2 Pendekatan Grafik ... .50
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... .50
4.2.3.3 Uji Multikolinearitas ... .51
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... .52
4.2.4.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... .52
4.2.4.2 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .53
4.2.4.3 Uji t (Uji Parsial) ... .55
4.3 Pembahasan ... .57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .60
5.1 Kesimpulan ... .60
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan
Pasar Ikan Lama Medan ... .6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... .22
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... .27
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... .29
Tabel 3.3 Uji Validitas ... .33
Tabel 3.4 Uji Reabilitas ... .34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... .41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... .42
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... .43
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha .... .43
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi .45 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keluarga ... .46
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Pengusaha ... .47
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... .52
Tabel 4.10 Koefisien Determinan (R²) ... .53
Tabel 4.11 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .54
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... .24
Gambar 4.1 Histogram ... .49
Gambar 4.2Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... .50
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Deskriptif Responden
Lampiran 3 Hasil Deskriptif Variabel
(11)
ABSTRAK
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN
(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.
(12)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF
THE ENTREPRENEUR FABRIC
(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)
This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.
Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki definisi menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000 dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200.000.000. Keberadaan UKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi yang beragam di Indonesia.
Usaha kecil, dan menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM mengakibatkan berkurangnya pengangguran yang tidak terserap dalam dunia kerja dan sektor UKM telah dijadikan agenda utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia, dikarenakan telah terbukti tangguh ketika terjadi krisis ekonomi 1998. (Mudradjad, Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008)
Peranan penting UKM terhadap perekonomian di Indonesia tidak lepas dari keberhasilan usaha tersebut. Sebuah UKM dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari usaha tersebut bertambah (Nasution, 2001:12).
Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan
(14)
sebuah produk, dan keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.
Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa, dan akan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual. Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu, serta diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.
Setiap pengusaha kecil dan menengah (UKM) menginginkan usaha yang dikelolanya berhasil dan berkembang sampai ke generasi. Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan berwirausaha untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha (Suryana, 2008:4).
Pengetahuan yang dimaksud, yakni pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab, dan pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Kemampuan (keterampilan) seorang pengusaha, yaitu mampu mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, menciptakan nilai tambah dalam bentuk kreatifitas, mampu memimpin dan mengelola, berkomunikasi dan berinteraksi, serta keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi pengusaha yang sukses. Memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.
Alasan UKM yang bermula dengan keberhasilan disebabkan oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk
(15)
mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.
Wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Wirausaha sebagai individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22)
Menurut Sulipan (Suhela, 2010:22) Ciri-ciri wirausahawan adalah mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha, mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berwirausaha, percaya pada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju, bertanggung jawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang usahanya, pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya, berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya, serta berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya. Pembentukan perilaku pengusaha ini berkaitan dengan apa yang terjadi didalam keluarga.
Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal yang menjadi latar belakang seorang wirausaha. Beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal dari lingkungan keluarga, pendidikan (pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan informal), nilai pribadi (nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran), dan umur.
(16)
Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam menjalankan bisnis. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses.
Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya. Dukungan keluarga terdiri dari informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (Sarwono, 2003).
Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga memiliki efek besar terhadap pengusaha. Semangat dari keluarga sangat diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan berkembang dengan sukses.
Peneliti tertarik meneliti kawasan Pasar Ikan Lama yang diketahui sudah bertahun-tahun menjadi kawasan UKM di Medan dan orang Sumatera Utara menyebutnya Pajak Ikan Lama. Ramainya pengunjung ke Pasar Ikan Lama tidak terlepas dari sejarah perdagangan di tempat ini dan kegiatan jual beli resmi dilakukan di sini sejak pasar dibuka pada 1890.
(17)
Barang dagangan yang dijual pada waktu itu di pasar ini adalah ikan hasil laut Belawan yang diangkut dengan tongkang melalui Sungai Deli. Ada pedagang yang menjual daging dan sayur-mayur.
Peta perniagaan pun agak berubah pada 1933. Pemerintah Belanda membangun pasar yang lebih besar dan modern yaitu Pasar Sentral, sekarang disebut Pusat Pasar dan Sungai Deli lama-kelamaan tak lagi bisa dilayari sehingga hasil laut dibawa menggunakan jalur darat.
Barang dagangan di Pasar Ikan Lama berubah. Produk tekstil, seperti busana muslim, kerudung, batik, kain panjang, kain pelekat, aneka karpet, perangkat salat, perangkat berhaji, hingga busana tradisional mulai mendominasi dan berbagai cenderamata mata juga dijual di sini, bahkan Air Zam-zam pun tersedia.
Pedagang di tempat ini terdiri dari beragam etnik, termasuk Minang, Mandailing, keturunan Arab juga cukup menonjol, sedangkan pedagang Tionghoa umumnya menjual tekstil bahan pakaian. Pasar ini terkenal di kalangan penduduk setempat dan wisatawan, biasanya penuh sesak pada minggu-minggu menjelang liburan seperti Idul Fitri dan Tahun Baru (http://www.merdeka.com/peristiwa/ cerita-pasar-ikan-medan-yang-malah-jadi-sentra-tekstil.html/2012).
Peneliti telah melakukan survei awal pada pedagang di Pasar Ikan Lama dan berdasarkan hasil wawancara terhadap pedagang yang berada di lokasi tersebut, terdapat keterangan kepribadian dan keluarga beberapa pengusaha kain. Semua pengusaha menginginkan usaha yang dikelolanya berhasil, tetapi pada kenyataan tidak seperti yang diharapkan.
(18)
Tabel 1.1
Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan Nama
Toko
Penjualan (omset) per bulan
Jumlah Pegawai
Dukungan Keluarga Lama
Usaha
Toko Prima Jaya Tex
Rp. 35.000.000,- 8 orang Usaha keluarga. Ajaran orang tua. Bantuan modal.
32 Tahun Toko
Sinar Jaya
Rp. 15.000.000,- 1 orang Modal sendiri dan keluarga tidak mencampuri usaha yang dijalankan.
8 tahun
Toko Tri Jaya Tex
Rp. 30.000.000,- 5 orang Keluarga berperan dalam menjalankan usaha.
23 tahun Toko
Damai Tex
Rp. 40.000.000,- 11 orang Usaha keluarga. Keluarga terlibat dalam berdiri maupun jalannya usaha.
40 tahun
Toko VV Textile Shop
Rp. 20.000.000,- 4 orang Bantuan modal, doa, dan semangat.
12 tahun
Sumber: diolah penulis (2015)
Semua pengusaha berdasarkan hasil observasi mengatakan keinginan untuk lebih berkembang dan besar, tetapi dilihat dari tabel di atas terdapat banyak perbedaan antar pengusaha. Ada yang memiliki jumlah pendapatan sampai 40 juta dan ada juga yang memiliki pendapatan 15 juta perbulannya, dan berdasarkan hasil observasi peneliti terdapat 23 toko dari 60 toko mengalami penurunan omzet dalam 2 tahun terakhir.
Masalah tersebut yang menarik minat peneliti untuk meneliti seberapa besar pengaruh faktor kepribadian dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan seorang pengusaha. Fenomena yang terjadi bahwa terdapat perbedaan keberhasilan di setiap pengusaha kain, ada yang berhasil dan tidak berhasil.
Pengusaha memiliki cara tersendiri dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya dan disertai dengan ada dan tidaknya dukungan dari keluarga. Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis
(19)
tertarik untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha kain di Pasar Ikan Lama, sehingga penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha Dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain” (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “apakah perilaku wirausaha dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi keberhasilan pengusaha?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata-1 Fakultas Ekonomi dan bisnis, dan sebagai bahan meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha
Secara etimologis, wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur
yang berasal dari bahasa Perancis entreprende. Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis.
Menurut Riyanti (Arman, 2007:3) wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambil resiko pribadi untuk menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara produksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan produknya, serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut Salim (Anoraga, 2002:137) wirausaha didefinisikan sebagai semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta
(21)
kemampuan manajemen. Menurut Drucker (Musrofi, 2003:12) setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha.
Kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi semata. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan di perekonomian kita akan datang dari para wirausaha; orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Justin, 2001:4), sedangkan menurut Elly (Winardi, 2003:3) menyatakan bahwa seorang wirausaha mengorganisasi dan mengoperasikan sebuah perusahaan untuk mencapai keuntungan pribadi.
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Wirausaha meliputi semua pemilik manajer yang aktif dan melibatkan anggota generasi kedua dari pemilik perusahaan dan pemilik-manajer yang membeli hak kepemilikan perusahaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kepribadian wirausaha dapat diartikan sebagai keseluruhan cara seorang untuk berinteraksi memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan produk, serta mengatur permodalan operasi perusahaannya untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
(22)
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2008:2).
Kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006:15). Menurut Alma (Tanjung, 2012:7) ciri dan watak seorang wirausaha yaitu:
1. Percaya diri yang kuat, yaitu kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimisme.
2. Berorientasikan tugas dan hasil, yaitu kebutuhan atau harus akan berprestasi, berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, mempunyai tekad, kerja keras, motivasi serta energik dan penuh inisiatif.
3. Pengambilan resiko, diantaranya mampu mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4. Kepemimpinan, yaitu mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan dapat menanggapi saran dan kritik.
5. Keorisinilan, yaitu inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, dan serba bisa.
(23)
2.1.2 Perilaku Wirausaha
Menurut Miner (Hutagalung, 2008:7), ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu:
1. The Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kebutuhan berprestasi;
b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik;
c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan; d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat;
e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi; f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;
g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain.
2. The Supersales Person. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain; b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain;
c. Percaya bahwa proses-proses social sangat penting;
d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain; e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan.
3. The Real Manager. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan; b. Ketegasan;
(24)
d. Keinginan untuk bersaing; e. Keinginan berkuasa;
f. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain. 4. The Expert Idea Generation. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah:
a. Keinginan untuk melakukan inovasi; b. Menyukai gagasan-gagasan;
c. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi;
d. Intelegensi yang tinggi; e. Ingin menghindari resiko.
Cunningham (Riyanti, 2003:31) berdasarkan wawancara terhadap 175 wirausaha dan manajer professional di Singapura tentang alasan-alasan keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar. 2. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil
pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain. 3. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar
dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar, pengetahuan tentang produk dan jasa serta pemahaman tentang persaingan.
(25)
4. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.
5. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.
6. Faktor lain (4%).
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses.
Memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Menurut Suryana (2008:4) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Menurut Suryana (2008:5) keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:
1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.
2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
(26)
5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam berwirausaha, yaitu:
1. Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi seorang wirausaha yang sukses.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan. Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.
2.1.3 Dukungan Keluarga
Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
(27)
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
Menurut Feiring dan Lewis (Friedman, 1998), faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan.
Suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada dalam keluarga kelas menengah, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah.
Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari:
1. Dukungan Penilaian
Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu.
(28)
Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.
2. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang yang dilakukan oleh seseorang. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan
feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
(29)
4. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga memiliki efek besar terhadap wirausaha. Melalui dukungan keluarga, wirausaha dapat memiliki posisi kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, yang dapat mendorong keberhasilan dalam berwirausaha.
Lambing dan Kuehl (2003:35) mendefenisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah dua atau lebih anggota keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan, dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses.
Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam menjalankan bisnis. Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal yang menjadi latar belakang seorang wirausaha keluarga, namun beberapa hal
(30)
yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal dari:
1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari orang tua, anak sulung, dan saudara dari pihak ayah dan ibu.
2. Pendidikan terdiri dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan informal (luar sekolah).
3. Nilai pribadi
Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran.
4. Umur, terdapat perbedaan antara wirausaha pria biasanya memulai berwirausaha pada awal usia 30 tahun, wirausaha wanita biasanya memulai berwirausaha pada pertengahan usia 30 tahun, dan secara umum wirausaha memulai kariernya antara usia 22 hingga 55 tahun.
2.1.4 Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution (2001:12) sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Dalimunthe (2003), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
1. Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.
(31)
2. Jumlah Penjualan
Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.
3. Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik. Keberhasilan dalam membangun usaha tidak hanya mengandalkan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Membangun strategi bisnis perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme.
Profesionalisme berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan prestasi.
Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha akan tercapai bila mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis dan budaya organisasi.
Keberhasilan usaha harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,
(32)
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.
Berusaha lebih dilihat dari seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak juga turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras, sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama dan sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya (Hutagalung, 2008:50).
2.2 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung (2012) dengan judul Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya
Di Gunung Sitoli”, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan keberhasilan usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli, dan analisis variabel keberhasilan usaha yang terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen dan faktor keuangan terhadap informan dari pihak toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dengan informan dari pihak pelanggan toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan dapat disimpulkan bahwa variabel yang kurang memiliki kesusaian diantaranya
(33)
variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Variabel faktor organisasi dan manajemen yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel keuangan yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator kelayakan potensi usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator pemahaman dalam kebutuhan pelanggan dan variabel faktor pemasaran dan faktor produksi mendapat jawaban yang sesuai.
Siregar (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Akuntansi Dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Jasa Di Kota Medan”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap kinerja manajerial pada perusahaan jasa di Kota Medan dan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial, sedangkan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat kepercayaan 95%, nilai R Square pada penelitian ini adalah sebesar 0.188 yang berarti hanya 18.8% perubahan tingkat kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak teramati dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini dmarapkan dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan kinerja manajerial perusahaan jasa di Kota Medan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih staf yang akan ditempatkan pada posisi manajer keuangan.
(34)
Nasution (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap
keberhasilan usaha (Yl) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan
metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Tahun Nama Peneliti Judul Hasil
1 2012 Donald Bakri
Tanjung
Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya di Gunung Sitoli
Hasil analisis variabel yang kurang memiliki kesuaian diantaranya variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Dimana variabel faktor
organisasi dan
manajemen yang kurang kesesuaian terletak
dalam indikator
kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel keuangan yang
kurang kesesuaian
terletak dalam indikator
kelayakan dan
(35)
kebutuhan pelanggan. Sedangkan variabel faktor pemasaran dan
faktor produksi
mendapat jawaban yang sesuai.
2 2009 Aditya Fitri Siregar Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha terhadap Kinerja Manajerial Jasa di Kota Medan
Pengetahuan akuntansi
dan kepribadian
wirausaha tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial,
sedangkan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai R Square pada penelitian ini adalah sebesar 0.188 yang berarti hanya 18.8% perubahan tingkat kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan akuntansi
dan kepribadian
wirausaha, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak teramati dalam penelitian ini.
3 2011 Khairul Syah
Alam Nasution Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengaruh pengetahuan
kewirausahaan dan
manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan
kewirausahaan dan
manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.
(36)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu perilaku wirausaha, dukugan keluarga dan keberhasilan usaha.
Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam berwirausaha yaitu kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan mengenal peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan. Menurut Friedman (1998) komponen-komponen dukungan keluarga yaitu dukungan penilaian berupa penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide, dukungan instrumental berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat, empati, dan rasa percaya.
Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha dapat dilihat dari : keuntungan usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut:
Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perilaku Wirausaha
Dukungan Keluarga
(37)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005: 306). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada rumusan masalah, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Perilaku wirausaha dan dukugan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan”.
(38)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003: 35).
Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha kain pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah pedagang kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2015 hingga selesai.
3.3 Batasan Operasional
Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha pada pedagang kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
X1 : Perilaku Wirausaha
X2 : Dukungan Keluarga
(39)
3.4 Defenisi Operasional
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :
a. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel bebas adalah :
1. Perilaku Wirausaha (Xl)
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam berwirausaha yaitu kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan mengenal peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.
2. Dukungan Keluarga (X2)
Komponen-komponen dukungan keluarga yaitu dukungan penilaian berupa penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide, dukungan instrumental berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat, empati, dan rasa percaya.
b. "Variabel terikat merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas" (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Keberhasilan Pengusaha (Y), merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.
(40)
Tabel 3.1 di bawah ini menjelaskan tentang operasional variabel :
Table 3.1 Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasinalisasi Indikator Skala
1 Perilaku Wirausaha Keseluruhan cara seseorang untuk
berinteraksi memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya
1. Kemampuan dan kemauan 2. Tekad yang
kuat dan kerja keras 3. Melihat peluang dan kesempatan 4. Pengetahuan berwirausaha Likert
2 Dukungan Keluarga Suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan 1. Bantuan finansial 2. Memberikan solusi 3. Saran keluarga 4. Rasa percaya 5. Semangat
dan motivasi
Likert
3 Keberhasilan Usaha Keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha 1. Keuntungan usaha 2. Jumlah penjualan 3. Pertumbuhan usaha Likert
Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Penelitian terhadap
(41)
variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap ajawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86).
Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugyono (2008:86)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah Para Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan dengan jumlah 60 Pedagang kain yang akan menjadi responden.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Data yang dipakai dalam riset belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena adanya beberapa kendala seperti populasi yang tidak dapat didefinisikan, masalah biaya, waktu, tenaga, serta heterogenitas atau homogenitas dari elemen populasi (Umar, 2003:103).
(42)
Menurut Arikunto (2002:112) untuk menentukan sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian popuasi. Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 Pedagang Kain yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan yang melibatkan keluarga dalam usahanya dan keberhasilan usaha.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni:
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro, 2003:127). Penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara kepada responden data penelitian, yaitu Para Pedagang kain yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti.
(43)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah didapat dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, artikel dan jurnal yang terkait dengan pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha.
3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Wawancara (interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik Toko Kain di Jalan Perniagaan Pasar Ikan Lama.
3.8.2 Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di beberapa Toko Kain di Jalan Perniagaan Pasar Ikan Lama untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.
3.8.3 Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
(44)
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah instrumen yang sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dan dapat menjamin bahwa data yang dikumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya
(reliable).
Validitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Ginting dan Situmorang, 2008:30). Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada Para Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan sebanyak 30 pedagang dari luar sampel penelitian ini. Nilai r tabel dengan ketentuan df = 30 dan tingkat signifikansi 5 % adalah 0,361.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang dignnakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109).
(45)
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0 dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, peryataan dinyatakan valid.
2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, pernyataan tidak valid.
Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Keterangan
VAR00001 51.6333 24.240 .503 .897 Valid
VAR00002 51.4667 23.568 .549 .895 Valid
VAR00003 52.4667 23.292 .610 .893 Valid
VAR00004 52.4667 22.602 .664 .890 Valid
VAR00005 52.5333 23.154 .410 .903 Valid
VAR00006 51.6667 23.954 .626 .894 Valid
VAR00007 51.7667 25.151 .473 .899 Valid
VAR00008 51.8333 23.385 .421 .902 Valid
VAR00009 52.2667 19.995 .788 .886 Valid
VAR00010 52.5333 21.982 .657 .891 Valid
VAR00011 52.6333 23.275 .759 .889 Valid
VAR00012 52.5333 23.016 .712 .890 Valid
VAR00013 51.7667 24.806 .613 .896 Valid
VAR00014 51.6333 23.551 .561 .895 Valid
VAR00015 52.4667 21.706 .757 .886 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan
software SPSS 22.0, dengan kriteria sebagai berikut:
(46)
2) Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam (Ginting dan Situmorang, 2008:80) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach 's alpha > 0,60 atau nilai Cronbach ‘s Alpha > 0,80.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.900 15
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)
3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni, 2005: 102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram dan grafik.
(47)
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2012:108).Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui pendekatan grafik.
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…..Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model Persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut :
Y = a +b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = Keberhasilan Usaha X1 = Perilaku Wirausaha
X2 = Dukungan Keluarga
a = Konstanta
(48)
3.10.4 Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhsilan pengusaha maka silakukan pengujian dengan menggunakan : a) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas (perilaku wirausaha dan dukungan keluarga) terhadap variabel terikat (keberhasilan pengusaha). kriteria pengujiannya adalah :
H0 : bi = 0
Artinya perilaku wirausaha dan dukungan keluarga sebagai variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.
H0 : bi ≠ 0
Artinya pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Apabila ttabel < thitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,1, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila
angka probabilitas signifikansi < 0,1, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Uji F (Uji secara Serempak/Simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama -sama variabel independen (Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga) terhadap variabel dependen (Keberhasilan Usaha).
(49)
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H diterima atau Haditolak jika Fhitung<Ftabel pada �= 10%
H ditolak dan Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada �=10% c) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas perilaku wirausaha (X1) dan dukungan keluarga (X2) adalah benar terhadap
variabel terikat keberhasilan pengusaha (Y).
Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
(50)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama 4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama
Nama Pajak Ikan Lama memang sudah tidak asing lagi bagi penduduk kota Medan. Bahkan tempat ini juga terkenal hingga ke negara luar seperti Malaysia. Pajak Ikan Lama adalah sebutan untuk pasar kain atau bahan pakaian yang terletak di Jalan Perniagaan. Pasar yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini populer sebagai tempat untuk berburu aneka jenis kain dan pakaian. Para wisatawan lokal maupun manca negara selalu menyempatkan diri singgah di pasar ini. Ada yang sekadar menikmati suasana pasar atau sengaja mencari kain dan pakaian jadi.
Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed, Dr. Phil Ichwan Ashari mengatakan, pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan pusat perdagangan di Sumut yang lambat laun menjadi wilayah pemerintahan. Sejarawan Belanda, Dirk A Buiskool yang meneliti Pasar Ikan mengungkapkan, kawasan itu termasuk situs sejarah. Bukan hanya lantaran usianya, tetapi juga nilai sejarahnya yang menarik. Awalnya, Pajak Ikan Lama dibuka tahun 1890 oleh konglomerat Medan keturunan Tionghoa, Cong A Fie, atas permintaan Pemerintah Belanda. Tempat itu, mulanya, menjadi pusat perdagangan ikan, sayur-mayur dan aneka daging.
(51)
Pasar tersebut dikenal dengan julukan Pasar Ikan Lama karena dahulunya daerah itu adalah pusat pelayaran di Medan. Jadi pada saat itu hasil tangkapan laut seperti ikan, udang dan sebagainnya banyak dijual di tempat tersebut. Namun ketika pelabuhan Belawan sudah dibuka, maka tidak ada lagi orang yang berjualan ikan. Kemudian kebanyakan pedagang baru berdatangan dan berjualan produk tekstil.
` Sampai saat ini, Pajak Ikan Lama terkenal dengan bahan kainnya yang bagus dan murah. Karena lokasinya yang sangat strategis, banyak konsumen yang sering berkunjung. Tidak hanya penduduk kota Medan sekitar saja yang berkunjung tetapi banyak juga yang datang dari Aceh, Riau, Padang, dan bahkan dari Malaysia. Banyaknya Toko yang berdiri di lokasi tersebut, sehingga memberikan banyak macam ragam pilihan untuk pengunjung memilah-milih bahan kain yang diinginkan. Tidak hanya bahan kain seperti sutra, satin, chiffon, renda, dan jenis kain lainnya saja yang dijual di Pajak Ikan Lama, namun juga ada pedagang yang menjual baju, mukena, jilbab, sajadah, dan sebagainya.
Sebagai pusat perbelanjaan kain terbesar di Medan bahkan di Sumatera bagian barat, Pajak Ikan Lama sekaligus telah menjadi daya tarik wisata bagi turis mancanegara. Dengan kata lain, meski tidak pernah diproyeksikan demikian, pasar kain ini telah menjadi ikon wisata belanja di Medan sejak beberapa tahun belakangan ini. Bukan hanya berburu bahan tekstil, tapi Pajk Ikan Lama ini juga dijadikan tujuan untuk wisata kuliner.
(52)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti (Sugiyono,2006: 209). Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang dirumuskan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 15 butir pertanyaan yakni 5 butir pertanyaan untuk variabel Perilaku Wirausaha (X1), 5 butir pertanyaan untuk variabel Dukungan Keluarga (X2), dan 5 butir pertanyaan untuk variabel Keberhasilan Pengusaha (Y).
Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 60 orang responden para pedagang di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, status, pendidikan, dan tahun memulai usaha.
(53)
1. Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 42 70
Perempuan 18 30
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah 42 orang responden (70%) berjenis kelamin laki-laki dan 18 orang responden (30%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pedagang (wirausaha) laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan pedagang (wirausaha) perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang tidak terlalu besar, agar pedagang (wirausaha) laki-laki dan pedagang (wirausaha) perempuan dapat saling melengkapi dalam berwirausaha.
2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%)
< 20 - -
21 – 30 9 15
31 – 40 20 33,3
41 – 50 27 45
> 50 4 6,7
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan usianya adalah 9 orang responden (15%) berusia 21-30 tahun. 20 orang responden (33,3%) berusia diantara 31-40 tahun, 27 orang responden (45%) berusia 41-50
(54)
tahun, dan 4 orang responden (6,7%) berusia >50 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden 41-50 tahun sebesar (45%). Hal ini menunjukkan bahwa usia 41-50 tahun merupakan usia yang masih produktif. Dengan demikian pedagang yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama adalah pedagang yang produktif. Karateristik pedagang pada masa produktif cenderung suka bekerja. Selain itu dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia >50 tahun sangat sedikit jumlahnya. Hal ini dikarenakan banyak yang berusia >50 sudah diteruskan oleh anaknya.
3. Analisis deskriptif responden berdasarkan status Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status Responden Jumlah Responden Persentase (%)
Menikah 53 88,3
Belum menikah 7 11,7
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan statusnya adalah 53 orang responden (88,3%) berstatus menikah. 7 orang responden (11,7%) berstatus belum menikah. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden berstatus menikah yang berwirausaha 53 orang responden sebesar (88,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah lebih banyak berwirausaha dikarenakan adanya dorongan dari faktor keluarga dan sulitnya mencari pekerjaan dimasa sekarang.
(55)
4. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SD - -
SMP 2 3,3
SMA 34 56,7
SARJANA (S-1) 24 40
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah 2 orang responden (3,3%) berpendidikan SMP, 34 orang responden (56,7%) berpendidikan SMA dan 24 orang responden (40%) berpendidikan Sarjana (S-1). Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada pasar ikan lama lebih banyak pedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikan SMA. Dari data diatas disimpulkan bahwa di pasar ikan lama pedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikan SMA sudah dapat berwirusaha dengan pengetahuan yang didapat pada saat sekolah dahulu.
5. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tahun Memulai
Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
1975 1 1,7
1979 1 1,7
1982 1 1,7
1983 2 3,3
1984 1 1,7
1985 1 1,7
(56)
Tahun Memulai
Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
1987 1 1,7
1988 1 1,7
1989 1 1,7
1990 2 3,3
1991 2 3,3
1992 2 3,3
1993 2 3,3
1995 6 10
1999 3 5
2000 5 8,3
2001 4 6,7
2002 2 3,3
2003 3 5
2004 2 3,3
2005 3 5
2006 1 1,7
2007 5 8,3
2009 1 1,7
2010 3 5
2011 3 5
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan tahun memulai usaha berbeda-beda. Dilihat dari tahun memulai usaha para responden yang memulai usaha, pada tahun 1995 terdapat 6 orang responden.
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel
(57)
jawaban responden. Untuk dapat menginterpretasikan nilai rata-rata, maka dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval. Adapun rentang skala pada variabel adalah sebagai berikut:
�� � �����−�� � � ℎ
�� ��
=
5−
5
= 0,8
Rentang skala tersebut adalah :
1,00 – 1,8 = Sangat tidak setuju 1,8 – 2,6 = Tidak setuju 2,6 – 3,4 = Kurang setuju 3,4 – 4,2 = Setuju
4,2 – 5,0 = Sangat setuju
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang mempengaruhi perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perilaku Wirausaha
Item No. Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang
Setuju Setuju
Sangat Setuju
Rata – rata Skor (%)
F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 7 11,1 36 57,1 17 27 4,1
2 0 0 1 1,6 18 28,6 20 31,7 21 33,3 4
3 0 0 2 3,2 17 27 26 41,3 15 23,8 3,9
4 0 0 3 4,8 18 28,6 26 41,3 13 20,6 3,8
5 0 0 1 1,6 11 17,5 35 55,6 13 20,6 4
Tabel 4.6 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:
1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel perilaku wirausaha diperoleh rata – rata sebesar 4,1%. Hal ini berarti responden setuju bahwa
(58)
pengetahuan berwirausaha merupakan modal pengusaha untuk menjalankan usaha.
2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel perilaku wirausaha diperoleh rata – rata sebesar 4%. Hal ini berarti responden setuju bahwa kemauan kuat merupakan faktor utama dalam memulai usaha.
3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel perilaku wirausaha diperoleh rata – rata sebesar 3,9%. Hal ini berarti responden setuju bahwa kerja keras dan tekad yang kuat merupakan kunci utama dalam keberhasilan usaha.
4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel perilaku wirausaha diperoleh rata – rata sebesar 3,8%. Hal ini berarti responden setuju bahwa peluang yang terbuka lebar adalah salah satu kesempatan dalam berwirausaha.
5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel perilaku wirausaha diperoleh rata – rata sebesar 4%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pengalaman yang dimiliki pengusaha membantu dalam menjalankan usahanya.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Dukungan Keluarga
Item No. Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang
Setuju Setuju
Sangat Setuju
Rata – rata Skor (%)
F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 5 7,9 31 49,2 24 38,1 4,3
2 0 0 1 1,6 30 47,6 19 30,2 10 15,9 3,6
3 0 0 0 0 32 50,8 21 33,3 7 11,1 3,6
4 0 0 0 0 16 25,4 28 44,4 16 25,4 4
5 0 0 0 0 10 15,9 33 52,4 17 27 4,1
(59)
1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel dukungan keluarga diperoleh rata – rata sebesar 4,3%. Hal ini berarti responden sangat setuju bahwa motivasi keluarga merupakan dorongan yang kuat dalam menjalankan wirausaha.
2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel dukungan keluarga diperoleh rata – rata sebesar 3,6%. Hal ini berarti responden setuju bahwa bantuan finansial memudahkan pengusaha menjalankan wirausaha.
3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel dukungan keluarga diperoleh rata – rata sebesar 3,6%. Hal ini berarti responden setuju bahwa solusi-solusi yang diberikan keluarga membantu dalam memecahkan masalah.
4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel dukungan keluarga diperoleh rata – rata sebesar 4%. Hal ini berarti responden setuju bahwa rasa percaya dari keluarga memberikan semangat dalam berwirausaha.
5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel dukungan keluarga diperoleh rata – rata sebesar 4,1%. Hal ini berarti responden setuju bahwa saran yang diberikan keluarga merupakan salah satu perbaikan usaha kedepan.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Pengusaha
Item No. Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang
Setuju Setuju
Sangat Setuju
Rata – rata Skor (%)
F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 11 17,5 35 55,6 14 22,2 4,1
2 0 0 0 0 21 33,3 21 33,3 18 28,6 3,9
3 0 0 0 0 21 33,3 26 41,3 13 20,6 3,9
(60)
Tabel 4.8 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:
1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel keberhasilan pengusaha diperoleh rata – rata sebesar 4,1%. Hal ini berarti responden setuju bahwa keuntungan yang diperoleh sudah dapat terlihat dengan dibukanya cabang baru.
2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel keberhasilan pengusaha diperoleh rata – rata sebesar 3,9%. Hal ini berarti responden setuju bahwa mempunyai omzet penjualan yang meningkat dalam 2 tahun terakhir.
3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel keberhasilan pengusaha diperoleh rata – rata sebesar 3,9%. Hal ini berarti responden setuju bahwa jumlah pelanggan mengalami peningkatan dalam 2 tahun terakhir.
4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel keberhasilan pengusaha diperoleh rata – rata sebesar 4,2%. Hal ini berarti responden setuju bahwa perkembangan usaha sangat pesat dalam 2 tahun terakhir.
5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel keberhasilan pengusaha diperoleh rata – rata sebesar 3,9%. Hal ini berarti responden setuju bahwa keberhasilan usaha yang meningkat dapat membantu mengembangkan usaha.
(61)
4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas
4.2.3.1.1 Pendekatan Histogram
Gambar 4.1 Histogram
Pada Gambar 4.1 histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.
(62)
4.2.3.1.2 Pendekatan Grafik
Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis grafik untuk menguji heteroskedastisitas. Dimana apabila pada grafik terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola yang jelas (tersebar), maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila titik – titik tersebut tidak tersebar dan membentuk sebuah pola, maka dapat dikatakan ada terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas:
(63)
Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.3.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau nilai
Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
(1)
Total 63 100.0
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KS 10 15.9 16.7 16.7
S 33 52.4 55.0 71.7
SS 17 27.0 28.3 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
Total 63 100.0
VAR00011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KS 11 17.5 18.3 18.3
S 35 55.6 58.3 76.7
SS 14 22.2 23.3 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
Total 63 100.0
VAR00012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KS 21 33.3 35.0 35.0
S 21 33.3 35.0 70.0
SS 18 28.6 30.0 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
Total 63 100.0
VAR00013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(2)
S 26 41.3 43.3 78.3
SS 13 20.6 21.7 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
Total 63 100.0
VAR00014
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 1.6 1.7 1.7
KS 11 17.5 18.3 20.0
S 22 34.9 36.7 56.7
SS 26 41.3 43.3 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
Total 63 100.0
VAR00015
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KS 9 14.3 15.0 15.0
S 43 68.3 71.7 86.7
SS 8 12.7 13.3 100.0
Total 60 95.2 100.0
Missing System 3 4.8
(3)
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method 1 DukunganKeluarga,
PerilakuWirausahab . Enter a. Dependent Variable: KeberhasilanPengusaha
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .727a .528 .512 1.36051
a. Predictors: (Constant), DukunganKeluarga, PerilakuWirausaha b. Dependent Variable: KeberhasilanPengusaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 118.227 2 59.113 31.936 .000b
Residual 105.506 57 1.851
Total 223.733 59
a. Dependent Variable: KeberhasilanPengusaha
b. Predictors: (Constant), DukunganKeluarga, PerilakuWirausaha
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.804 2.180 2.204 .032
PerilakuWirausaha .593 .079 .687 7.532 .000 .995 1.005
DukunganKeluarga .177 .082 .196 2.146 .036 .995 1.005
(4)
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) PerilakuWirausaha DukunganKeluarga
1 1 2.984 1.000 .00 .00 .00
2 .011 16.273 .00 .57 .50
3 .004 26.274 1.00 .43 .50
a. Dependent Variable: KeberhasilanPengusaha
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 16.6344 23.1562 20.0667 1.41557 60
Std. Predicted Value -2.425 2.183 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted
Value .178 .498 .292 .085 60
Adjusted Predicted Value 16.2690 23.0583 20.0526 1.41854 60
Residual -2.02448 4.45525 .00000 1.33725 60
Std. Residual -1.488 3.275 .000 .983 60
Stud. Residual -1.522 3.336 .005 1.008 60
Deleted Residual -2.11707 4.62255 .01408 1.40809 60
Stud. Deleted Residual -1.540 3.685 .017 1.048 60
Mahal. Distance .023 6.910 1.967 1.774 60
Cook's Distance .000 .180 .018 .036 60
Centered Leverage Value .000 .117 .033 .030 60
(5)
(6)