Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha (Studi Kasus Pada Pedagang Di Pajak Pasar Bengkel Jalan Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP PILIHAN MENJADI SEORANG WIRAUSAHA (Studi Kasus Pada Pedagang di Pajak Pasar

Bengkel Jalan Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

OLEH

ARDIANA DONGORAN 090502115

PROGRAM STUDI STRATA – 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP PILIHAN

MENJADI SEORANG WIRAUSAHA

(Studi Kasus Pada Pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan menggunakan analisis regresi logistik untuk melihat pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pedagang di Pajak Pasar Bengkel, yaitu orang-orang yang berwirausaha.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat diinterpretasikan model summary diketahui nilai R square sebesar 14,7%. Angka ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel faktor keluarga dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha hanya sebesar 14,7%. Hal ini berarti masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pilihan menjadi seorang wirausaha.

Kata Kunci: faktor keluarga, pilihan berwirausaha, analisis regresi logistik dan koefisien determinasi.


(3)

ABSTRACT

(

FAMILY FACTORS INFLUENCE OF OPTIONS TO BE A

ENTREPRENEUR

Case Study On The Market Traders Workshop on Tax Jln. Medan - T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

This study aims to identify and analyze the influence of family factor son the choice of becoming an entrepreneur in the Market Tax Workshop Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

Type of research is descriptive method using a logistic regression analysis to see the impact of family factor son the choice of becoming an entrepreneur. Research subjects addressed to the traders in the Market Tax Workshop, namely the self-employed.

Based on the test results of the coefficient of determination (R2) can be interpreted in a model summary known value of R square of 14.7%. This figure shows that the contribution of the variables in explaining the influence of family factor son the choice of becoming an entrepreneur is only of 14.7%. This means that there are many other factors that can influence the choice of becoming an entrepreneur.

Keyword: family factors, the choice of entrepreneurship, logistic regression analysisandcoefficient of determination.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta Armah Dalimunthe dan Alm. K. Dongoran Siregar yang senantiasa mendoakan, memotivasi dan mencukupi segala kebutuhan dana dan material tanpa merasa kekurangan sesuatu apapun.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, nasehat dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi., selaku sekretaris Departemen Manajemen. 4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS., selaku Dosen Pembimbing yang sangat membantu dalam pemberian saran dan kritik agar skripsi yang saya tulis ini menjadi lebih baik dan saya sangat berterima kasih atas diberikannya waktu untuk membimbing saya secara perlahan sampai selesai seperti sekarang ini.

6. IbuProf. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., MSi, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah membaca sekaligus menilai skripsi saya dengan sangat bermurah hati untuk meluangkan waktunya dalam hal membaca dan menilai skripsi saya ini.


(5)

7. Seluruh dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi.

8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para mahasiswa/i dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus.

9. Kakakku tercinta Meliana Dongoran, Spd dan Abang Iparku yang baik hati Riko Chandra Thamrin. Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang kalian berikan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya hingga selesai.

10. Abangku tersayang Ahmad Faisal Dongoran Siregar, Amd dan Kakak Iparku Usmini Riski, Amd. Terima kasih atas bantuan kalian karena telah memberikan tempat tinggal untuk saya selama masa perkuliahan hingga selesai.

11. Keponakan yang sangat saya sayangi yaitu Zahwa Amelia Putri dan Fazli Zada Al-Fariz Siregar yang selalu memberikan senyum ceria-nya untukku sehingga menambah semangat saat mengerjakan skripsi ini dan terima kasih juga kepada nita dan anggi keponakan yang paling baik yang selalu memberikan semangat kepada saya hingga saat ini.

12. Sahabatku yang sangat dicintai dari SMA yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu mendoakan yaitu Insyahara, Danti Fitriaza, Reni Fahwarsih, SE, Zicky, Dwi Restu Syafriani, SE,Joko Maryono dan M. Mahdi Hasba, SP.

13. Kepada sahabatku yang sangat dicintai Dea Finika Putri, Astri Amalia Sari, Reni Rahma Sari, Siti Alawiyah Nasution, SE, Rizky Nadra Nasution dan Rina Ivany. Terima kasih karena telah menjadi sahabat yang terbaik dan selalu menemani disaat suka dan duka. Hidupku tidak berarti tanpa dukungan kalian.


(6)

14. Kepada teman-teman angkatan 2009 terima kasih karena telah banyak membantu dalam masa perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Februari 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... .ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ..x

BAB I PENDAHULUAN ... .1

1.1 Latar Belakang ... .1

1.2 Perumusan Masalah ... .6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .7

1.3.1 Tujuan Penelitian………...7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... .7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... .8

2.1 Uraian Teoritis ... .8

2.1.1 Wirausaha………...8

2.1.2 Faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha………...11

2.1.3 Wirausaha Keluarga………..17

2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Sebagai Perusahaan Keluarga………20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis……….24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 25

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 27

3.6 Populasi dan Sampel... 28

3.7 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 29


(8)

3.7.2 Metode Pengumpulan Data...30

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas...31

3.8.1 Uji Validitas...31

3.8.2 Uji Reliabilitas...33

3.9 Metode Analisis Data...33

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif...33

3.9.2 Metode Analisis Regresi Logistik...34

3.9.3 Pengujian Hipotesis Penelitian...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Deskripsi Umum Pajak Pasar Bengkel ... 37

4.1.1 Profil Singkat Pajak Pasar Bengkel ... 37

4.1.2 Visi dan Misi Pajak Pasar Bengkel... 38

4.1.3 Kondisi Fisik Pajak Pasar Bengkel ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 39

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 46

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

4.4 Analisis Statistik...52

4.4.1 Analisis Statistik Regresi Logistik...52

4.4.2 Pengujian Hipotesis...53

4.4.3 Persentase Ketepatan Klasifikasi...55

4.4.4 Koefesien Determinasi...56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(9)

DAFTAR TABEL

No. Gambar Judul Halaman

Tabel 1.1 Keunggulan Perusahaan Keluarga...4

Tabel 2.1 Ciri dan Watak Seorang Wirausaha...10

Tabel 2.2 Kekuatan dan Kelemahan PerusahaanKeluarga...21

Tabel 3.1 Operasional Variabel...27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert...28

Tabel 3.3 Instrumen Skala Dummy...28

Tabel 3.4 Uji Validitas...32

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas...33

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...40

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status...40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...41

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan...42

Tabel 4.5 Karakteristik Berdasarkan Tahun MemulaiUsaha...43

Tabel 4.6 Karakteristik Berdasarkan Suku...44

Tabel 4.7 Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha...45

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Keluarga (X)...46

Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha(Y)...49

Tabel 4.10 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Faktor Keluarga...50

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner...51

Tabel 4.12 Variabel In The Equation...52

Tabel 4.13 Variabel In The Equation...53

Tabel 4.14 Classification Table...55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...24 Gambar 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis...54


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner...65 Lampiran II Hasil Pengolahan Data SPSS...69


(12)

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP PILIHAN

MENJADI SEORANG WIRAUSAHA

(Studi Kasus Pada Pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan menggunakan analisis regresi logistik untuk melihat pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pedagang di Pajak Pasar Bengkel, yaitu orang-orang yang berwirausaha.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat diinterpretasikan model summary diketahui nilai R square sebesar 14,7%. Angka ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel faktor keluarga dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha hanya sebesar 14,7%. Hal ini berarti masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pilihan menjadi seorang wirausaha.

Kata Kunci: faktor keluarga, pilihan berwirausaha, analisis regresi logistik dan koefisien determinasi.


(13)

ABSTRACT

(

FAMILY FACTORS INFLUENCE OF OPTIONS TO BE A

ENTREPRENEUR

Case Study On The Market Traders Workshop on Tax Jln. Medan - T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai)

This study aims to identify and analyze the influence of family factor son the choice of becoming an entrepreneur in the Market Tax Workshop Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

Type of research is descriptive method using a logistic regression analysis to see the impact of family factor son the choice of becoming an entrepreneur. Research subjects addressed to the traders in the Market Tax Workshop, namely the self-employed.

Based on the test results of the coefficient of determination (R2) can be interpreted in a model summary known value of R square of 14.7%. This figure shows that the contribution of the variables in explaining the influence of family factor son the choice of becoming an entrepreneur is only of 14.7%. This means that there are many other factors that can influence the choice of becoming an entrepreneur.

Keyword: family factors, the choice of entrepreneurship, logistic regression analysisandcoefficient of determination.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan mencipta memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, sehingga kreativitas dan inovasi tersebut mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kasmir, 2006:18).

Wirausahawan yang memulai usaha keluarga cukup banyak ditemui dewasa ini. Sebuah keluarga apabila dibentuk menjadi suatu bisnis maka akan tercipta situasi mendidik, seluruh anggota keluarga dapat bekerja memperoleh pengalaman serta bekal kepribadian yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan. Dengan adanya bisnis keluarga, maka kehidupan anggota-anggota keluarga menjadi produktif, mampu berdikari, dan mampu mencapai prestasi-prestasi dalam hidup. Dalam mengelola bisnis keluarga, tingkat kepercayaan dan rasa aman sesama anggota keluarga lebih kuat dari pada melibatkan orang lain di luar keluarga untuk bekerja dan mengambil bagian dalam bisnis keluarga

Menurut Ward dan Aronnof dalam Susanto, dkk (2007: 5), suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan Menurut Donneley dalam Susanto, dkk (2007: 5), Suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga


(15)

apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.

Perusahaan keluarga merupakan perusahaan yang salah satu cirinya adalah lebih dari setengah dari jumlah saham yang beredar dimiliki oleh satu atau dua keluarga (Marpa, 2012: 3). Perusahaan keluarga biasanya didirikan, dipimpin dan dikelola oleh anggota keluarga, walaupun sebagian dari perusahaan keluarga ini telah dikelola oleh para profesional yang berasal dari luar keluarga.

Bisnis keluarga merupakan salah satu impelementasi dari kewirausahaan. Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika perusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family (penerus bisnis keluarga). Di Indonesia mayoritas pendiri menginginkan agar anak-anak mereka masuk ke dalam bisnis dan respon dari anggota keluarga pun menginginkan bekerja dalam bisnis tersebut. Hal ini beralasan karena tingkat pengangguran yang demikian tinggi peluang kerja di luar perusahaan keluarga masih cukup sulit.

Perusahaan keluarga memiliki peran yang signifikan di negara berkembang seperti India (Basu: Dalam Marpa, 2012: 6). Perusahaan keluarga juga merupakan badan usaha yang dapat dikelola secara profesional dan berkembang menjadi kelas dunia dengan segala pencapaian kinerjanya yang tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan non keluarga.

Perusahaan keluarga memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga lebih reaktif dan lebih lentur dalam menghadapi kecepatan perubahan lingkungan. Perusahaan


(16)

keluarga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan perusahaan non keluarga, khususnya dalam menghadapi masa-masa yang kurang baik. Visi dan komitmen yang kuat dari pemilik dan anggota keluarga terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang menjadi pertaruhan masa depan keluarga, membuat semua elemen keluarga melakukan upaya apapun untuk menyelamatkan perusahaan dari goncangan.

Perusahaan keluarga dapat menyelesaikan masalah-masalah unik yang menyangkut hubungan antara perusahaan dan keluarga seperti; konflik antar generasi; konflik antar anggota keluarga; serta masalah keadilan; dan perencanaan kekayaan para anggota keluarga; maka sebenarnya perusahaan keluarga memiliki daya tahan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan non keluarga. Selain itu, dikarenakan kemampuan responnya terhadap peluang lebih cepat, maka perkembangan perusahaan keluarga semestinya dapat lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan non keluarga.

Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi suka dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik di dalam perusahaan maupun di luar urusan bisnis.Pada bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan.

Manajemen perusahaan keluarga mempunyai banyak keunggulan, dan ada berbagai alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi antara lain:


(17)

Tabel 1.1

Keunggulan Perusahaan Keluarga

1 Adanya patrimonial manajemen, yang berarti berbisnis dengan keluargaatau perlakukan orang lain seperti keluarga sendiri. 2 Mempunyai modal virtual, yang berarti memiliki kecerdasan dan

modalintelektual yang tinggi.

3 Mempunyai modal kredibilitas usaha yang dibangun atas jati diri pelakunya.

4 Keputusan bisa di ambil secara cepat. Sumber: Majalah Family Busines, Edisi 9. 2004

Keuntungan keterlibatan anggota keluarga di dalam bisnis menurut Longenecker, dkk (2001: 37):

1. Kuatnya ikatan persaudaraan di dalam bisnis keluarga.

2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingnya.

3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan perusahaan keluarga.

Menurut Lambing & Kuehl dalam Hendro (2011: 30), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Suatu aktivitas dianggap kreatif jika melibatkan suatu pendekatan baru atau unik dan hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima.

Seorang wirausahawan harus selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Dalam berwirausaha kerugian merupakan hal yang biasa, karena


(18)

faktor kerugian selalu ada. Bahkan, bagi para wirausahawan, semakin besar resiko kerugian yang akan dihadapi, semakin besar pula peluang yang akan didapat.

Menurut Zimmerer dan Scorborough dalam Suhela (2008: 11), seseorang yang termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh keuntungan, seorang wirausaha juga bisa di hadapi dengan berbagai macam kendala yang muncul. Adapun keuntungan – keuntungan yang di peroleh mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi anda.

Menurut Pandji (2002: 243) dan Khasmir (2006: 38) faktor-faktor yang mendorong pengusaha dalam berwirausaha antara lain: modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat, dan keluarga. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, peneliti telah melakukan survei awal pada pedagang di pajak pasar bengkel dan berdasarkan hasil wawancara terhadappedagang yang berada di lokasi tersebut, faktor yang paling dominan dalam berwirausaha pada pedagang di pajak pasar bengkel yaitu pengalaman, minat dan bakat, dan keluarga.

Pengalaman juga dapat memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha, baik pengalaman pribadi dan pengalaman dari orang lain. Dalam hal ini, pengalaman dapat menjadi petunjuk agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha.

Minat dan bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha


(19)

tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Dengan adanya minat dan bakat tersebut, seseorang akan lebih percaya diri dalam menjalankan usaha yang dimilikinya.

Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini, semangat dari keluarga sangat diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan berkembang dengan sukses.

Peneliti memilih para pedagang yang berlokasi di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai. Para pedagang ini adalah orang-orang yang berwirausaha, karena mereka memilih berwirausaha dari berbagai faktor. Pedagang di Pajak Pasar Bengkel ini menjual berbagai macam barang seperti pakaian dewasa pria dan wanita, pakaian anak – anak, perlengkapan sekolah, asesoris dan lain – lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:‘‘Apakah faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan pedagang menjadi seorang wirausaha di Pajak Pasar Bengkel yang berlokasi Jln. Medan – Tebing Tinggi Km.45 Serdang Bedagai?’’


(20)

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi pelaku usaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para calon wirausahawan dalam minat berwirausaha dan untuk melanjutkan serta mengembangkan usaha keluarga.

2. Bagi peneliti

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas pengetahuan dan wawasan dalam bidang kewirausahaan, khususnya yang berkaitan dengan berwirausaha.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha

Wirausaha adalah sebuah proses yang disebut creative destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi (Hendro, 2011: 29). Dalam hal ini, seorang wirausahawan harus selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.

Menurut Suryana (2008: 2) kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Dengan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006: 15).

Menurut Meredith (2000: 5) para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil


(22)

keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.

Zimmerer dan Scarborough (2003: 4) menyatakan seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang serta menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

Berbagai kendala yang dapat mucul seperti, ketidakpastian pendapatan karena membuka dan menjalankan suatu usaha tidak memberi jaminan bahwa seorang wirausaha akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk hidup. Resiko kehilangan seluruh investasi dapat dialami seorang pengusaha jika mereka tidak memiliki pengetahuan, pemgalaman, dan keahlian dalam mengelola usahanya.


(23)

Tabel 2.1

Ciri dan WatakSeorang Wirausaha

Ciri – ciri Watak

Percaya diri yang kuat 1. Kepercayaan (keteguhan) 2. Ketidaktergantungan,

kepribadian mantap 3. Optimisme

Berorientasikan tugas dan hasil 1. kebutuhan atau harus akan berprestasi

2. berorientasikan laba atau hasil

3. tekun dan tabah

4. tekad , kerja keras, motivasi 5. energik

6. penuh inisiatif

Pengambilan resiko 1. mampu mengambil risiko 2. suka pada tantangan

Kepemimpinan 1. mampu memimpin

2. dapat bergaul dengan orang lain

3. menanggapi saran dan kritik

Keorisinilan 1. inovatif (pembaharu)

2. kreatif 3. fleksibel 4. banyak sumber 5. serba bisa Sumber: Alma dalam B. Tanjung (2012: 7)

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha yaitu :

1. Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang memungkin untuk membuka usaha baru. 2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang entrepreneur mengelola

berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Mempertahankan usaha, tahap dimana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.


(24)

4. Mengembangkan usaha, tahap dimana jika hasil yang diperoleh positif, mengalami perkembangan, dan dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Dewasa ini banyak wirausaha-wirausaha yang telah berhasil dengan bisnisnya dan mewariskan bisnisnya itu kepada anak-anaknya atau generasi berikutnya. Peran adalah seperangkat pola prilaku yang diharapkan pada seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam suatu unit sosial (Robbins, 2008: 304), dan keluarga biasanya terdiri dari keluarga inti dan non inti. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak, sedangkan keluarga non inti mulai dari sanak keluarga, saudara sepupu, keponakan, adik/kakak ipar, dan lain-lain. Dalam bisnis keluarga banyak peran-peran seperti orang tua sebagai pendiri, peran antar saudara, peran pasangan dari wirausaha yang akan dimainkan oleh setiap anggota keluarga dan mereka bekerja sama untuk memajukan bisnis keluarga dan kemudian mewariskan usaha keluarga kepada generasi berikutnya.

2.1.2 Faktor – faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha Faktor – faktor yang mendorong wirausahawan untuk berwirausaha antara lain:

1. Faktor Modal

Untuk memulai usaha terlebih dahulu diperlukan sejumlah uang. Modal dapat diartikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.


(25)

2. Faktor Pengalaman

Pengalaman dalam hal ini yakni pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha.

3. Faktor Pendidikan

Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi dipercaya akan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usahanya. Tanpa adanya pendidikan seorang wirausaha tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana menyusun laporan keuangan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMA atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM atau kursus.

4. Minat dan Bakat

Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya ketertarikan pada suatu bidang usaha tertanam dalam dirinya. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.

5. Faktor keluarga

Karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja seseorang


(26)

dapat menjiwai pekerjaan dalam berwirausaha. Biasanya usaha tersebut akan diwariskan dari satu generasi berikutnya. Berkiprah dalam dunia usaha bukan suatu hal yang baru dirasakan karena semuanya telah terbiasa sedari kecil. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dalam mengelola usaha.

Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide – ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain – lain. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.


(27)

Menurut Suryana (2008: 4) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Menurut Suryana (2008: 5) Keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:

1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. 5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Menurut Zimmerer dalam Suryana (2008: 10) kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Definisi kewirausahaan dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu Ahli Ekonomi, Ahli Manajemen, Pelaku Bisnis, dan Psikologi:


(28)

1. Pandangan Ahli Ekonomi

Menurut Ahli Ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa (Suryana, 2008: 15).

2. Pandangan Ahli Manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk memperhatikan produk, proses produksi, dan organisasi usaha baru (Suryana, 2008: 15).

3. Pandangan Pelaku Bisnis

Menurut Scorborough dan Zimmerer dalam Suryana (2008: 15) wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertambahan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang di perlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.


(29)

4. Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain (Suryana, 2008: 16).

5. Pandangan Pemodal

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat (Suryana, 2008: 16).

Beberapa faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam berwirausaha adalah: 1. Kemampuan dan kemauan

2. Tekad yang kuat dan jelas

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya sendiri untuk kepuasaan diri. Rutinitas yang membosankan, kreativitas yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan, budaya perusahaan yang tidak cocok merupakan hal-hal yang bisa menciptakan motif dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Sebagai pekerja yang bergaji, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk bos atau pimpinan perusahaan. Sedangkan dengan berwirausaha, semua pekerjaan yang dilakukan untuk diri sendiri, di perusahaan milik sendiri (Sarosa, 2003:5).


(30)

Menurut Sulipan dalam Suhela (2010: 22) Ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha.

2. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berwirausaha. 3. Percaya pada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju.

4. Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang usahanya.

5. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya. 6. Berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

2.1.3 Wirausaha Keluarga

Lambing dan Kuehl (2003: 35) mendefenisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah dua atau lebih anggota keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan, dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara tidak langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya.

Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi suka dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik di dalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis.


(31)

Keluarga merupakan aset yang dapat menjadi sumber daya unik dan sulit ditiru (inimitable) yang dapat menjadi keunggulan bersaing tersendiri. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses. Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam menjalankan bisnis.

Ada berbagai alasan bisnis keluarga dapat berjalan di Indonesia. Pertama, bisnis keluarga tidak dibebani oleh tuntutan para pemegang saham yang selalu mendikte operasi bisnis. Kedua, anggota keluarga dapat mengorbankan keuntungan jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Ketiga, tingkat fleksibilitas dari bisnis untuk memberikan respon terhadap tantangan maupun peluang tanpa banyak hambatan.

Menurut Marpa (2012: 32) Perusahaan keluarga pada intinya terdiri dari tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, yakni:

1. Unsur keluarga (family),

2. Unsur perusahaan (business), dan 3. Kepemilikan (ownership)

Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan yang saling bersinggungan dan dalam hal-hal tertentu saling mempengaruhi satu sama lain.

Menurut Hisrich dan Peters dalam Susanto (2009: 31) banyak hal yang menjadi latar belakang seorang wirausaha keluarga, namun beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis keluarga adalah berasal dari:


(32)

1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari: a. Orang tua

b. Anak Sulung

c. Saudara dari pihak ayah dan ibu. 2. Pendidikan terdiri dari:

a. Pendidikan dalam keluarga. b. Pendidikan formal.

c. Pendidikan informal (luar sekolah). 3. Nilai pribadi

Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran.

4. Umur, terdapat perbedaan antara:

a. Wirausaha pria biasanya memulai berwirausaha pada awal usia 30 tahun. b. Wirausaha wanita biasanya memulai berwirausaha pada pertengahan usia

30 tahun.

c. Secara umum wirausaha memulai kariernya antara usia 22 hingga 55 tahun.

Perusahaan keluarga dicirikan terutama dengan kepemilikan dan keterlibatan yang signifikan dari keluarga dalam manajemen. Dengan sendirinya anggota keluarga akan mengantisipasi bahwa kepemimpinan (leadership) dan pengawasan (control) dilakukan oleh keluarga dan akan diturunkan pada generasi penerus. Kepemilikan yang signifikan dari keluarga terjadi tatkala suatu keluarga memiliki semua porsi pengawasan perusahaan dan berperan aktif dalam menetapkan


(33)

strategi dan menjalankan bisnis setiap hari. Berikut ini beberapa karakteristik lain perusahaan keluarga:

a. Keterlibatan anggota keluarga

b. Lingkungan pembelajaran yang saling berbagi c. Tingginya saling keterandalan

d. Kekuatan emosi e. Kekaburan fungsi f. Kepemimpinan ganda

2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Sebagai Perusahaan Keluarga

Perusahaan keluarga memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya, yakni:

1. Tingginya tingkat kemandirian tindakan (independen of action). Artinya hanya sedikit atau bahkan tidak ada tekanan burs saham (stock market) serta resiko yang kecil terhadap pengambilalihan perusahaan.

2. Dari sisi budaya perusahaan, kultur keluarga merupakan suatu kebanggaan tersendiri yang menunjukkan adanya stabilitas, identitas, motivasi, komitmen yang kuat, serta kontinuitas dalam kepemimpinan.

3. Adanya kemauan untuk menginvestasikan kembali profit sesuai kesepakatan bersama untuk mengembangkan perusahaan.

4. Manfaat-manfaat secara financial berupa kemungkinan memperoleh sukses besar.


(34)

Tabel 2.2

Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Keluarga

Dimensi Kekuatan Kelemahan

Infrastruktur Informal, fleksibel, entreprenural, inovatif

Tidak ada kepastian, resisten terhadap perubahan, kurangnya pengembangan manajemen, tidak ada struktur organisasi.

Peran Sering memainkan peran ganda, fleksibel, dual relationship, pengambilan keputusan yang tepat.

Kebingungan peran, pekerjaan tidak selesai, memungkinkan masuknya anggota keluarga yang tidak qualifiedke dalam

perusahaan. Kepemimpinan Kreatif, ambisius,

otoritas informal, entrepreneurial.

Otokrasi, resisten terhadap struktur dan sistem.

Keterlibatan keluarga

Komitmen karyawan, loyal, sistem keyakinan dan nilai yang sama, semangat keluarga, nama keluarga, impian keluarga, visi dan misi yang kuat.

Tidak dapat melepaskan isu – isu keluarga dalam bisnis,

pengambilan keputusan yang diubah secara emosional, tidak dapat memisahkan urusan bisnis dan keluarga.

Waktu Perspektif jangka panjang, kepercayaan terbangun sepanjang waktu.

Sulit berubah, sejarah keluarga mempengaruhi keputusan bisnis , kepercayaan dipengaruhi oleh kekecewaan awal.

Suksesi Pelatihan dapat dimulai lebih awal, dapat memilih waktu meninggalkan perusahaan.

Isu – isu keluarga, ketidakinginan untuk melepas bisnis,

ketidakmampuan memilih pengganti. Kepemilikan atau pengelolaan Kepemilikan keluarga, tingkat pengendalian yang tinggi, pendapatan sebagai motivasi.

Dapat mengorbankan pertumbuhan demi pengendalian, tidak harus bertanggung jawab kepada pemegang saham.

Budaya Inovatif, informal, fleksibel, kreatif, adaptable, komunikasi yang efisien.

Tidak efisien, emosional, resisten terhadap perubahan, reaktif, resiko tinggi terjadinya konflik.

Kompleksitas Dapat menumbuh-kembangkan kreativitas.

Harus dikelola untuk menghindari kebingungan.


(35)

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhela (2010) dengan judul Penelitian “Analisis Faktor – faktor yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha (Studi Kasus Pada pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setiabudi Medan)”,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha khususnya yang berada di jalan setia budi dan dapat disimpulkan bahwa ada lima alasan yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha yaitu alasan modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat, serta keluarga. dari kelima alasan tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor modal merupakan alasan yang utama yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha.

Koranti (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma”, diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel lingkungan eksternal maupun internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma, baik secara parsial maupun simultan.Hasil analisis regresi memperlihatkan sejumlah unsur dari faktor eksternal (lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar) sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan, terdukung dalam penelitian ini. Kedua variabel tersebut terbukti berpengaruh secara positif terhadap minat berwirausaha dengan tingkat signifikansi 5% dan 1%. Lingkungan keluarga merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding lingkungan sekitar terhadap minat ber-wirausaha.


(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah di identifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003: 44).

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan, jabatan, dan fungsi. Hubungan antara keluarga dan nilai-nilai dalam keluarga merupakan hal terpenting yang mendasari suatu bisnis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan melewati segala tantangan yang ada, yaitu bagaimana setiap anggota keluarga memainkan peran dalam hubungan mereka dalam keluarga untuk mencapai tujuan yang diinginkan, adalah memfokuskan penelitian kepada ada atau tidaknya, dan besar atau tidaknya pengaruh turunan (keluarga) dalam minat berwirausaha. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran.


(37)

Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukakan, maka model kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: (Pandji, 2002) dan Khasmir, 2006), diolah penulis Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara faktor keluarga berpengaruh terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha. Variabel yang dimiliki diharapkan mampu mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005: 306). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada rumusan masalah, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai’’.

Faktor Keluarga (X)

Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003: 35). Oleh karena itu penelitian ini akan menjelaskan pengaruh faktor keluargaterhadap pilihan menjadi seorang wirausaha pada Pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Pedagang di Pajak Pasar Bengkel yang berlokasi di Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai. Waktu penelitian ini akan dimulai dari bulan Desember hingga selesai.

3.3Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan.Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah faktor keluarga (X).


(39)

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pilihan menjadi seorang wirausaha (Y).

3.4Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.Definisi Operasional dari variabel – variabel yang akan diteliti adalah :

a. Faktor keluarga: Seseorang yang sudah menjiwai suatu pekerjaan karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha.

b. Pilihan menjadi seorang wirausaha: Langkah awal yang dilakukan seseorang untuk membuat suatu pekerjaan untuk mendapatkan laba.


(40)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi variabel Indikator Skala penguk uran Faktor

keluarga (X)

Seseorang yang sudah menjiwai suatu pekerjaan karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha.

a. Usaha turun temurun b. Motivasi keluarga c. Cinta dan

kasih sayang keluarga d. Optimis e. Komitmen f. Kepercayaan g. Percaya diri h. Semangat

keluarga i. Keterlibatan

keluarga Likert Pilihan menjadi seorang wirausaha (Y)

Langkah awal yang dilakukan seseorang untuk membuat suatu pekerjaan untuk mendapatkan laba.

a. Berminat b. Tidak

berminat

dummy

Sumber : (Pandji, 2002) dan (Kasmir, 2006), diolah penulis 3.5Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2


(41)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2005: 86)

Sedangkan untuk variabel Y, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

Instrumen Skala Dummy

No Regresi Logistik Skor

1 Berminat 1

2 Tidak berminat 0

Sumber: Peneliti ( 2013) diolah 3.6Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005: 72). Populasi dalam penelitian ini adalah Para Pedagang (wirausaha) di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai dengan jumlah 60 Pedagang (wirausaha) yang akan menjadi


(42)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Data yang dipakai dalam riset belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena adanya beberapa kendala seperti populasi yang tidak dapat didefinisikan, masalah biaya, waktu, tenaga, serta heterogenitas atau homogenitas dari elemen populasi (Umar, 2003: 103). Untuk menentukan besarnya sampel menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian popuasi. Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 Pedagang yang berada di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 yang melibatkan keluarga dalam usahanya.

3.7Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 3.7.1 Jenis Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro, 2003: 127). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara kepada sejumlah responden yaitu seluruh populasi data penelitian, yaitu Para Pedagang yang berada di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai.


(43)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 127). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel – tabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur, situs internet, buku – buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah didapat dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, artikel dan jurnal yang terkait dengan pengaruh faktor keluarga dan pilihan menjadi seorang wirausaha.

3.7.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara/ Interview

Dilakukan dengan mewawancarai Para Pedagang (wirausaha) di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan Tebing – Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai sebagai responden sehubungan dengan penelitian ini.

2. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab.


(44)

3. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari literatur, buku, akses internet, yang berhubungan dengan penelitian.

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah instrumen yang sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dan dapat menjamin bahwa data yang dikumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya (reliable).

Validitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Ginting dan Situmorang, 2008:30). Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada Para Pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan Tebing – Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai sebanyak 30 pedagang dari luar sampelpenelitian ini. Nilai r tabel dengan ketentuan df = 30 dan tingkat signifikansi 5 % adalah 0,361.

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008: 172). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005: 109).


(45)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel 2) Jika r

, peryataan dinyatakan valid. hitung negatif atau rhitung< rtabel , pernyataan tidak valid.

Tabel 3.4 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 30.9333 23.444 .524 .899

VAR00002 30.0333 20.930 .613 .896

VAR00003 30.2667 22.754 .601 .893

VAR00004 30.2000 23.131 .554 .897

VAR00005 30.1667 21.937 .760 .883

VAR00006 29.7000 21.803 .787 .881

VAR00007 29.8333 21.385 .832 .877

VAR00008 29.8667 21.568 .716 .885

VAR00009 29.9333 20.547 .700 .887

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17.0 (2013)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(46)

3.8.2Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan software SPSS 17.0, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika ralpha positif atau > rtabel 2) Jika r

, pernyataan dinyatakan reliabel alpha negatif atau <rtabel

MenurutGhozali dan Kuncoro dalam (Ginting dan Situmorang, 2008: 80) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s alpha> 0,60 atau nilai Cronbach’s Alpha> 0,80.

, pernyataan dinyatakan tidak reliabel

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.900 9

Sumber : Hasil pengelohan SPSS 17.0 (2013)

Pada 9 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach’ alpha) adalah sebesar 0.900, ini berarti 0.900 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengelompokkan data dan


(47)

menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni, 2005: 102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

3.9.2 Metode Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh satu variabel independen (X) terhadap satu variabel dependen (Y) (Lufti dan Situmorang, 2012: 145). Dalam hal ini melihat pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha. Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan program SPSS 17.0.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Dimana :

YD = Pilihan menjadiseorang wirausaha

a = Konstanta

X = Faktor keluarga

b

e = Standard error = Koefisien regresi

Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketikavariabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi (Situmorang danLufti, 2012: 209). Regresi logistik (logistic regression) sebenarnya


(48)

samadengan analisis regresi berganda, hanya saja variabel terikatnya merupakanvariabel dummy (0 dan 1). Pendugaan koefisien model regresi logistik tidakdapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square /OLS). Sehingga metode kemungkinan maksimal (maximum Likehood) menjadisalah satu alternatif yang dapat digunakan. Berikut beberapa asumsi RegresiLogistik:

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yangdigunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus memilikidistribusi normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalama setiapgrup.

2. Variabel bebas bisa variabel kontinyu, diskrit dan diskomis. 3. Distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linear.

3.9.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

a) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas (faktor keluarga) terhadap variabel terikat (pilihan menjadi seorang wirausaha). Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : bi

Artinya faktor keluarga sebagai variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha.


(49)

H1 : bi

Artinya pengaruh faktor keluargaberpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha.

= 0

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila ttabel< thitung, maka H0 ditolak dan H1

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi >0,05, maka H

diterima.

0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi <0,05, maka H0 ditolak dan H1

b). Persentase Ketepatan Klasifikasi (Percentage Correct)

diterima.

Persamaan regresi logistik harus dapat memprediksi ketepatan apakah model regresi logistik sudah dapat digunakan atau tidak. Persentase ketepatan klasifikasi (Percentage Correct) dapat dilihat dari Classification Table. Semakin besar nilai Overall Percentage maka dapat dikatakan model logistik semakin tepat dalam memprediksi dari jumlah observasi yang diteliti.

c). Koefisien Determinasi (R2 Koefisien Determinasi (R

) 2

) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas faktor keluarga (X) adalah benar terhadap variabel terikat pilihan menjadi seorang wirausaha(Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Pajak Pasar Bengkel 4.1.1 Profil Singkat Pajak Pasar Bengkel

Masyarakat Pasar Bengkel menyebut pasar tradisional dengan kata pajak atau pekanan. Di Pasar Bengkel ucapan pajak sudah lumrah. Dalam kamus bahasa Indonesia, pajak artinya upeti. Pajak Pasar Bengkel berdiri sejak tahun 1950-an. Nama Pajak Pasar Bengkel sendiri diambil dari nama kelurahan disana. Pajak Pasar Bengkel merupakan pusat pasar tradisional, banyak para pedagang (wirausaha) menjual berbagai macam produk atau barang jenis lainnya, seperti; pakaian pria/wanita dewasa, pakaian remaja, pakaian anak-anak, seragam sekolah, pakaian dalam pria/wanita, alat-alat tulis sekolah, sepatu, sandal, asesoris dan sayur-sayuran, serta ikan maupun daging. Di Pasar Bengkel, tidak hanya pajak tradisional atau pekanan saja yang ada. Tetapi masih banyak makanan yang dijual di daerah Pasar Bengkel tersebut, seperti para pedagang (wirausaha) dodol yang berada di sepanjang jalan Pasar Bengkel tersebut.

Pajak Pasar Bengkel merupakan salah satu pasar tradisional yang berada di daerah Pasar Bengkel. Pajak Pasar Bengkel terletak di Jalan Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai. Pajak Pasar Bengkel adalah pasar resmi yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah. Pajak Pasar Bengkel yang dikelola oleh pemerintah saat ini memiliki +100 pedagang. Pajak Pasar Bengkel yang dikelola oleh pemerintah memiliki luas 50 x 75 meter.


(51)

4.1.2 Visi dan Misi Pajak Pasar Bengkel 1. Visi

Pajak Pasar Bengkel memiliki visi untuk meningkatkan pelayanan, kebersihan, kenyamanan, keamanan dan pendapatan di Pajak Pasar Bengkel dan untuk mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menjual berbagai macam produk yang dijual oleh para wirausaha..

2. Misi

Pajak Pasar Bengkel memiliki misi dalam hal memajukan Pajak Pasar Bengkel agar konsumen tidak beralih ke pasar modern dan mengelola usaha kecil untuk mengembangkan pasar tradisional menjadi pasar yang dapat menjadi pilihan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4.1.3 Kondisi Fisik Pajak Pasar Bengkel

Pajak Pasar Bengkel memiliki luas 50 x 75 meter. Luas 50 x 75 meter ini adalah luas Pajak Pasar Bengkel yang dikelola oleh pemerintah. Pajak Pasar Bengkel berada di pinggir jalan besar lintasan serdang bedagai sehingga memudahkan konsumen untuk berbelanja di Pajak Pasar Bengkel. Kondisi sekitar di Pajak Pasar Bengkel sebagai berikut:

a. Depan : Jl. Medan – T. Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai b. Kanan : Pertokoan

c. Kiri : Jl. Delimuda Hilir, Perkebunan Kelapa Sawit d. Belakang : Pemukiman penduduk


(52)

Pola penggunaan lahan di Pajak Pasar Bengkel didominasi oleh kegiatan perdagangan/jual beli yaitu pedagang pakain pria/wanita, anak-anak, seragam sekolah, alat-alat tulis, sepatu/sandal, asesoris, sayur, pedagang daging sapi dan ayam, pedagang ikan, pedagang buah, serta jajanan pasar dan lain sebagainya.

4.2Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti (Sugiyono,2006: 209). Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang dirumuskan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 10 butir pertanyaan yakni 9 butir pertanyaan untuk variabel Faktor Keluarga (X) dan 1 butir pertanyaan untuk variabel Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha (Y).

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 60 orang responden para pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, status, usia, pendidikan, tahun memulai usaha, suku, dan jenis usaha.


(53)

1. Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah36 orang responden (60%) berjenis kelamin laki-laki dan 24 orang responden (40%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pedagang (wirausaha) laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan pedagang (wirausaha) perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang tidak terlalu besar, agar pedagang (wirausaha) laki-laki dan pedagang (wirausaha) perempuan dapat saling melengkapi dalam berwirausaha.

2. Analisis deskriptif responden berdasarkan status Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarkan Status STATUS

RESPONDEN

JUMLAH RESPONDEN

PERSENTASE (%)

Menikah 53 88,34%

Belum Menikah 7 11,66%

JUMLAH 60 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

JENIS KELAMIN JUMLAH

RESPONDEN

PERSENTASE

LAKI LAKI 36

60%

PEREMPUAN 24

40%


(54)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan statusnya adalah 53 orang responden (88,34%) berstatus menikah. 7 orang responden (11,66%) berstatus belum menikah. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berstatus menikah yang berwirausaha 53 orang responden sebesar (88,34%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikahlebih banyak berwirausaha dikarenakan adanya dorongan dari faktor keluarga dan sulitnya mencari pekerjaan dimasa sekarang.

3. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3

Karateristik Responden Berdasarkan Usia USIA

RESPONDEN

JUMLAH RESPONDEN

PERSENTASE (%)

<20 0 0%

21-30 11 18,33%

31-40 18 30%

41-50 19 31,67%

>51 12 20%

JUMLAH 60 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan usianya adalah 11 orang responden (18,33%) berusia 21-30 tahun. 18 orang responden (30%) berusia diantara 31-40 tahun, 19 orang responden (31,67%) berusia 41-50 tahun, dan 12 orang responden (20%) berusia >51 tahun. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden 41-50 tahun sebesar (31,67%). Hal ini menunjukkan bahwa usia 41-50 tahun merupakan usia yang masih produktif.


(55)

T.Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai adalah pedagang yang produktif. Karateristik pedagangpada masa produktif cenderung suka bekerja. Selain itu dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia 21-30 tahun sangat sedikit jumlahnya.Hal inidikarenakanbanyak yang berusia 21-30 lebih memilih bekerja dibawah tekanan bos.

4. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase %

SD 8 13,33%

SMP 9 15%

SMA 39 65%

SARJANA (S-1) 4 6,67%

JUMLAH 60 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah 8 orang responden (13,33%) berpendidikan SD, 9 orang responden (15%) berpendidikan SMP, 39 orang responden (65%) berpendidikan SMA dan 4 orang responden (6,67%) berpendidikan Sarjana (S-1). Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada pajak pasar bengkel lebih banyak pedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikan SMA. Dari data diatas disimpulkan bahwa di pajak pasar bengkelpedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikanSMA sudah dapat berwirusaha dengan pengetahuan yang didapat pada saat sekolah dahulu.


(56)

5. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tahun Memulai Usaha Jumlah

Responden

Persentase (%)

1973 2 3,33%

1980 1 1,67%

1982 1 1,67%

1983 3 5%

1984 1 1,67%

1985 1 1,67%

1989 1 1,67%

1990 2 3,33%

1991 2 3,33%

1992 3 5%

1993 2 3,33%

1995 6 10%

1996 3 5%

1997 3 5%

1998 2 3,33%

1999 3 5%

2000 3 5%

2001 2 3,33%


(57)

2005 2 3,33%

2006 1 1,67%

2007 2 3,33%

2008 3 5%

2009 3 5%

2010 2 3,33

2011 5 8,33%

JUMLAH 60 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan tahun memulai usahaberbeda-beda. Dilihat dari tahun memulai usaha para responden yang memulai usaha lama-nya pada tahun 1973 sebanyak 2 orang responden (3,33%). Pada tahun 1995 responden yang memulai usaha sebanyak 6 orang (10%).

6. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Suku Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

SUKU JUMLAH

RESPONDEN

PERSENTASE (%)

Jawa 9 15%

Minang 6 10%

Batak 9 15%

Banjar 4 6,67%

Mandailing 32 53,33%

JUMLAH 60 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)


(58)

minang, 4 orang responden (6,67%) suku banjar, dan 32 orang responden (53,33%) suku mandailing. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pedagang suku mandailing dominan lebih banyak dibandingkan dengan suku lain.

7. Analisis Deskrifptif Responden Berdasarkan Jenis Usaha Tabel 4.7

Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha

JENIS USAHA JUMLAH

RESPONDEN

PERSENTASE (%)

Pakaian Anak-anak 10 16,67%

Seragam Sekolah 3 5%

Pakaian Dewasa Pria/Wanita 28 46,67%

Pakaian Dalam Pria/Wanita 8 13,33%

Asesoris 3 5%

Alat-alat Tulis Sekolah 3 5%

Sepatu dan Sendal 5 8,33%

JUMLAH 60 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa krakteristik responden berdasarkan jenis usaha adalah 10 orang responden (16,67%) memiliki jenis usaha pakaian anak-anak, 3 orang responden (5%) jenis usaha seragam sekolah, 28 orang responden (46,67%) jenis usaha pakaian dewasa pria/wanita, 8 orang responden (13,33%) jenis usaha pakaian dalam pria/wanita, 3 orang responden (5%) jenis usaha asesoris, 3 orang responden (5%) jenis usaha alat-alat tulis sekolah dan 5 orang responden (8,33%) jenis usaha sepatu dan sendal. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pedagang yang paling dominan di pajak pasar bengkel adalah pedagang yang memiliki jenis usaha pakaian dewasa pria/wanita dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (46,67%).


(59)

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

Setelah mengenal karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer dari penyebaran kuisioner berdasarkan jawaban responden. Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang mempengaruhi faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Faktor Keluarga (X)

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan responden dari faktor keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :.

Tabel 4.8

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Keluarga (X) Tanggapan

Responden SS S KS TS STS Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 1 1.7 11 18.3 6 10 35 58.3 7 11.7 60 100 2 9 15 32 53.3 2 3.3 3 5 14 23.3 60 100 3 15 25 26 43.3 0 0 6 10 13 21.7 60 100 4 27 45 13 21.7 2 3.3 5 8.3 13 21.7 60 100 5 8 13.3 32 53.3 2 3.3 6 10 12 20 60 100 6 8 13.3 22 36.7 9 15 11 18.3 10 16.7 60 100 7 27 45 13 21.7 3 5 6 10 11 18.3 60 100 8 10 16.7 30 50 0 0 5 8.3 15 25 6 100 9 7 11.7 22 36.7 2 3.3 20 33.3 9 15 60 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 60 orang responden untuk variabel faktor keluarga yaitu:


(60)

1) Pada pertanyaan pertama (usaha saya ini adalah usaha yang diwariskan secara turun-temurun) sebanyak 1 orang (1,7%) yang menyatakan sangat setuju, 11 orang (18,3%) menyatakan setuju, 6 orang (10%) menyatakan kurang setuju, 35 orang (58,3%) menyatakan tidak setuju, dan 7 orang (11,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan kedua (saya berwirausaha karena adanya dukungan atau motivasi dari keluarga) sebanyak 9 orang (15%) yang menyatakan sangat setuju, 32 orang (53,3%) menyatakan setuju, 2 orang (3,3%) menyatakan kurang setuju, 3 orang (5%) menyatakan tidak setuju, dan 14 orang (23,3%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan ketiga (cinta dan kasih sayang dari keluarga membuat saya bersemangat untuk berwirausaha) sebanyak 15 orang (25%) yang menyatakan sangat setuju, 26 orang (43,3%) menyatakan setuju, 6 orang (10%) menyatakan tidak setuju, dan 13 orang (21,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan keempat (saya optimis dengan usaha yang sedang saya jalankan akan menghasilkan keuntungan) sebanyak 27 orang (45%) yang menyatakan sangat setuju, 13 orang (21,7%) menyatakan setuju, 2 orang (3,3%) menyatakan kurang setuju, 5 orang (8,3%) menyatakan tidak setuju, dan 13 orang (21,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

5) Pada pernyataan kelima (saya memilih komitmen dengankeluarga untuk menjalankan usaha dengan sungguh-sungguh) sebanyak 8 orang (13,3%) yang menyatakan sangat setuju, 32 orang (53,3%) menyatakan setuju, 2 orang


(61)

(3,3%) menyatakan kurang setuju, 6 orang (10%) menyatakan tidak setuju, dan 12 orang (10%) menyatakan sangat tidak setuju.

6) Pada pertanyaan keenam (saya memilih kepercayaan kepada keluarga dalam hal mengelola keuangan usaha saya) sebanyak 8 orang (13,3%) yang menyatakan sangat setuju, 22 orang (36,7%) menyatakan setuju, 9 orang (15%) menyatakan kurang setuju, 11 orang (18,3%) menyatakan tidak setuju, dan 10 orang (16,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

7) Pada pernyataan ketujuh (saya termasuk pribadi yang percaya diri dalam hal berwirausaha) sebanyak 27 orang (45%) yang menyatakan sangat setuju, 13 orang (21,7%) menyatakan setuju, 3 orang (5%) menyatakan kurang setuju, 6 orang (10%) menyatakan tidak setuju, dan 11 orang (8,3%) menyatakan sangat tidak setuju.

8) Pada pernyataan kedelapan (semangat keluarga memotivasi saya dalam menjalankan usaha yang sedang saya jalankan) sebanyak 10 orang (16,7%) yang menyatakan sangat setuju, 30 orang (50%) menyatakan setuju, 5 orang (8,3%) menyatakan tidak setuju, dan 15 orang (25%) menyatakan sangat tidak setuju.

9) Pada pernyataan kesembilan (saat ini saya berwirausaha dengan melibatkan anggota keluarga) sebanyak 7 orang (11,7%) yang menyatakan sangat setuju, 22 orang (36,7%) menyatakan setuju, 2 orang (3,3%) menyatakan kurang setuju, 20 orang (33,3%) menyatakan tidak setuju, dan 9 orang (15%) menyatakan sangat tidak setuju.


(62)

2. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Pilihan Menjadi Wirausaha (Y) Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala dummy untuk menanyakan responden memilih menjadi wirausaha atau tidak memilih menjadi wirausaha. Jika responden menjawab memilih menjadi wirausaha maka diberi nilai (coding) sebesar 1 dan jika responden menjawab tidak memilih menjadi wirausaha maka diberi nilai (coding) sebesar 0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9

Jawaban Responden Terhadap Variabel Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha(Y)

Tanggapan Responden

Memilih menjadi wirausaha

Tidak memilih menjadi wirausaha

Total

Pernyataan F % F % F %

1 46 76,7 14 23,3 60 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 60 orang responden untuk variabel pilihan menjadi wirausaha diketahui bahwa sebanyak 46 orang responden (76,7%) menyatakan bersedia memilih menjadi wirausaha, sedangkan sisanya sebanyak 14 orang responden (14,4%) tidak bersedia menjadi wirausaha.

4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Instrumen Variabel Faktor Keluarga

Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat


(63)

(instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot method), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung> rtabel 2. Jika r

, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. hitung< rtabel

Menentukan r

, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

tabel dengan menentukan df = 60 sehingga diketahui rtabesebesar 0.3248. Hasil pengujian validitas instrumen variabel faktor keluarga (X), dari 9 butir pertanyaan yang diajukan.

Tabel 4.10

Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Faktor Keluarga

No Pertanyaan r hitung

Ket 1. Usaha saya ini adalah usaha yang diwariskan secara

turun- temurun 0.559 Valid

2. Saya berwirausaha karena adanya dukungan atau motivasi

dari keluarga. 0.881 Valid

3. Cinta dan kasih sayang dari keluarga membuat saya

bersemangat untuk berwirausaha. 0.941 Valid 4. Saya optimis dengan usaha yang sedang saya jalankan

akan menghasilkan keuntungan. 0.898 Valid

5. Saya memilih komitmen dengankeluarga untuk

menjalankan usaha dengan sungguh-sungguh. 0.919 Valid 6. Saya memilih kepercayaan kepada keluarga dalam hal

mengelola keuangan usaha saya. 0.841 Valid 7. Saya termasuk pribadi yang percaya diri dalam hal

berwirausaha. 0.919 Valid

8. Semangat keluarga memotivasi saya dalam menjalankan

usaha yang sedang saya jalankan. 0.949 Valid 9. Saat ini saya berwirausaha dengan melibatkan anggota

keluarga 0.729 Valid


(64)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 9 butir pertanyaan kuesioner untuk variabel faktor keluarga valid dengan nilai rhitung >rtabel. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Suatu kuisioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap suatu pernyataan tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabilitas jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Ghozali, 2007: 23).

Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Cronbach's

Alpha N of Items Keterangan

Faktor Keluarga .965 9 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua nilai Cronbach's Alpha pada variabel faktor keluarga memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.965> 0,60,


(65)

maka dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan yang terdapat pada kuesioner reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

4.4 Analisis Statistik

4.4.1 Analisis Statistik Regresi Logistik

Metode analisis regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Regresi logistik hampir sama dengan regresi Oldinery Least Square (OLS), bedanya pada regresi logistik terdapat kategori nilai menggunakan variabel dummy. Adapun untuk persamaan regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

YD = α +bX Dimana :

YD = Dummy Variabel Y (Pilihan menjadi seorang wirausaha) α = Konstanta

b = Koefesien regresi X = Faktor keluarga

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS 17.0, maka hasil persamaan regresi logistik dapat dilihat pada Tbael 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a FaktorKeluarga -2.123 1.081 3.859 1 .049 .120

Constant 2.890 1.027 7.915 1 .005 18.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)


(66)

Berdasarkan pada Tabel 4.12di atas, maka persamaan regresi logistik dalam penelitian adalah :

YD = -2.123+ 2.890X

Nilai a sebesar -2.123 artinya jika variabel faktor keluarga (X) konstan (tetap) maka pilihan menjadi wirausaha adalah sebesar -2.123. Nilai koefesien regresi sebesar 2.890 artinya jika faktor keluarga meningkat sebesar satu satuanmaka pilihan menjadi wirausaha akan meningkat sebesar 2.890. Kesimpulannya adalah faktor keluarga memang berkontribusi terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha.

4.4.2 Pengujian Hipotesis

Pada uji ini diharapkan Ho akan ditolak sehingga variabel yang sedang diuji masuk ke dalam model. Dengan bantuan tabel “Variables in The Equation” dapat dilihat variabel mana saja yang berpengaruh signifikan sehingga bisa dimasukkan ke model. Jika nilai sig.<0,05 maka Ho ditolak dan hipotesis diterima.

Tabel 4.13

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a FaktorKeluarga -2.123 1.081 3.859 1 .049 .120

Constant 2.890 1.027 7.915 1 .005 18.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua arah (0,025). Nilai t untuk n = 60 – 2 = 58 adalah 2,002 maka dapat diambil keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut :


(1)

(2)

Lampiran 2.5

Hasil Uji Regresi Logistik

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 60 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value tidak bersedia memilih

wirausaha 0

bersedia memilih wirausaha 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 65.358 1.067

2 65.193 1.186

3 65.193 1.190

4 65.193 1.190


(3)

b. Initial -2 Log Likelihood: 65,193

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Pilihan Menjadi Wirausaha

Percentage Correct tidak bersedia

memilih wirausaha

bersedia memilih wirausaha Step 0 Pilihan Menjadi Wirausaha tidak bersedia

memilih wirausaha

0 14 .0

bersedia memilih wirausaha

0 46 100.0

Overall Percentage 76.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant 1.190 .305 15.189 1 .000 3.286

Variables not in the Equation


(4)

Step 0 Variables FaktorKeluarga 5.075 1 .024

Overall Statistics 5.075 1 .024

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant FaktorKeluarga

Step 1 1 60.681 1.789 -1.058

2 59.195 2.527 -1.760

3 59.059 2.839 -2.072

4 59.056 2.889 -2.122

5 59.056 2.890 -2.123

6 59.056 2.890 -2.123

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65,193

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 6.137 1 .013

Block 6.137 1 .013


(5)

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 59.056a .097 .147

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Pilihan Menjadi Wirausaha = tidak

bersedia memilih wirausaha

Pilihan Menjadi Wirausaha = bersedia memilih wirausaha

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 13 13.000 28 28.000 41

2 1 1.000 18 18.000 19

Classification Tablea

Observed

Predicted Pilihan Menjadi Wirausaha

Percentage Correct tidak bersedia memilih wirausaha bersedia memilih wirausaha Step 1 Pilihan Menjadi

Wirausaha

tidak bersedia memilih wirausaha

0 14 .0

bersedia memilih

wirausaha 0 46 100.0

Overall Percentage 76.7

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation


(6)

Step 1a FaktorKeluarga -2.123 1.081 3.859 1 .049 .120 Constant 2.890 1.027 7.915 1 .005 18.000 a. Variable(s) entered on step 1: FaktorKeluarga.

Correlation Matrix

Constant FaktorKeluarga Step 1 Constant 1.000 -.951