BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan mencipta memerlukan adanya
kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, sehingga kreativitas dan inovasi
tersebut mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak Kasmir, 2006:18.
Wirausahawan yang memulai usaha keluarga cukup banyak ditemui dewasa ini. Sebuah keluarga apabila dibentuk menjadi suatu bisnis maka akan tercipta
situasi mendidik, seluruh anggota keluarga dapat bekerja memperoleh pengalaman serta bekal kepribadian yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan.
Dengan adanya bisnis keluarga, maka kehidupan anggota-anggota keluarga menjadi produktif, mampu berdikari, dan mampu mencapai prestasi-prestasi
dalam hidup. Dalam mengelola bisnis keluarga, tingkat kepercayaan dan rasa aman sesama anggota keluarga lebih kuat dari pada melibatkan orang lain di luar
keluarga untuk bekerja dan mengambil bagian dalam bisnis keluarga www.waspada.co.id–17 Oktober 2013.
Menurut Ward dan Aronnof dalam Susanto, dkk 2007: 5, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota
keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan Menurut Donneley dalam Susanto, dkk 2007: 5, Suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Perusahaan keluarga merupakan perusahaan yang salah satu cirinya adalah lebih dari setengah dari jumlah saham yang beredar dimiliki oleh satu atau dua
keluarga Marpa, 2012: 3. Perusahaan keluarga biasanya didirikan, dipimpin dan dikelola oleh anggota keluarga, walaupun sebagian dari perusahaan keluarga ini
telah dikelola oleh para profesional yang berasal dari luar keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu impelementasi dari kewirausahaan.
Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika
perusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family penerus bisnis
keluarga. Di Indonesia mayoritas pendiri menginginkan agar anak-anak mereka masuk ke dalam bisnis dan respon dari anggota keluarga pun menginginkan
bekerja dalam bisnis tersebut. Hal ini beralasan karena tingkat pengangguran yang demikian tinggi peluang kerja di luar perusahaan keluarga masih cukup sulit.
Perusahaan keluarga memiliki peran yang signifikan di negara berkembang seperti India Basu: Dalam Marpa, 2012: 6. Perusahaan keluarga juga merupakan
badan usaha yang dapat dikelola secara profesional dan berkembang menjadi kelas dunia dengan segala pencapaian kinerjanya yang tidak kalah dengan
perusahaan-perusahaan non keluarga. Perusahaan keluarga memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga lebih reaktif
dan lebih lentur dalam menghadapi kecepatan perubahan lingkungan. Perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keluarga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan perusahaan non keluarga, khususnya dalam menghadapi masa-masa yang kurang baik. Visi dan komitmen
yang kuat dari pemilik dan anggota keluarga terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang menjadi pertaruhan masa depan keluarga, membuat semua
elemen keluarga melakukan upaya apapun untuk menyelamatkan perusahaan dari goncangan.
Perusahaan keluarga dapat menyelesaikan masalah-masalah unik yang menyangkut hubungan antara perusahaan dan keluarga seperti; konflik antar
generasi; konflik antar anggota keluarga; serta masalah keadilan; dan perencanaan kekayaan para anggota keluarga; maka sebenarnya perusahaan keluarga memiliki
daya tahan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan non keluarga. Selain itu, dikarenakan kemampuan responnya terhadap peluang lebih cepat,
maka perkembangan perusahaan keluarga semestinya dapat lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan non keluarga.
Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi suka dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi
masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik di dalam perusahaan maupun di luar urusan bisnis.Pada bisnis keluarga ada rasa
saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang
menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen perusahaan keluarga mempunyai banyak keunggulan, dan ada
berbagai alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi antara lain:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 1.1 Keunggulan Perusahaan Keluarga
1 Adanya patrimonial manajemen, yang berarti berbisnis dengan
keluargaatau perlakukan orang lain seperti keluarga sendiri.
2 Mempunyai modal virtual, yang berarti memiliki kecerdasan dan
modalintelektual yang tinggi.
3 Mempunyai modal kredibilitas usaha yang dibangun atas jati diri
pelakunya.
4 Keputusan bisa di ambil secara cepat.
Sumber: Majalah Family Busines, Edisi 9. 2004
Keuntungan keterlibatan anggota keluarga di dalam bisnis menurut
Longenecker, dkk 2001: 37:
1. Kuatnya ikatan persaudaraan di dalam bisnis keluarga. 2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam
periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingnya. 3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan
perusahaan keluarga. Menurut Lambing Kuehl dalam Hendro 2011: 30, kewirausahaan
adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Suatu aktivitas dianggap
kreatif jika melibatkan suatu pendekatan baru atau unik dan hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima.
Seorang wirausahawan harus selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan
keuntungan. Dalam berwirausaha kerugian merupakan hal yang biasa, karena
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
faktor kerugian selalu ada. Bahkan, bagi para wirausahawan, semakin besar resiko kerugian yang akan dihadapi, semakin besar pula peluang yang akan didapat.
Menurut Zimmerer dan Scorborough dalam Suhela 2008: 11, seseorang yang termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
karena keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh keuntungan, seorang wirausaha juga bisa di hadapi dengan berbagai macam
kendala yang muncul. Adapun keuntungan – keuntungan yang di peroleh mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha
sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi anda.
Menurut Pandji 2002: 243 dan Khasmir 2006: 38 faktor-faktor yang mendorong pengusaha dalam berwirausaha antara lain: modal, pengalaman,
pendidikan, minat dan bakat, dan keluarga. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, peneliti telah melakukan survei awal pada pedagang di pajak pasar
bengkel dan berdasarkan hasil wawancara terhadappedagang yang berada di lokasi tersebut, faktor yang paling dominan dalam berwirausaha pada pedagang di
pajak pasar bengkel yaitu pengalaman, minat dan bakat, dan keluarga. Pengalaman juga dapat memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha,
baik pengalaman pribadi dan pengalaman dari orang lain. Dalam hal ini, pengalaman dapat menjadi petunjuk agar tidak melakukan kesalahan dalam
menjalankan usaha. Minat dan bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang
akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Dengan adanya minat dan bakat tersebut, seseorang akan lebih percaya diri dalam menjalankan
usaha yang dimilikinya. Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan
adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini, semangat dari keluarga sangat
diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan berkembang dengan sukses.
Peneliti memilih para pedagang yang berlokasi di Pajak Pasar Bengkel Jln. Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai. Para pedagang ini adalah
orang-orang yang berwirausaha, karena mereka memilih berwirausaha dari berbagai faktor. Pedagang di Pajak Pasar Bengkel ini menjual berbagai macam
barang seperti pakaian dewasa pria dan wanita, pakaian anak – anak, perlengkapan sekolah, asesoris dan lain – lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka
peneliti tertarik untuk mengetahui faktor keluarga terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang
berjudul “Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha”
.
1.2 Perumusan Masalah