Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik Analisis Bahan Hukum

1.8.3. Sumber Bahan Hukum

Dalam skripsi ini bahan hukum yang dipergunakan adalah bahan hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengkaji bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan yang diurut berdasarkan hierarki peraturan perundang-undangan 13 . Dalam hal ini adalah Undang- Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek dan Reglemen Indonesia yang Diperbarui Het Herziene Indonesisch Reglement HIR. b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai sumber hukum primer seperti buku-buku, harianmajalah, dan karya tulis ilmiah. Dalam hal ini yang digunakan adalah bahan-bahan hukum sekunder yang terkait dengan Merek. c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap sumber hukum primer danatau sekunder seperti kamus-kamus hukum dan ensiklopedia.

1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik Pengumpulan Bahan Hukum yang digunakan yaitu Studi Kepustakaan Library Research. Dalam studi kepustakaan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari buku-buku, 13 Ibid , h. 295 peraturan perundang-undangan, majalah, dan media cetak lainnya yang mengulas mengenai hukum tentang merek untuk dapat digunakan sebagai dasar ilmiah dalam pembahasan materi.

1.8.5. Teknik Analisis Bahan Hukum

Dari bahan-bahan hukum yang berhasil dikumpulkan, baik bahan hukum primer maupun sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskripsi, interpretasi, argumentasi, evaluasi dan sistematisasi. Pengertian masing- masing teknik analisis yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. teknik deskripsi, adalah uraian apa adanya terhadap suatu kondisi atau proposisi-proposisi hukum atau non hukum. b. teknik interpretasi adalah penggunaan jenis-jenis penafsiran dalam ilmu hukum, terutama penafsiran historis dan kontekstualnya. c. teknik argumentasi, yaitu berupa penilaian yang didasarkan pada alasan- alasan yang bersifat penalaran hukum. d. teknik evaluasi, yaitu penilaian tepat atau tidak tepat, benar atau salah, sah atau tidak sah terhadap suatu pandangan atau proposisi, pernyataan rumusan norma, keputusan baik yang tertera dalam bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. e. teknik sistematisasi, adalah upaya mencari kaitan rumusan suatu konsep hukum atau proposisi hukum antara peraturan perundang-undangan yang sederajat maupun tidak sederajat. Dalam pengolahan dan analisis bahan hukum ini penulis menggunakan kelima teknik tersebut secara silih berganti sesuai dengan keadaan yang ada. 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK DAN PROSES

PEMBUKTIAN 2.1. Merek 2.1.1. Pengertian Merek dan Dasar Hukum Merek Pengertian Merek dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Merek yang menyatakan bahwa: “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.” Dari peraturan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Merek tersebut di atas, dapat dilihat bahwa unsur-unsur dari merek adalah: - tanda yang mempunyai daya pembeda - tanda tersebut harus digunakan - untuk kegiatan perdagangan barang danatau jasa Berangkat dari unsur-unsur merek di atas, suatu merek dapat dikatakan berbeda dengan merek yang lain apabila tidak memiliki unsur-unsur persamaan dengan merek lain yang digunakan dalam kegiatan perdagangan barang danatau jasa.