secara sah. to ensure that measures and procedures to enforce intellectual property rights do not themselves become barriers to legitimate trade.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota World Trade Organization WTO yang menjadikannya wajib melaksanakan TRIPs. TRIPs diratifikasi
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994. Indonesia sebelumnya telah memiliki pengaturan mengenai merek yaitu Undang-Undang Nomor 19
Tahun 1992 Tentang Merek, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1992 Tentang Merek. Kedua peraturan tersebut telah tergantikan dengan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
2.1.2. Jenis-Jenis Merek
Dalam Undang-Undang Merek dikenal 3 tiga jenis merek yang diatur dalam Pasal 1 angka 2, angka 3, dan angka 4, yaitu Merek Dagang, Merek Jasa,
dan Merek Kolektif. Dalam Pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Sementara dalam Pasal 1 angka 3 dinyatakan bahwa Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Semua negara yang mengatur adanya pendaftaran untuk merek jasa pada dasarnya berlandaskan kepada klasifikasi jasa yang ditetapkan dalam Konvensi
Nice yang terdiri atas 8 delapan kelas, diantaranya adalah: 1. kelas 35: advertising and business;
2. kelas 36: insurance and financial; 3. kelas 37: construction and repair;
4. kelas 38: communication; 5. kelas 39: transportation and storage;
6. kelas 40: material treatment; 7. kelas 41: educational and entertainment;
8. kelas 42: miscellaneous.
21
Pasal 1 angka 4 mengatur tentang Merek Kolektif, di mana dinyatakan bahwa Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang danatau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang danatau
jasa sejenis lainnya. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa merek kolektif sebenarnya terdiri dari merek dagang dan merek jasa, hanya saja penggunaan
merek tersebut adalah secara kolektif. Di Belanda, penggunaan merek kolektif harus didaftarkan ke Kantor Merek Beneluks dan harus melampirkan pengaturan
mengenai penggunaan dan pengawasan merek kolektif tersebut. Pengaturan ini harus berisi unsur-unsur yang umum dalam merek tersebut dan memberikan arti
pengawasan yang layak dan sanksi yang layak untuk memastikan eksistensi unsur-unsur tersebut.
22
2.1.3. Fungsi Merek