Hubungan Faktor Status Pekerjaan Orangtua dengan Pernikahan Usia Dini Hubungan Faktor Pendapatan Orang Tua dengan Pernikahan Usia

5.1.6 Hubungan Faktor Status Pekerjaan Orangtua dengan Pernikahan Usia Dini

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil ada hubungan antara status pekerjaan orangtua responden dengan pernikahan usia dini dengan p-value = 0,002 OR= 5,500, menunjukan bahwa responden yang orangtuanya tidak bekerja mempunyai risiko 5 kali lebih besar melakukan pernikahan usia dini dibanding responden yang orangtuanya bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafidah 2009 menyatakan menyatakan bahwa yang mempengaruhi kejadian pernikahan usia dini adalah pekerjaan orangtua remaja. Hal ini dikarenakan kehidupan seseorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi keluarga. Sebuah keluarga yang berada di garis kemiskinan akan mengambil keputusan bahwa untuk meringankan beban orangtuanya. Kaitan antara status ekonomi dan status bekerja orangtua dimana status ekonomi yang orangtuanya tinggi akan lebih sedikit menerima pernikahan usia muda Rafidah,2009. Menurut BKKBN pernikahan membutuhkan persiapan yang matang khususnya bidang ekonomi. Sehingga dalam upaya memperoleh pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung akan mendewasakan atau menunda pernikahan. Status pekerjaan orangtua dapat mencerminkan status sosial ekonomi keluarga remaja tersebut.

5.1.7 Hubungan Faktor Pendapatan Orang Tua dengan Pernikahan Usia

Dini di Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara pendapatan orangtua dengan pernikahan usia dini dengan nilai p-value = 0,001 dengan nilai OR= 6.488 menunjukan bahwa pendapatan orangtua rendah 6,488 kali lebih besar berisiko menikahkan anaknya di banding pendapatan orangtua rendah . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh BKKBN yang berjudul kajian faktor sosial ekonomi yang berdampak pada usia perkawinan pertama di provinsi Gorontalo. Pendapatan perkapita keluarga merupakan jumlah penghasilan rill dari seluruh anggota keluarga yang bekerja guna memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga Budihardjo, 2005 :122 Menurut Penelitian Norma Yuni Kartika ada hubungan bermakna antara status ekonomi rumah tangga dengan pernikahan usia dini, hasil penelitian menunjukan bahwa status ekonomi rumah tangga yang rendah berisiko 3,2 kali melakukan pernikahan usia dini di bandingkan dengan ekonomi rumah tangga yang tinggi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian UNICEF 2001 bahwa faktor utama perkawinan anak adalah kemiskinan, dengan perkawinan anak sering dilihat sebagai strategi untuk bertahan hidup. Seorang anak perempuan dianggap sebagai beban ekonomi dan menikahinya dengan pria merupakan suatu solusi. Hasil penelitaian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umbi Sumbulah dan Faridatul Jannah 2012 menyatakan bahwa salah satu faktor pernikahan usia dini adalah untuk mengurangi beban keluarga. Adanya pernikahan dini yang ada di Desa Pandan disebabkan oleh kondidi keluarga yang kurang mampu. Para orang tua menikahkan anaknya pada usia muda menganggap bahwa menikahkan anaknya di usia muda, maka beban ekonomi akan berkurang satu. Bahkan orangtua berharap jika anakanya sudah menikah, maka akan membantu kehidupan orangtuanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian responden yang melakukan pernikahan usia dini salah satunya karena di sebabkan oleh faktor ekonomi. Sebagian dari mereka memutuskan untuk menikah bukan karena dari dirinya masing-masing, ada sebagian karena keputusan orangtua. Orangtua menganggap bahwa mereka tidak mampu untuk menyekolahkannnya dengan demikian orangtua memutuskan untuk menikahkan anaknya karena dianggap dapat meringankan beban orangtua.

5.1.8 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Pernikahan Usia Dini