Pola asuh adalah proses pemeliharaan anak dengan menggunakan teknik dan metode yang menitikberatkan pada kasih sayang dan ketulusan cinta dari
keduaorangtua. Sedangkan pola asuh dalam keluarga merupakan cara orangtua, yaitu ayah dan ibu dalam memberikan kasih sayang dalam mengasuh yang
mempunyai pengaruh besar kepada
anak untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Dalam penelitian ini pola asuh yang diterapkan pada responden kasus adalah otoriter. Pola asuh merupakan pola asuh orangtua yang memaksakan
kehendak anaknya. Pola asuh otoriter mencerminkan pola asuh yang mencerminkan sikap orangtua yang bertindak keras dan cenderung diskriminatif.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan
usia dini pada remaja di desa Sidomulyo kecamatan Ceriping Kabupaten Kendal jawa tengah me nyatakan bahwa pola asuh otoriter mempengaruhi pernikahan usia
dini.
5.1.9 Hubungan Kepercayaan berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini
di Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada hubungan antara kepercayaan responden terhadap pernikahan usia dini di kecamatan Pulokulon
dengan niali
p-value
0,319 OR= 0,169 menunjukan bahwa sampel yang percaya berisiko 0,169 kali lebih besar melakukan pernikahan usia dini di banding sampel
yang tidak percaya terhadap pernikahan usia dini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo diperoleh nilai
p-value=
0,331 artinya tidak ada hubungan signifikan antara sosial budaya dengan
pernikahan usia dini di kecamatan kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 1010. Menurut Puspitasari 2006 menambahkan faktor adat terjadinya
pernikahan usia dini disebabkan ketakutan orangtua terhadap gunjingan tetangga dekat, orangtua merasa takut anaknya dikatakan perawan tua. Hal ini dikarenakan
lebih di kecamatan Pulokulon tidak ada kebiasaan menikah dini, tetapi apabila remaja sudah tidak sekolah dan bekerja akhirnya akan menikah dini sebelum
mereka dewasa. Perilaku menikah dini merupakan perilaku operan yang dipelajari remaja dari
lingkungan tempat individu tinggal. Hal ini berkaitan dengan perilaku menikah dini yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pengaruh lingkungan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat terkait keberadaan seorang remaja putri dan konsep
pernikahan. Pengaruh lingkungan dalam penelitian ini dihitung melalui tingkat keyakinan remaja terhadap norma dan nilai yang berkembang.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan responden yang melakukan pernikahan usia dini sebanyak 42 responden kasus percaya apabila remaja diusia
20 tahun belum menikah bisa dikatakan perawan tua. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal sebagian besar melakukan
pernikahan di bawah usia 20 tahun. Selain itu sebagian besar orangtua responden merasa malu apabila anak perempuannya di usia 20 tahun belum menikah
dianggap tidak laku.
5.1.10 Hubungan Peran Teman dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan