commit to user
41
BAB III PEMBAHASAN
A. Sejarah Perusahaan
1. Sejarah Umum Perusahaan
Harian umum ini muncul bermula dari keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang masih belum juga bangkit dari keterpurukannya.
Sejumlah praktisi media berpengalaman tergerak untuk ikut andil memberikan pencerahan kepada masyarakat. Para praktisi media itu
beranggapan bahwa lewat pencerahan akan mempercepat kebangkitan bangsa. Pencerahan itu bisa dilakukan lewat media, diantaranya surat
kabar. Oleh karena itu munculah gagasan untuk melahirkan sebuah surat kabar. Hampir dua tahun gagasan itu dimatangkan sampai benar-benar
lahir sebuah surta kabar yang bernama Harian Umum Joglosemar. Mengacu pada kawasan yang tumbuh pesat yakni kawasan
Joglosemar yang menghubungkan tiga titik utama yakni Jogjakarta, Solo, Semarang Joglosemar. Roda pembangunan ekonomi, politik, maupun
sosial budaya di Joglosemar berputar cepat. Harian Joglosemar ingin menjadi penggerak untuk mempercepat perputaran itu. Pada tanggal 29
Oktober 2007, Harian Joglosemar secara resmi hadir di tengah-tengah
masyarakat, ikut berkiprah dan meramaikan jagat persuratkabaran di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Sejak
awal, Harian joglosemar berupaya menjadi media pencerahan, kontrol
commit to user
42
sosial, motor penggerak sekaligus menjadi agen perubahan
agent of change
bagi masyarakat ke arah kemajuan. Untuk memainkan peran-peran di atas dibutuhkan ketajaman pena
dan daya kritis yang kuat. Hanya saja Harian Joglosemar memiliki cara khas untuk menyampaikan kritik yang efektif tetapi tetap menjaga
kesantunan. Kami berusaha menyajikan informasi positif dan berusaha mengesampingkan informasi yang justru memperkeruh situasi politik di
Tanah Air. Kami justru menjunjung tinggi kejernihan sebuah informasi. Kejernihan ini bermakna tidak bermuatan kepentingan pihak tertentu,
tetapi mengedepankan
kepentingan rakyat.
Harian Joglosemar
memberikan solusi atas sebuah problem. Begitupun kami ingin memberikan nilai tambah kepada masyarakat setelah membaca informasi
sehingga Harian Joglosemar menjadi lebih dari sekedar inspirasi. Hal itu
semua disimbolisasikan dalam
tagline
Jernih-Bernilai .
Selaras dengan namanya, Harian Joglosemar direncanakan mampu menjangkau kawasan Jogja-Solo-Semarang Joglosemar. Tiga titik inilah
yang dinilai punya potensi perekonomian yang tinggi dengan masyarakat yang dinamis sehingga menjadi pasar yang potensial bagi media. Tiga kota
Jogja-Solo-Semarang juga merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dan DIY.
Sebagai pendatang baru, Harian Joglosear yang bernaung di bawah PT Joglosemar Prima Media hadir dengan harga bersahabat, namun tanpa
mengabaikan kualitas berita. Pada awalnya, Harian Joglosemar menjumpai
commit to user
43
pembaca di wilayah Surakarta, Yogyakarta dan sekitarnya. Kota Solo tetap menjadi sentrum distribusi koran, dengan porsi 50 persen, wilayah eks
Karesidenan Surakarta 30 persen, dan 20 persen sisanya di Yogyakarta. Untuk mengakomodasi dinamika yang berkembang di tengah masyarakat,
awal mulanya Harian Joglosemar terbit 20 halaman, yang terbagi ke dalam dua sesi. Yakni, 12 halaman sesi pertama menampung aneka informasi
dari Kota Solo, Surakarta kabupaten sekitar Solo, Yogyakarta, nasional dan internasional. Sementara delapan halaman sesi kedua berupa tulisan
dan artikel yang dikemas dalam rubrik Politika, Loker, Bisnis, Fokus, Rehat dan Rubrik Budaya. Harga Harian Joglosemar
terbilang murah karena saat itu kami jual dengan harga Rp 1.000.
Sejauh ini kehadiran Harian Joglosemar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat pembaca. Meski demikian Harian Joglosemar tak lepas
dari kritik dari masyarakat pembaca, baik melalui surat, telepon maupun melalui rubrik SMS Warga. Kritik dari pembaca itu sedikit banyak
menjadi pendorong bagi Harian Joglosemar untuk selalu berbenah, baik
pada divisi redaksi, sirkulasi maupun bentuk layanan yang lain. Dalam konteks berbenah inilah, Harian Joglosemar tampak sering
melakukan perubahan baik
lay out
, konfigurasi halaman maupun konten isi, meski semua itu dilakukan tanpa keluar dari visi yang telah
dicanangkan sejak awal. Misalnya, tanggal 22 Juni 2008, Harian Joglosemar
mengalami perubahan konfigurasi halaman dengan hadirnya sesi Market. Sesi Market
commit to user
44
ini bertujuan memberi ruang yang lebih luas bagi dinamika bisnis di wilayah Surakarta, terutama Solo serta Yogyakarta.
Sesi Market muncul hampir bersamaan dengan perubahan struktur internal Harian Joglosemar, hingga terjadinya perombakan di jajaran
direksi. Perubahan internal dilakukan pula pada jajaran redaksi maupun di jajaran nonredaksi atau divisi usaha. Tak hanya itu, kenaikan harga kertas
berturut-turut selama beberapa bulan telah menjadi terpaan yang cukup berat, yang berujung pada pembengkakan ongkos produksi. Karena itu,
mulai tanggal 1 Juli 2008 Harian Joglosemar terpaksa menyesuaikan harga eceran dan langganan. Harga eceran naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500
dan langganan dari Rp 22.000 menjadi Rp 32.000. Setahun
kemudian, seiring
dengan kualitas
yang terus
disempurnakan, Harian Joglosemar kembali menyesuaikan harga. Tanggal
1 Juni 2009, harga eceran naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.000 dan Rp 45.000 untuk harga langganan.
Seiring dengan kenaikan harga tersebut, sasaran Harian Joglosemar dinaikkan
satu tahap
menyasar kelas
menengah. Salah
satu konsekuensinya, halaman cover yang semula didominasi berita-berita
lokal Surakarta,
mulai mengakomodasi
berita-berita nasional.
Pembenahan memang belum berhenti sampai di sini. Sebagai apresiasi terhadap masukan dari masyarakat, sekaligus menjaga kontinuitas
informasi, sejak tanggal 7 Juni 2009, Harian Joglosemar mulai menerbitkan edisi Joglosemar Minggu. Edisi ini mencoba mengangkat
commit to user
45
sisi-sisi lain yang belum tergarap pada edisi reguler. Antara lain melalui rubrik kesehatan, komunitas, olahraga, sastra dan budaya, anak-anak dan
dunia remaja serta gaya hidup. Sebagai media yang relatif masih baru, Harian Joglosemar
memang tengah mencari bentuk dan melakukan eksplorasi tampilan. Hal itu ditempuh semata-mata untuk menyajikan yang terbaik bagi pembaca.
Mulai tanggal 22 Juni 2009, pembaca kembali disuguhi Harian Joglosemar dengan tampilan baru. Nama Joglosemar yang semula berwarna merah-
hitam, diubah menjadi merah-biru, dengan ukuran yang sedikit lebih kecil. Begitu pula format berita di halaman cover juga sedikit berbeda. Selain
hadirnya kolom Iki Lho, berita utama di halaman cover dibuat dengan format bersambung. Format ini memungkinkan dilakukannya eksplorasi
foto maupun grafis dengan lebih leluasa, tanpa mengurangi porsi berita. Menjelang usia dua tahun, Harian Joglosemar melakukan lompatan
besar. Harian ini telah meninggalkan alamat lama di Jalan Dr Radjiman 313, Solo untuk menempati kantornya sendiri di Jalan Setia Budi 89, Solo.
Operasional kantor baru dimulai tanggal 18 Juli 2009. Semula manajemen menargetkan baru bisa memiliki kantor sendiri minimal pada usia dua
tahun. Tapi saat itu belum genap dua tahun, Harian Joglosemar telah memiliki kantor sendiri. Hal itu merupakan sebuah kebahagiaan bagi
keluarga besar Harian Joglosemar. Selanjutnya, genap pada usia dua tahun yakni tanggal 29 Oktober
2009, Harian Joglosemar kembali berbenah untuk kepuasan pelanggan
commit to user
46
yakni dengan menambah halaman menjadi 24 halaman dari sebelumnya 20 halaman. Mulai edisi tanggal 29 Oktober 2009 itu, Harian Joglosemar
juga menghadirkan kertas yang kualitasnya lebih bagus agar hasil cetakan lebih optimal dinikmati pembaca. Tak hanya itu, dalam rangka
menyambut hari ulang tahun yang kedua, Harian Joglosemar juga kembali menyajikan harga jual sebesar Rp 1.500 untuk eceran dan Rp 30.000 untuk
langganan. Program promo tersebut berlangsung selama tiga bulan. Semua pembenahan ini kami lakukan semata-mata untuk semakin
memuaskan pembaca. Harian Joglosemar akan terus berusaha dan
berbenah untuk meningkatkan kualitas Harian Joglosemar demi kepuasan pembaca.
2. Visi dan Misi Perusahaan